Chapter 3 - Keseharian

27 0 0
                                    

Hari pertama masuk kuliah di Semester 5 pun akhirnya dimulai. Wooahh semakin mendekati tingkat akhir tantangan hidup semakin chaos bangett

Seperti biasa aku selalu bangun subuh jam setengah 5. Aku salat subuh terlebih dahulu, setelah itu aku berniat untuk membangunkan Arian. Namun, telfonku tak kunjung dia angkat, ah sudahlah mungkin dia masih tidur. Daaan setelah waktu memasuki jam setengah 6, sebuah pop up chat line muncul dan bilang...

A: Baruu bangun meii wkwkw
A: Nii mau sholat
M: Yaudaah solat dulu gihh jangan lupa kuliah yakk
A: Okayy

Aku membereskan apa saja yang harus dibawa buat kuliah. Layaknya jaman SD dulu, kalo masuk semester baru, pasti semuanya baru. Mulai dari tempat pensil, pakaian, sepatu, tas, apapun itu. Namun setelah kuliah, karena kuliah kan memakai baju bebas, so aku hanya membeli peralatan tulis baru, karena peralatan tulis kemarin yaa you know lah bawa pulpen banyak yang balik tinggal satu atau dua, sisanya pasti hilang atau yang minjem ga pernah dibalikin.

Setelah beres, aku menghampir kamar Almi dan Hanum. Oiya Almi dan Hanum ini adalah teman-teman satu kosan ku, dan memang kita satu jurusan. Almi berasal dari Garut, dan Hanum berasal dari Ciamis, dekat dengan kota asalku Tasikmalaya dan sama-sama berbahasa Sunda, so kalo kita lagi bertiga, pasti selalu berbahasa Sunda.

M: Almi!! Hanum!! ek berangkat jam sabaraha? (Mau berangkat jam berapa?
A: Kela mei kela urang lagi beberes heula ieu terus ek mandi (bentar mei aku lagi beres" habis itu mau mandi dulu)
H: Enya ih meii kela atuh santai wee mandi dulu (Iya mei bentar santai yaa mandi dulu)
M: Oh enya nya urang ge can mandi, siap atuh marandi dulu barudak (Oh iya ya akupun belum mandi, yaudah mandi dulu aja)
A & H: Heuhh silaing manehmah kadon we ngabuburu! (Huu kamu malah ngeburu buru)

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30. Aku, Almi, dan Hanum akhirnya berangkat menuju kampus. Seperti biasa, aku dan mereka berjalan kaki. Aku tidak ingin meminta jemput kepada Arian karena aku tidak mau menjadi orang yang manja dan juga aku tidak enak dengan Almi dan Hanum yang jalan.

Setelah sampai kelas akhirnya kami mencari tempat duduk. Kami selalu duduk di baris ketiga dari depan. Dan seperti biasa juga kalo awal semester, setiap mata kuliah pasti catatan selalu lengkap. Oh iya karakter kami bertiga sangat berbeda. Hanum, orang yang paling rajin, selalu mencatat konsisten. Aku, Maira, mencatat awal awal saja, kalau udah gak mood dan malas, pasti gabakal nyatet. Ini nih yang, terakhir, Almi, dia yang paling beuh diantara kita. Dia selalu tidur kalau dikelas, bukan hanya dikelas saja, diamanapun asalkan membuat ia nyaman untuk tidur, dia pasti tidur wkwkw.

Beberapa jam sampai akhirnya tiba pukul 15.00. Akhirnya akupun memutuskan untuk pulang ke kosan. Almi dan Hanum, mereka sedang ada urusan masing-masing makanya aku pulang duluan.

Sesudahnya aku sampai di kosan, tak lupa salat ashar dulu, habis itu aku chat Arian. Banyaak sekali yang sering kita bahas di chat tuh. Mulai dari hal yang penting semisal tentang fakultas aku dan dia, sampai dari yang paling ga penting banget. Tapi, meski hanya sekedar begitupun aku sudah bahagia. Aku senang aku bisa selalu ada untuknya. Aku senang bisa menjadi teman ceritanya. Aku senang bisa jadi tempat ia berkeluh kesah juga. Aku pun senang ketika ia selalu menanyaiku dimana dan apa saja kegiatan yang sudah ku lakukan tiap harinya. Akupun senang karena aku bisa lebih perhatian ke dia. Aku selalu mengingatkan dia untuk tidak merokok terlalu banyak. Ya, meski dia perokok, tapi semenjak bersamaku, dia mulai mengurangi itu dan tidak pernah merokok didepanku. Aku tidak pernah mempermasalahkan dia perokok atau tidak, tapi aku juga selalu mengingatkan dia untuk selalu jaga kesehatannya karena aku tak mau dia ada apa apa.

Malamnya, sekitar pukul 22:00 Arian mengajakku untuk ke warkop tampomas. Warkop terfavorit seantero daerah kampusku. Arian menjemputku di kosan. Akhirnya kami berdua kesana. Arian mengajakku untuk membeli kue pancong. Untukku, pancong nutella dan Arian pancong coklat susu. Karena aku sudah mulai mengantuk, aku meminta Arian untuk bilang ke mas pelayannya dibungkus aja makanannya.

M: Arian, gua ngantuk, dibungkus aja ya
A: Yaudah okey, kasian lu mata lu udah kaya orang mabok teler gitu
M: Ih ngomong tuh ngawur aja! (*memang Arian suka becanda orangnya humoris)

Setelah pesanan kami selesai dibuat, Arian dan aku pulang. Arian mengantarku terlebih dulu ke kosan. Seperti biasa kami selalu "tos" dan melambaikan tangan dan Arian selalu menunggu untuk aku masuk duluan ke kosan, sehabis itu baru dia pergi dan pulang ke kosannya.

Sesampainya di kosan, rasa kantukku malah hilang, dan ada chat dari Arian

A: Meii
A: Raincover gua lu apainn?
A: Lu hamilin yaa?
M: Hah apaansiii?
A: (menunjukkan foto raincover + gantungan kunci yang ku kasih untuk dia)
M: oh ituuu wkwkw
M: Iya kan karena gua udah minjem raincover lu buat carrier gua pas ekspedisi, jadi itu sbg rasa terima kasih ajaa hehe
A: ih apaan si lu wkwkwk
M: ya gapapa yaaan
A: wkwk makasi ya meeei
M: yaudah tidur sanaaa lu
A: lu dulu laah yang tidur, emg lu besok kuliah jam berapa?
M: gua besok jam 10, lu tidur duluan ajaa gua masih ada yg harus dikerjain duluu
A: gapapa gua mau nemenin lu ampe kelar dulu aja wkwkw
M: Lama kalo nungguin gua, ini gua lg ngumpulin mood dulu biar mau ngerjain
A: Yaa berarti kita begadang malam ini wkwk

Ya begitulah percakapan ditengah malam. Dua insan yang sedang merasakan yang namanya rasa suka dan cinta. Tak kenal waktu. Larut malam pun mereka lewati karena mereka sedang sama sama bahagia saling membalas pesan. Aku bahagia, ya Allah. Entahlah, sebenarnya aku ini masih ragu karena aku takut hubungan ku dengan Arian ini seperti hubunganku dengan mantanku yang setahun lalu. Tapi, Arian telah berhasil meyakinkanku meski bagi perempuan lain usaha Arian belum seberapa, karena bahagianya seorang Maira itu cukup sederhana. Adanya seseorang yang selalu ada untuknya, itu sudah membuatku bahagia sekali. Dan aku berharap, tidak akan pernah ada kata berakhir untuk aku dan Arian. Karena sebenarnya aku sudah lelah dengan siklus dekat-bahagia-pudar-pisah-mulai dengan yang baru.

EdelweissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang