BETRAYAL (8)

778 149 39
                                    

.

.

Kepala Seongwu sungguh sangat pening sekarang. Perjalanan pulang ke kediaman klan yoon terasa memakan waktu yang lama. Banyak hal menumpuk di dalam otaknya.

Ini sudah tengah malam, tapi Seongwu masih menemukan cahaya terang dari dalam kediaman klan Yoon.

"Kamu sudah pulang? Kenapa larut sekali pulangnya?" suara bariton menyapa Seongwu yang baru saja menginjakan kaki di dalam rumah.

"Tetua!" Seongwu membungkukan setengah badanya, "Tetua belum istirahat?"

"Entah lah... Efek semakin menua sepertinya. Tidur disiang hari dan insomnia dimalam hari." tetua Yoon mengayuhkan langkahnya malas, menuju ruang tengah.

Dari belakang Seongwu mengekorinya, memijit pelan bahu tetua, "Apa perlu terapi?"

Tetua Yoon tersenyum sambil memegangi tangan Seongwu di bahunya, "Kenapa pulang menyetir mobil sendiri? Dimana Jisung?"

Seongwu menggelengkan kepala, kemudian bergelayutan di bahu kekar tetua, "Jisung hyung sedang banyak pasien, dari kemarin dia menginap di Rumah Sakit."

"Oiya, bagaimana kabar hubunganmu dengan Daniel?" pertanyaan mendadak yang tak terduga dari tetua membuat Seongwu menyudahi aksinya--bergelayutan manja di bahu kekar tetua yang sudah di anggapnya appa kandungnya itu.

"B-baik tetua" Seongwu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Syukur kalau begitu."

"Kalau begitu Seongwu istirahat dahulu tertua"

"Ehm... Seongwu, satu pesanku!" Ucap tetua dengan nada serius

"Apa itu?"

"Jangan lihat status Daniel sebagai rogue, lihat lah Daniel sebagai Daniel."

Seongwu terdiam sesaat, "tetua"

"Ehm?"

"Kenapa tetua begitu menyukai klan kang?" selidik Seongwu

"Karena aku mengenal mereka. Dan mereka tak sejahat yang orang-orang lihat" tetua Yoon tersenyum dengan sebuah sentuhan lembut di pucuk kepala Seongwu.

"Istirahat sana. Sudah larut malam" tetua menguap bersamaan langkahnya yang meninggalkan Seongwu dalam diam.

"Selamat malam tetua!"

"Ehm! selamat malam!"

Seongwu berjalan menuju kamarnya dengan berbagai pemikiran yang memenuhi otaknya. Dia membanting tubuhnya sendiri di tempat tidur, menenggelamkan wajahnya di bantal.

"Setelah berbicara dengan Minhyun selesai. Tinggal merencanakan berbicara dengan tetua. Ini adalah hal tersulit!" monolog Seongwu.

.

.

***

.

.

Hari-hari berlalu dengan tenangnya, seakan semua kembali pada tempatnya. Seongwu merasa damai sekarang, walau sebenarnya ada beberapa hal yang belum sempurna terselesaikan. Tapi setidaknya tanpa Seongwu harus repot-repot menghindari Daniel. Daniel dengan sendirinya telah menghilang dari hadapan Seongwu. Tanpa Seongwu repot-repot menjelaskan bahwa dirinya lebih memilih Minhyun dari pada Daniel. Daniel tidak pernah lagi muncul dalam kehidupan Seongwu seminggu belakangan.

Tapi terkadang rasa penasaranan Seongwu menggelitik otaknya.

Seperti kenapa dengan mudahnya Daniel menghilang? Daniel tidak memiliki inisiatif apa untuk mengejarnya? Memohon agar Seongwu lebih memilihnya? Atau sekedar menanyakan perkembangan hubungan mate-nya?

BETRAYAL [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang