Chapter 11 (spesial) - Terakhir Kali

14 0 0
                                    

April 2019.

Setelah selesai kuliah, akupun langsung pulang ke kosanku dan rebahan di kamarku. Entah mengapa tiba-tiba saja aku merasa tenang dengan semua yang telah aku alami selama ini. Seperti biasa akupun membuka hpku, dan pada saat ku membuka galeri, tidak sengaja ku melihat foto masa kecil Arian yang pernah ia berikan padaku, juga foto masa kecil ku yang aku bentuk dalam grid. Seketika, semesta mencekam perasaanku saat itu. Ia datang ke pikiranku lagi, semesta. Dan malam ini, entah mengapa perasaanku sangat bercampur aduk. Tanpa disadari, air mataku pun dengan tiba tiba jatuh begitu derasnya. Aku ingin menulis semua kata-kataku ini. Akupun akhirnya mengambil secarik kertas dan satu pulpen di meja belajarku, dan mulai menuliskan apa yang aku rasakan...

Arian, apa kabar? Aku harap semoga kamu bahagia selalu.
_
Yan, alhamdulillah, sekarang aku udah sembuh. Benar-benar sembuh. Waktu telah menyembuhkanku dari luka setelah kita berpisah. Dan sekarang, masih dengan Maira yang sama, selalu bersyukur dengan keberadaan Arian, dan juga bersyukur hanya dengan melihat Arian.
_
Kangen? Rindu? Sayang? Ga usah ditanya yan. I'll always honestly truly completely love you, although we've been separated, kita tidak tahu masa depan akan seperti apa, meski nantinya baik aku maupun kamu akan menemukan seseorang yang bisa membuat kita bahagia, tapi sampai kapanpun kamu akan selalu menjadi bagian dari diriku yang saat ini.
_
Sebelum aku benar-benar akan melepasmu, izinkan aku untuk merindukanmu sejadi-jadinya. Aku benar benar rindu kamu yan, sangat. Aku rindu cerita-ceritamu padaku, aku rindu dengan malam yang selalu membawa kita ke tampomas, aku juga rindu bunga edelweiss kita ya. Dan aku rindu semua hal tentang kita.
_
Jaga diri kamu baik baik ya, Fiersa-nya Maira, kesayangannya Maira, calon bapak negara yang katanya dulu mau ngejadiin Maira ibu negara, dan best part nya Maira. Maafin Maira kalo dulu belum bisa ngasih yang terbaik buat kamu. Dan sekarang, insya Allah, Maira ikhlas melepas Arian. Bahagianya Arian, bahagianya Maira juga. I love you too and i want you to be free. Also i'll miss you. Aku juga janji bakalan selalu kuat seperti apa yang Arian bilang. Lets be tough together! Salam untuk ayah ibumu ya Arian, rukun rukun juga ya sama Tara sama Ade kamu yang satu lagi...

With unconditionally and never ending love,

Maira Nurma.

Begitulah terkadang ketika aku sedang merindukannya, secara tidak sadar air mataku jatuh begitu saja. Suasana merinduku kepadanya ditambah dengan lagu yang kuputar di Spotify yang kebetulan pas banget mengiriku menulis ini semua.

One Last Cry
Brian McKnight

My shattered dreams and broken heart 
Are mending on the shelf
I saw you holding hands standing close to someone else
Now I sit all alone, wishing all my feeling was gone
I'd give my best to you
Nothing for me to do
But have one last cry

One last cry
Before I leave it all behind
I've gotta put you out of my mind, this time
Stop living a lie
I guess I'm down to one last cry

Cry

I was here, you were there
Guess we never could agree
While the sun shines on you,
I need some love to rain on me
Still, I sit all alone,
Wishing all my feeling was gone
Gotta get over you
Nothing for me to do
But have one last cry

One last cry
Before I leave it all behind
I've gotta put you out of my mind, this time
Stop living a lie
I know I gotta be strong,
'Cause 'round me life goes on and on and on 
And on

I'm gonna dry my eyes
Right after I have my one last cry

One last cry
Before I leave it all behind
I'm gonna put you out of my mind, for the very last time
Been living a lie
I guess I'm down
I guess I'm down
I guess I'm down to one last cry
.
.
.
I love you, Arian. I'll miss you. Take care and be tough.

EdelweissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang