Haaiiii....aku come back..🙋🙋
Jangan lupa vote dan comentnya yess??😘***
√ Happy Reading..√
Ketukan heels menggema mengisi kekosongan koridor. Kalau bukan karena novel sialan itu, Floria tidak akan kesiangan. Kalau bukan karena penasaran dengan ending cerita, Floria tidak akan baca marathon. Kalau bukan karena ingin menghindari iris mata hijau, Floria tidak akan membeli novel sialan itu. Jam empat dini hari, ia terpaksa memejamkan matanya. Kantuk yang menerjangnya tak dapat ditahan lagi.
Floria mengumpat, andai saja ia tahu novel itu tidak akan selesai dalam satu malam. Ia pasti akan memilih tidur lebih awal. Toh hasilnya sama saja, ia tetep tidak mampu menyelesaikannya. Meski dalam hati, dirinya masih begitu penasaran.
Setelah kejadian dua hari yang lalu, Floria sengaja menyibukkan diri. Ia tidak mau mengingat bagaimana rasa ciuman itu. Sebagai wanita yang sudah lama tak tersentuh. Floria sedikit membayangkan apa yang ada dibalik kaos ketatnya. Meski hanya sentuhan luar, Floria yakin jika didalamnya terdapat sesuatu yang akan membuatnya panas.
Uhhh...tidak. Sudah cukup ia berfantasi dengan novel bacaannya. Ia tidak mau lagi membayangkan sosok yang begitu sempurna tersebut. Lagipula dia adalah wali murid dan yang jelas pria itu sudah beristri.
Apa kata orang, jika Floria ketahuan membayangkan suami orang. Tidak. Ia tidak mau dicap sebagai wanita pengganggu rumah tangga orang. Ia tidak mau menjadi orang ketiga. Pasti akan menjadi konflik yang begitu rumit dan drama berkepanjangan.
Lagipula siapa yang tahu, jika pria yang dikenal dengan nama Gritson sudah melupakan kejadian itu. Mungkin sebagai lelaki brengsek, ia hanya mencari kesenangan sesaat diluar rumah.
What the hell!! Floria benar-benar benci memikirkan ini.
"Permisi?" Floria menyapa kepala sekolah yang berada kini berada dibalik meja.
Wanita paruh baya itu lantas mendongak dan tersenyum hangat. Kerutan disekitar matanya mulai nampak, namun tak mengurangi sedikitpun wajah cantiknya. Floria yakin, sewaktu masih seumuran dengannya. Wanita yang kini tersenyum padanya itu pasti memiliki kisah percintaan yang hebat. Tidak seperti dirinya yang hanya terpaut dengan satu lelaki.
"Masuklah" sapaan hangat membuat Floria menyadari jika dirinya masih berdiri diambang pintu.
Floria melangkah pelan mendekati meja Mrs. Warren dan duduk didepannya. "Maafkan aku, sungguh aku tidak bermaksud membuatmu menunggu. Aku tidak menginginkan ini terjadi. Tapi apa daya, aku memiliki sedikit masa-lah." suaranya mengecil diakhir kalimatnya.
Sial. Seharusnya ini tidak pernah terjadi. Meski Mrs. Warren tidak keberatan tapi ia tahu bahwa ini bukan hal yang bagus. Selama ini ia tidak pernah membuat kesalahan karena, yah seperti yang ia tahu. Tidak pernah ada orang yang mengacaukan pikirannya.
Berlebihan memang. Mungkin orang akan berpikir konyol bahwa membuat orang menunggu adalah hal biasa. Tapi tidak dengan Floria. Wanita itu berpikir lebih baik ia yang menunggu daripada membuat orang lain menunggu.
Seperti yang ia lakukan selama ini. Menunggu seseorang yang diharapkan untuk datang. Memintanya kembali dan membawanya pulang ke rumah.
Huhh.. Rumah??
Selama ini ia tidak lagi tahu apa itu rumah. Seperti apa kehidupan didalamnya. Meski apartemen yang ditempatinya bisa disebut rumah tapi Floria tidak pernah berkata bahwa itu rumahnya. Itu hanyalah sebuah tempat singgah sampai ada seseorang yang membawanya pergi.
"Jangan khawatirkan itu. Lagipula ada yang harus aku selesaikan. Apa masalahmu sayang, mungkin aku bisa membantu?"
Lihat... Mrs. Warren benar-benar baik. Floria benar-benar menyesal melakukan ini padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD LAWYER [Sudah Terbit]
Lãng mạnPLAGIAT DILARANG MENDEKAT...!!! Floria Mithcell 27th Dia adalah seorang wanita berkebangsaan Inggris lebih memilih meninggalkan negaranya hanya untuk mendapatkan kedamaian. Meski dia hanya menjadi pengajar disalah satu sekolah kindegarteen, namun hi...