what happens?

713 73 12
                                    

Semenjak cuti dari kampus, Jisoo tak pernah kemana-mana, dia hanya di rumah saja dan menghabiskan waktunya untuk belajar memasak.

Hari ini dia senang karena kemarin baru kembali dari Jangho, rindunya dengan ibunya terobati, dia bahkan menyusun rencana untuk berkunjung lagi, tapi sayangnya dokter melarang untuk melakukan perjalanan jauh, menyebalkan, Jisoo tak bisa kemana-mana selain senam ala ibu-ibu hamil di rumah.

Dia semakin yakin bahwa dia sedang mengandung anak perempuan karena akhir-akhir ini Jisoo sering melakukan pekerjaan seperti berdandan, memakai baju-baju cantik, menyuruh Jinyoung membelikannya boneka dan memasak setiap hari.

Meskipun kenyataannya tetap terasa sepi karena Jinyoung selalu pulang sore dari kantor.

Suara ketukan pintu terdengar jelas ketika Jisoo berada di ruang tengah, sedikit penasaran siapa yang datang karena Jinyoung biasanya tak pernah mengetuk pintu jika pulang ke rumah.
Pelan Jisoo membuka pintu lalu terkejut mendapati nyonya Hyerin berdiri diluar.

"oh eomonim.... " Jisoo refleks membungkuk, mempersilahkan mertuanya itu masuk.

Jisoo mengekor padanya tapi tak ingin duduk ketika nyonya Hyerin duduk di sofa, Jisoo memutuskan untuk berdiri saja.

"bagaimana kondisimu?"

Jisoo mengangguk, usia kandungannya masuk 4 bulan, dan selama 4 bulan ini Jinyoung tidak pernah lupa mengantarnya ke rumah sakit, dan memperhatikan asupan gizinya.

"nne eomonim, kandunganku sehat-sehat saja"

Kalimat nyonya Hyerin memang begitu terdengar sangat perhatian, tapi entah kenapa ekspresi perempuan itu jelas mengatakan sesuatu yang berbeda.

"aku hanya menginginkan bayi itu lahir dalam keadaan sehat, setelah itu berikan bayi itu pada kami setelah kau melahirkan"

Usia kandungan Jisoo baru 4 bulan dan nyonya Hyerin sudah membahas akan mengambilnya setelah bayi itu terlahir ke dunia? Jisoo lelah, dia tak ingin berdebat hari ini.

"katakan semua yang ingin eomonim katakan!"

Jisoo hanya akan mendengarkannya saja, tergantung apakah dia akan menurut atau tidak.

Nyonya Hyerin melanjutkan "aku dan suamiku akan memberikanmu beberapa saham sebagai ucapan terimakasih karena kau mau mengandung anaknya Jinyoung, setelah itu berikan anakmu pada kami, cukup mudah"

Jisoo masih dengan wajah tak bersemangat mendengar ini, apakah orangtua Jinyoung tak tahu makna dari sebuah pernikahan? Mereka selalu menganggap bahwa Jisoo adalah wanita simpanan yang sengaja Jinyoung hamili agar mendapatkan seorang anak untuk menjadi penerus keluarga mereka, apakah perempuan yang ada didepannya ini masih belum paham bahwa Jisoo adalah istri dari putranya? Atau jangan-jangan nyonya Hyerin tak tahu rasanya menjadi seorang ibu.

"tak perlu membagi saham kalian untukku, aku tak membutuhkan saham itu, aku sama sekali tidak tertarik"

Nyonya Hyerin tertawa kecut "kau sombong sekali Jisoo.... "

"tak ada apapun yang bisa aku sombongkan eomonim, aku tak memiliki apapun, yang aku miliki hanyalah ibuku, Jinyoung dan bayi yang ada dalam kandunganku, jadi jangan pernah meminta salah-satunya, jelas aku tidak akan memberikannya"

Nyonya Hyerin melotot "apa kau bilang? Apakah kau tidak sadar bahwa anak yang kau kandung adalah darah daging dari keluarga kami?" ujarnya dengan nada sedikit ditinggikan.

Awalnya Jisoo tak ingin berdebat tapi pikirannya mendadak kacau sekarang "lalu bagaimana denganku? Anak yang aku kandung bukan hanya milik Jinyoung satu-satunya, tapi milikku juga, aku yang mengandungnya"

BE MY WIFE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang