Part - 7 Halusinasi atau Asli??

13.4K 857 8
                                    

Gedung berlantai dua puluh terlihat menjulang dikawasan itu. Terdapat lambang huruf G yang merupakan simbol dari sang pemilik. Ornamen dan arsitekturnya membuat beberapa orang kagum. Itu karena sang pemilik sengaja mendatangkan arsitek dari Italia untuk mendekor gedung miliknya sepuluh tahun silam. Gedung yang terlihat mencolok dibanding gedung disekitarnya.

Sebenarnya bukan properti ini saja yang dimilikinya namun masih banyak The Gritson lainnya yang tersebar dibeberapa daerah bahkan negara. Tanyakan saja nama Gritson dan semua orang akan menunjuk beberapa gedung yang merayap dipinggir jalan. Berlebihan memang tapi itulah kebenarannya. Restoran, hotel, bar, rumah sakit bahkan pertelevisian adalah salah satu usaha milik keluarga Gritson. Awalnya nama besar Gritson didapat dari bisnis propertinya yang mendunia dan saat ini firma hukum milik anak laki-lakinya juga menuai sukses yang sama.

Meski demikian pewaris The Gritson satu-satunya enggan mengurusi semua hal itu. Dia lebih suka memantau melalui laporan yang diberikan orang-orang kepercayaannya.

Dale Gritson lebih suka menghabiskan waktunya di gedung firma hukumnya. Gedung yang dibangun setelah menyelesaikan studinya. Usaha yang benar-benar ia mulai dari nol dengan modal pinjaman yang dipinjam dari orang tuanya. Dulu, hampir dua puluh empat jam waktunya digunakan untuk memperbesar firmanya. Sebenarnya bukan masalah besar jika Dale menggunakan nama Gritson untuk menarik beberapa clien pertamanya tapi ia tidak menginginkan itu. Ia ingin cliennya benar-benar puas dengan hasil kinerjanya dan sekarang itu telah terwujud.

Saat ini, Dale hanya tinggal duduk dan memantau hasil kerja karyawannya. Ini juga dikarenakan Jesselyn Gritson -kakaknya - memutuskan mundur dari perusahaan. Karena kehamilan pertamanya dua tahun silam membuat Jesse menyerahkan kedudukan Ceo The Gritson's pada Dale.

Helaan napas pelan keluar dari bibir seorang pria tampan dibalik mejanya. Hari belum sepenuhnya siang tapi masalah sudah datang silih berganti. Menutup komputer jinjingnya dan beranjak dari kursinya.

Sebelum menyelesaikan masalah yang menimpa salah satu perusahaannya. Dale harus pergi untuk memastikan sesuatu.

Langkah kakinya membawanya menuju lift. Ia masuk dan memencet tombol yang berakhir dilantai dasar. Lift berdenting, menandakan bahwa ia tiba dibawah. Mateo- orang kepercayaannya - telah menunggu di lobi. Meski dia hanya seorang bawahan, namun tingkahnya tidak menyiratkan demikian.

Mateo yang tampilannya lebih fleksibel tengah berdiri bersandar dimeja resepsionis sambil menggoda Alena - karyawan baru - yang baru melintas. Tingkahnya yang sedikit usil membuat Alena tampak tersipu malu, sedang Mateo hanya tersenyum sambil melontarkan beberapa kata yang semakin membuat Alena salah tingkah.

Dale hanya menggelengkan kepalanya. Ia berjalan mendekati keduanya dan berdehem.

"Biarkan dia bekerja disini lebih lama Mateo?"

Kedatangan Dale sontak membuat keduanya terkejut. Suara tenangnya menyiratkan bahwa yang dilakukan Mateo hanya menganggu pekerjaan karyawannya dan ini bukan yang pertama kalinya.

Alena yang menyadari kedatangan Dale buru-buru beranjak. Meninggalkan dua orang yang beradu mulut. Lagipula ia tidak mau mendapat surat peringatan diminggu pertama bekerjanya.

"Ck. Justru aku yang membuatnya semakin betah disini Dale." Mateo tidak terima maksud dari ucapan yang dilontarkan Dale.

"Ayolah, kau tahu sendiri. Aku tidak melakukan apa-apa" Mateo masih berusaha membela dirinya.

"Kau yakin?" Dale bersidekap, memberi pandangan dengan sebelah alis terangat.

Mateo menggeram "Sialan kau Dale. Aku pastikan surat pengunduranku akan ada dimeja mu besok pagi."

BASTARD LAWYER [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang