broken hearts

550 60 1
                                    

Dan benar saja, kehidupan mereka kembali seperti semula semenjak pulang dari Jangho, Jinyoung sibuk bekerja dan Jisoo sibuk kuliah, sama seperti sebelumnya.

Dan ini sudah seminggu semenjak mereka pulang dari Jangho, seminggu pula Jinyoung rutin mengantar Jisoo ke kampus kemudian menjemputnya.

Pagi ini mungkin akan sedikit berbeda, Jinyoung banyak kerjaan dan besar kemungkinan dia akan lembur, jelas dia tidak bisa menjemput Jisoo hari ini.

"kau bisa pulang sendiri kan?" ujar Jinyoung dari balik telpon.

"kau banyak kerjaan hari ini?" tanya Jisoo memastikan.

"iyaa, mungkin aku akan pulang tengah malam"

"benarkah?"

"iyaa, kau tidak apa-apa kan pulang sendiri?"

"tenang saja, aku bisa pulang sendiri, aku tunggu kau di rumah"

Panggilan itu terputus, Jisoo kembali memasukkan ponselnya kedalam tasnya lalu mendengus pasrah, semenjak kecelakaan itu, dia belum berani pulang sendiri, dia masih takut, takut jika terjadi apa-apa pada dirinya.

Kemudian ketika menjelang sore, Jisoo buru-buru meninggalkan kampus, dia tak ingin pulang malam, lalu berjalan dengan langkah cepat keluar dari gerbang kampus, dia harus mendapatkan taxi sebelum matahari benar-benar tenggelam.

Dia kembali bernapas legah ketika berhasil mendapatkan taxi tak lama setelah dia baru saja keluar dari  gerbang kampus, dia membuka pintu taxi itu dengan cepat, berharap dia bisa tiba di rumah dengan cepat pula.

Lampu jalan sudah menyala, taxi itu melaju memasuki perumahan di Itaewon, kawasan tenpat tinggalnya, Jisoo buru-buru membayar taxinya lalu berjalan cepat memasuki rumah, dia kembali bernapas lega, akhirnya bisa selamat sampai rumah.

Tamu tak diundang datang tepat ketika Jisoo membuka pintu, seseorang menyahut dari arah belakangnya.

"Jisoo....... "

Jisoo menoleh, suara itu, dia mengenalnya dengan baik, tidak salah lagi, itu nyonya Hyerin, ada apalagi dia datang kesini? Ada urusan apa lagi? Kedatangannya membuat Jisoo tiba-tiba takut, sekarang dia bahkan gugup, ingin lari tapi tubuhnya mendadak kaku dan tetap berdiri di ambang pintu.

"Jisoo.... " sahut nyonya Hyerin lagi, melangkah mendekatinya.

"jangan mendekatiku..!! Kumohon!" suara Jisoo bergetar, dia benar-benar takut pada perempuan ini, tubuhnya tak bisa bergerak dan hanya memegangi daun pintu.

"aku ingin meminta maaf Jisoo, aku ingin meminta maaf padamu"

Jisoo menggeleng, dia semakin gugup, takut jika nyonya Hyerin hanya berpura-pura lalu menyakiti perasaannya lagi.

"Jisoo... "

"STOP..!!" Jisoo berteriak, semenjak kecelakaan itu, dia takut hamil, dia takut berhubungan dengan suaminya sendiri, dia takut berada dijalanan seorang diri, bahkan dia takut pada mertuanya, sekarang mulai banyak hal yang dia takuti, dia jadi orang yang penakut, sangat penakut.

"eomonim,  berhentilah! Berhenti menyakitiku! Aku mohon"

Wajah nyonya Hyerin berubah sedih, dia benar-benar merasa sangat bersalah "Jisoo, aku meminta maaf, aku janji tidak akan mengulang kesalahan yang sama, maafkan aku!"

Jisoo mundur dari pintu, ekspresinya berubah, dia gugup "jangan minta maaf padaku! Itu tidak akan bisa mengubah apa-apa, jadi pergilah, kumohon!!"

Jisoo semakin berubah takut, jelas dia tak ingin berada di rumah berdua dengan perempuan itu, dia akan gila, dia takut jika nyonya Hyerin memintanya untuk meninggalkan Jinyoung lagi, sama seperti dulu ketika dia meminta anaknya, menakutkan, Jisoo takut.

BE MY WIFE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang