Tak terasa, sudah memasuki semester 6, dimana itu artinya aku sudah mau memasuki tingkat akhir dan menjadi angkatan tertua di kampus ini, karena angkatan 56 yang masuk lewat jalur SNMPTN sudah diterima sebagai mahasiswa disini. Dan kau tahu apa? Aku sudah mendapat dosen pembimbing "skripshittt" (skripsi) yang artinya aku harus mulai memikirkan aku akan penelitian apa. Duh, pokoknya jalan setahun ke depan aku akan menghadapi chapter chapter yang sangat chaos dan sangat krusial dalam hidupku wkw yaitu membuat proposal penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, penelitian, seminar hasil, membuat skripsi, revisi skripsi, sidang, dan akhirnya wisuda. Aku sudah tidak sabar ingin segera lulus tapi akupun bingung setelah itu aku harus apa wkw.
Jadi, di jurusanku, ada 6 divisi dan salah satunya aku masuk ke divisi Ekologi dan Manajemen Satwaliar. Awalnya pas ada pendataan untuk topik penelitian, aku memilih topik manajemen pakan untuk owa jawa di suatu penangkaran, dan sebenarnya aku pun sudah ada dosen yang aku ingin untuk jadi dosen pembimbingku, namanya Ibu Lina. Beliau memang ahli di bidang penelitian pakan satwa. Namun prinsipku, siapapun nanti yang akan dosen pembimbing skripsiku, pasti itu yang terbaik, karena melihat teman-temanku yang telah lebih dulu berbicara kepada dosen yang mereka inginkan, berbeda denganku yang lebih memilih untuk Allah yang memutuskan untuk kebaikanku, siapapun dosennya. Entah mungkin memang aku terlalu mager untuk berbicara ke dosen hehe.
Daftar dosen pembimbing skripsi pun keluar, dan ternyata aku mendapatkan dosen pembimbing yang bisa dibilang beliau dikenal tegas dan memiliki ilmu yang sangat banyak, ya memang semua dosenku memiliki ilmu yang lebih, namun dosenku satu ini unik. Dan kau tahu? Aku menjadi solo fighter dimana ketika temanku yang lainnya berkelompok 2, 3 orang atau bahkan lebih dari itu, aku hanya sendiri bersama dosenku. Dosen ku namanya Pak Harits. Beliau memang khusus menangani primata, apalagi primata yang berada di daerah Leuweung Sancang ataupun daerah asal beliau yaitu Sulawesi. Ketika teman-temanku tahu bahwa aku mendapatkan dosen Pak Harits, seketika mereka menyemangatiku untuk terus berjuang wkw. Bagaimana tidak, Pak Harits memang dikenal sebagai dosen yang jenius, teliti, dan mungkin dari pandanganku dia dosen yang begitu perfect dengan segudang ilmunya. Namun, pengalaman dari beberapa kakak tingkatku yang menjadi anak bimbingannya, Pak Harits memang mempunyai sifat yang agak unik pula, yaitu terkadang moody-an dan agak keras kepala. Maka dari itu, sebenarnya akupun agak takut jika nantinya harus menghadap ke Pak Harits sendirian, tapi aku berusaha untuk tetap tenang hehe.
Akupun mulai mencari studi literatur mengenai topik penelitianku. Sebenarnya aku ingin sekali ketemu dosenku untuk sekedar perkenalan, namun literaturku belum cukup untuk nantinya jaga jaga ditanya sama dosenku.
Kegiatanku sehari-hari tidak jauh dari ya kuliah, habis itu makan siang, kuliah lagi, organisasi, dan yang lainnya. Dan tak lazim lagi kegiatanku terkadang suka sampai tengah malam. Apalagi saat ini angkatanku sedang disibukkan dengan bakal adanya KKN dan itu mulai dari bikin proposal kegiatannya, konsultasi program kegiatan nanti di desa kaya gimana, kerja kelompok juga, dll. Selain itu karena akupun diamanahi sebagai Kepala Divisi PDD untuk ekspedisi himproku tahun ini, banyak sekali yang harus aku kerjakan seperti publikasi, bikin poster banner dan kawan kawannya, desain untuk divisi dana usaha, dan yang lainnya. Tak lupa juga sebagai sekretaris di Departemen Olahraga, akupun harus mulai membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan depor.
Kegiatan atau program kerja depor sebenarnya hanya 2, yaitu Forester Cup dan Fahutan Goes To OMI. Forester Cup (Forcup) sudah diselenggarakan dari 2 bulan yang lalu. Yang lagi berjalan sekarang adalah Fahutan Goes To OMI. OMI yaitu sebuah kegiatan olimpiade mahasiswa yang ada di kampusku, yang melibatkan seluruh fakultas yang ada di kampusku untuk bertanding dalam cabang olahraga. Makanya, peran depor tiap fakultas tentunya sangat diperlukan disini. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa akupun memang akan sering berurusan lagi dengan Arian terkait kontingen fakultas karena peran ia yaitu sebagai penanggung jawab kontingen fakultas kami, yaitu Fakultas Kehutanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweiss
Romance[Based on true story and daily activity, tetapi ada beberapa momen yang fiksi, semua nama orang disini disamarkan, namun selebihnya cerita ini akan mengulik perjalanan seseorang dalam menemukan versi terbaik dari dirinya] Tulisan ini, didedikasikan...