Matahari baru saja tenggelam di peraduan ketika Zelia selesai melakukan pemotretan, para kru yang membantu memperlancar kegiatannya hari ini. Ia membersihkan tubuhnya dari keringat yang menempel. Asistennya menjaga ruangan itu agar dirinya mandi dengan nyaman sambil mengomentari postingannya kali ini.
"Dalam sepuluh menit udah ada tiga ratus delapan puluh love nih, Zel!" seru asisten Zelia.
"Iya donk, siapa yang jadi modelnya?" tanya Zelia bangga di dalam kamar mandi.
Asisten Zelia ikut senang karena pamor Zelia makin melejit. Komentar-komentar yang sekiranya menarik segera dikatakannya pada Zelia. Termasuk komentar yang mengatakan jika ingin sekali menikmati tubuh seksi Zelia dua puluh jam nonstop.
"Gila aja, masa mau nge-sex sama kamu dua puluh jam nonstop." Asisten Zelia tertawa di tempat menatap Zelia.
Zelia meraih ponsel asistennya dan mengecek kebenaran perkataannya. Pemberitahuannya pun sudah jebol dalam hitungan puluhan menit saja, serta komentar yang beragam makin menumpuk. Zelia tersenyum senang dan mengenakan sepatu tingginya lagi, sepatu paling nyaman yang dibelinya dengan hasil jerih payahnya.
"Fir, kamu suka ini enggak?" tanya Zelia pada Fira.
Fira bangkit segera dan mendekat ke arah Zelia, "Suka. Cantik tuh yang warna ungu silver."
"Mau?" tawar Zelia.
Fira menatap Zelia serius. "Kamu nawarin aku beneran?"
"Iya, mau enggak?" tanya Zelia membuka sebuah aplikasi online shop yang terkenal di Indonesia.
"Mau banget, Zel!" seru Fira girang.
"Okey, tunggu tiga sampai empat hari ntar sampai ke rumah, ambil ya. Nomer tiga delapan, okey!"
"Trims ya, Zel!"
"Iya, itu sebagai apresiasi buat kamu yang selalu ada buat aku," kata Zelia.
Fira senang sekali tahu niat baik Zelia, menurutnya tak semua model terkenal itu semena-mena pada asistennya karena buktinya Zelia begitu baik padanya membelikannya sepatu dengan harga hampir setengah juta, ia juga tak pernah mendapatkan gaji dengan potongan aneh-aneh, malah dilebihi oleh Zelia. Fira membereskan peralatan make up yang dipakai Zelia sebelum pulang, memeriksa ruangan pribadi dahulu dan menutupnya rapat.
Fira memang tak secantik Zelia, tahu diri juga dia sebagai asisten Zelia tak pernah sekali pun memakai barang Zelia yang dipasrahkan padanya. Model wanita dua puluh sembilan tahun itu juga membiarkan dirinya tinggal di salah satu kamar di lantai bawah rumahnya. Fira senang sekali bisa tinggal satu atap dengan Zelia Jaques.
Zelia menaruh tas tangannya di atas ranjang, melihat cerminan dirinya yang seksi di cermin. Ia melepaskan pakaiannya, aroma sabun cair lavendernya masih tercium. Kulit mulus Zelia terpampang jelas, ia mengelus dadanya, membulat sempurna dan ranum belum pernah disentuh satu pun pria, meski mereka mengemis ingin mereguknya.
Tangan Zelia semakin ke bawah dan menurunkan penutup pinggangnya, dari arah samping terlihat kemerahan 'pintu' yang paling dijaganya selama ini. Dia bukanlah model seksi murahan mengumbarnya pada pria-pria beruang di luaran sana. Jarinya mengelus pelan, sungguh merah muda yang merona dan menggiurkan. Zelia tersenyum kecil dengan tubuh yang dimilikinya, ia menaikkan kembali celana dalam tipis berwarna kuning gading, menyambar dress mini tipis bermotif bunga dari kain satin dan turun ke bawah.
"Fira, kau sudah tidur?" tanya Zelia yang mendengar suara Fira dari kamar.
Zelia menoleh ke lorong kamar Fira, asistennya itu tengah menyanyi. Ia mengambil minum dan mendekati kamar Fira, benar telinganya telah disumpal headphone. Zelia berbalik ke dapur lagi, berpikir membuat infus water dari lemon dan mentimun. Zelia memasukkan irisan keduanya di dalam botol yang diisi oleh air dingin dan mencicipinya, terasa segar sekali. Suara ketukan terdengar dari luar, Zelia menoleh dan melihat jam dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exquisite ✓ [Terbit : Ready Stock]
Romance21+ ⚠Don't Copy My Story ⚠ Zelia tak pernah tahu siapa yang telah berani meneguk kenikmatan tubuhnya malam itu. Ia sangat frustasi takut jika dunia tahu apa yang telah terjadi padanya. Zelia mencari sosok pria yang menjamahnya dengan cara-cara yang...