BETRAYAL (5.2)

991 156 16
                                    

DAY BY DAY (2)

.

.

DAY 3 THERAPY

"AAAAA...!!"

Seongwu berteriak sekencang-kencangnya, agar kekesalannya menguap ke udara atap rooftop. Nafasnya begitu terengah-engah setelah hampir seperempat jam dia berteriak tanpa henti.

Dengan tangan yang masih bergetar hebat, dia membuka tutup botol mineralnya kemudian di tenggaknya ganas.

Hari ini Seongwu tidak dapat berkosentrasi penuh saat melakukan pekerjaannya. Dan di tengah-tengah pekerjaanya dia putuskan untuk ke atap, meluapkan semua kegundahannya. Rasanya hari ini dia ingin menggali lubang dan mengubur dirinya sendiri disana.

Malu bercampur marah.

Kejadian pagi ini adalah salah satu bentuk kesialan Seongwu-menurut Seongwu. Harusnya dia tidak membantu Daniel merapihkan jenggotnya. Harusnya dia bisa melawan rogue yang kelebihan hormone itu. Harusnya dia tidak membalas ciuman alfa dengan pheromone yang menggoda itu.

Rogue sialan yang bernama kang Daniel telah berhasil mengendalikan dirinya. Berhasil menghipnotisnya. Berhasil membuat pertahanannya runtuh.

Bisa-bisanya Seongwu pasrah bahkan membalas ciuman dari rogue yang sudah merusak hubungan matenya dengan Minhyun.

Seongwu mengusak-usak bibirnya sendiri sampai memerah.

"SIALAN!!!"

Tapi beruntung Jihoon kembali ke ruang terapis untuk mengambil Infra Red yang tertinggal. Pergulatan bibir merekapun terganggu.

Seongwu yang langsung mendapati akal sehatnya, mendorong keras Daniel yang berdiri di hadapannya sampai membentur dinding. Akal sehatnya benar-benar kembali dengan cepat, kalau tidak mungkin sekarang dirinya sudah berada dibawah kuasa mate barunya.

'Atau harusnya jihoon tidak datang? Pikir apa kau, Seongwu?!' Seongwu menampar pipinya sendiri.

.

Setelah menenangkan diri di atap rooftop Rumah Sakit. Seongwu kembali ke ruangannya dengan senyum sempurna, cerah seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Baru saja melangkah cantik memasuki ruang khusus terapis, alfa yang sudah membuat mood Seongwu jatuh pagi ini masih bertengger ganteng duduk di kursinya.

"Ngapain kamu masih disini?" sambut Seongwu jutek

"Nunggu jam terapi" senyum Daniel merekah bersitatap dengan Seongwu.

"Jam dua! Dan ini masih jam 11. Sana kembali ke kamar inapmu!" suruh Seongwu menarik lengan kanan Daniel

Daniel menarik tubuhnya kembali, "Ga mau! Aku akan disini nunggu jadwal terapiku."

Seongwu mengehela nafas kasar ke udara, membuat surai lebatnya berterbangan. Seongwu menyerah,

"ok, tapi jangan di ruangan ini!"

.

Jadwal hari masih sama padatnya, menangani 8 pasien dengan Daniel sebagai pasien terakhirnya. Selagi Seongwu bekerja, dia yang menyuruh Daniel untuk tetap berdiam diri tinggal di ruang penyimpanan alat-alat terapi. Karena Daniel tidak mungkin di letakan di meja terapis atau di ruangan OT, itu akan mengganggu yang lain. Hanya dengan kehadirannya saja sudah merupakan bentuk dari gangguan-- menurut Seongwu.

Daniel mengawasi setiap gerak-gerik Seongwu dari dalam ruang penyimpanan alat-alat terapi yang hanya di batasi kaca. Selain insiden tadi pagi, ini juga bisa menjadi alasan ke dua Seongwu tidak dapat berkosentrasi hari ini. Seongwu tidak berani walau hanya untuk melirik Daniel dengan ekor matanya, tubuhnya saja meremang tiap kali pandangan Daniel menusuk punggungnya. Apalagi untuk sekedar melihat Daniel sedang melakukan apa(?) Seongwu tidak akan sanggup.

BETRAYAL [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang