Part - 15 Bimbang

14.5K 657 6
                                    

Setelah pergumulan panas mereka. Tak ada satupun yang beranjak dari ranjang hingga matahari mulai tinggi. Entah jam berapa mereka tidur karena yang pasti para pelayan enggan membangunkan tuannya untuk sarapan. Dan ini tidak seperti biasanya, padahal Dale tidak pernah terlambat untuk sarapan kecuali ia yang memang harus pergi ke kantor di pagi buta. Dan para pelayan pun memaklumi itu.

Tapi tidak dengan sekarang. Keterlambatan sarapan dikarenakan bangun kesiangan adalah hal langka yang terjadi pada tuan mereka. Sehingga pelayan berbisik-bisik penasaran apa kiranya yang menyebabkan tuannya belum keluar dari kamarnya.

Tidak pernah ada yang berani mengetuk pintu kamarnya kecuali ada keadaan mendesak dan kali ini tidak ada apapun yang mendesak hingga harus mengetuk pintu. Jadi mereka hanya bisa menunggu dengan penasaran sambil melirik pintu yang masih tertutup rapat.

Sedangkan didalam kamar, pria tampan dengan jambang tipis itu tampak mulai membuka matanya. Sinar matahari yang masuk melalui balkon yang terbuka membuat Dale memicing. Menyesuaikan matanya dengan sinar yang menerangi kamarnya.

Sejak kapan ia bangun setelah matahari bersinar begitu tinggi?

Kesadarannya kembali ketika tubuh disampingnya menggeliat, mencari posisi nyaman dengan menyurukkan kepalanya ke dada miliknya.

Dale menoleh, mendapati seorang wanita dengan rambut cokelat itu tidur tanpa terusik sama sekali. Dale baru sadar jika tangannya berada dipinggangnya. Ia bergerak mengubah posisinya menjadi duduk sebelum ingatan semalam menghantamnya.

Melakukan seks hebat dengan wanita disampingnya. Berkali-kali klimaks dan inilah yang membuatnya kelelahan. Mungkinkah demikian? Karena meski ia lelah akibat pekerjaan yang menumpuk, ia tidak pernah bangun siang seperti sekarang. Benarkah seks hebat berpengaruh pada pola tidur? Benarkah seperti itu?

Nyatanya, itu tidak benar. Karena seks hebat yang ia lakukan sebelumnya tidak pernah berhasil. Ia justru tidak bisa tidur setelahnya.

Dale turun dari ranjang kemudian menyeret kakinya ke kamar mandi dengan tubuhnya yang telanjang. Ia menyalakan shower, membiarkan air mengalir membasahi rambut dan tubuhnya. Kini ingatan tentang kejadian semalam berputar layaknya sebuah kaset yang diputar ulang. Adegan demi adegan terpampang jelas.

Padahal selama tiga tahun belakangan, Dale belum pernah melakukan seks seperti itu dengan mereka yang disewanya. Meski tujuannya sama yaitu sama-sama demi kepuasan tapi kali ini berbeda. Ia tidak tahu, apakah setelah ini akan kembali seperti semula atau mungkin tidak. Namun yang jelas, Dale tahu bahwa mereka berdua tidak mungkin terikat dalam suatu hubungan.

Bila ada yang bertanya mengapa? Padahal mereka sama-sama tanpa pasangan maka Dale akan menjawab, ia tidak bisa menjilat ludahnya sendiri.

Andai Floria datang lebih awal mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Mungkin ia bisa mengubahnya. Dan Dale benci keterlambatan ini. Meski perkenalan mereka hanyalah sebuah kebetulan semata, entah kenapa Dale ingin sesuatu yang lebih. Ia ingin tahu lebih banyak tentang wanita ini. Siapa dia? Mengapa ini bisa sampai terjadi? Mungkinkah ini sudah direncanakan dan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengambil keuntungan darinya?

Well...Dale tidak menutup kemungkinan untuk poin terakhir. Apa yang tidak mungkin dilakukan wanita jika mereka membutuhkan uang dan Dale telah banyak menghadapi yang seperti itu.

Sebenarnya tidak masalah jika demikian. Jika ini hanya tentang uang, Dale dengan senang hati akan memberikannya kecuali berkaitan dengan hubungan maka Dale tidak akan pernah bisa memberikan itu.

Matanya tanpa sengaja melihat foto kebersamaannya bersama istrinya membuat perasaan bersalah hinggap didadanya. Harusnya Dale tidak membawa wanita lain dalam kamar mereka, tempat yang menjadi kenangan cinta mereka. Kamar yang di isi dengan keromantisannya. Harusnya Dale bisa menyeret wanita ini ke tempat lain seperti biasanya.

BASTARD LAWYER [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang