BETRAYAL (10)

791 143 34
                                    

.

.

Pagi hari ini sangat cerah, tapi entah mengapa berbanding terbalik dengan suasana hati Seongwu. Sejak kepulangannya dari kediaman klan kang, perasaannya bertambah kacau. Rasanya ingin membelah diri kalau bisa.

Semalaman Seongwu tidak bisa tidur. Telepon dari Minhyun pun tidak dia angkat. 50 panggilan tak terjawab dan 77 pesan tak dibuka, yang sepertinya semuanya itu dari Minhyun.

Dan yang lebih membuat rasa bersalahnya bertambah adalah tetua Yoon yang ternyata sudah mengetahui semuanya, tetua kang telah memberitahunya. Alasan tetua menunggu Seongwu pulang dua hari yang lalu adalah hanya untuk memberikannya nasehat tanpa memaksakan pilihan Seongwu.

Ingatan lain muncul berupa suara husky yang begitu merdu di telinganya,

"kau adalah omega pertama yang membuat hatiku bergetar, tanpa campur tangan takdir"


Perdebatannya dengan Daniel yang membuat berbagai perasaan tak jelas timbul mendadak, tanpa perintah. Bolehkah Seongwu mempercayainya? Bolehkah Seongwu percaya bahwa benar adanya Daniel telah jatuh hati sangat dalam kepadanya? Bolehkah Seongwu percaya kata-kata Daniel yang dengan senang hati merelakannya dengan Minhyun?! Atau ini hanya akal-akalan rogue bernama kang Daniel untuk cuci tangan dari masalah, tidak mau bertanggung jawab akan perbuatannya. Habis manis sepah di buang?

Tapi kalau memang benar Daniel hanya mencicipi Seongwu kemudian membuang Seongwu begitu saja, itu sama saja membuang nyawanya sendiri bukan?

Tidak ... tidak mungkin seorang rogue rela mati begitu saja. Terutama klannya, mereka pasti tidak akan menerima begitu saja salah satu anggota klannya meninggal hanya dengan alasan betrayal. Tapi dilihat dari respon tetua kang saat Seongwu berpamitan pulang kemarin, dia begitu ramah, dia begitu baik ke Seongwu. Bolehkan Seongwu percaya bahwa Daniel sudah menangani mereka dengan baik?

Atau jangan-jangan tetua klan kang masih bersikap ramah karena sekarang Daniel masih hidup, kalau Daniel sudah mati?! Apakah masih ada jaminan Seongwu bertahan hidup? Tidak... tidak ada!

Haruskah seongwu mencoba menerima Daniel?

Menerima Daniel hanya karena Seongwu takut mati di tangan klan kang? Yang benar saja...! Lalu Minhyun mau di taruh dimana kalau dia bersama Daniel? Daniel tak cukup sempurna jika harus di bandingkan dengan Minhyun.


"Aku bisa gila... Aku bisa gila..." Seongwu seakan sedang merapalkan sebuah mantra. Beruntung mata kakinya begitu hafal melihat setiap sudut Rumah Sakit hingga mampu membawanya selamat sampai ruang kerjanya.

"Pagiii... Seongwu hyung." sapa Jihoon dan Daehwi secara bersaman.

Seongwu mengerjapkan matanya, keheranan melihat Daehwi dengan senyum ceria menyambut kedatangannya di ruang terapi, "p-pagi..."

"Aku mau ngasih selamat lebih dahulu, minggir sana!" sela Jihoon mendorong Daehwi yang berdiri disampingnya.

"Nggak, aku duluan!" Daehwi mendorong Jihoon dan berlari ke arah Seongwu yang masih berdiri di ambang pintu.

"Selamat ya hyung!" ucap Daehwi dan Jihoon kompak menggandeng masing-masing lengan Seongwu.

"A-apa?" Seongwu kebingungan

"Ini!" Daehwi memberikan sebuah undangan yang begitu indah berwarna dasar putih dan warna hijau daun sebagai ornament. Di atasnya tertulis "Hwang Minhyun & Ong Seongwu"

Undangannya sudah jadi. Undangannya sudah di sebar.

Pantas saja sepajang perjalanannya memasuki area Rumah Sakit, semua orang begitu ramah padanya. Seongwu memang tidak ambil pusing dengan perubahan sikap mendadak mereka, karena dirinya lebih pusing memikirkan hal lain. Tapi perubahan sikap Daehwi rekan kerjanya yang sekarang bergelayut manja di lengan kirinya, mau tak mau Seongwu harus mengucap syukur atas kedatangan undangan pernikahannya. Hal ini berarti hubungan sesama rekan kerjanya akan baik-baik saja.

BETRAYAL [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang