BETRAYAL (11)

857 148 70
                                    

"Niel, ayolah!"

"Ga mau!"

"Niel, maafin aku. Ayo donk?!"

"Never!"


Mingyu membanting pantatnya di lantai, "aku ga akan pulang kalau kamu ga maafin aku!"

Daniel hanya melirik sekilas, "terserah kamu saja! Anggap saja rumah sendiri!" Daniel kesal dan meninggalkan mingyu yang masih duduk di lantai ruang tamunya.

"Aku kan sudah membantumu. Waktu kucingmu di culik antek-anteknya sejeong, aku yang memberitahumu. Masa sampai sekarang kamu ga mau maafin aku sih?" rengek Mingyu.

Daniel menghentikan langkahnya kemudian berbalik menunjuk-nunjuk Mingyu, "punya teman sepertimu hanya menyesatkan tahu ga sih?!"

"Kejam! Kalau ga karena aku, ga mungkin kamu ketemu kucingmu kan? Udah berapa lama kamu mencarinya? Sekarang siapa yang lebih berjasa?!" tantang Mingyu tak takut.

"Tapi karena kamu juga kucingku hampir mati!" Daniel mendorong kening Mingyu sampai terhuyung kebelakang.

"Pingsan, niel. Kucingmu hanya pingsan! Jangan berlebihan! Dia baik-baik saja, bahkan mau menikah. Meninggalkanmu!" kilah Mingyu membela diri.

Daniel mengepalkan tangannya, bersiap memukul Mingyu. Dengan gerakan reflek Mingyu menahan tangan Daniel kuat-kuat.

"Ayo lah..." ringik Mingyu

"Kamu kesini disuruh Dongho hyung untuk membujukku keluar rumah bukan?" selidik Daniel

Mingyu menelan ludahnya kasar, menggeleng dengan kaku, "t-tidak!"

"Jangan bohong?!" ancam Daniel

Mingyu menganggukan kepala. Daniel melepaskan Mingyu, "sudahlah pulang sana! Aku sedang menanti kematianku datang."

"Yak! sudah berminggu-minggu kamu tidak berangkat ke kampus, mengurung diri di rumah! Lihat dirimu! Jenggot sudah seperti hutan! Muka berantakan tak karuan! Ini bukan Daniel yang aku kenal!" Mingyu mulai mengeluarkan pikiran yang mengganggu dirinya beberapa minggu belakangan.

"Kalau aku tidak di beri tahu Dongho hyung. Aku tak pernah tahu kamu bisa semenderita ini hanya karena jatuh cinta!" lanjut Mingyu meluap-luap.

"Eh tahu apa kamu tentang cinta? Aku sendiri saja tidak tahu!" kilah Daniel duduk di sofa ruang tamu. "Kamu hanya menjalankan apa yang takdir sudah gariskan. Takdir bilang kamu akan mencintai Wonwoo selamanya. Dan itu yang kamu lakukan sekarang! Berarti cintamu itu adalah kewajiban! Bulshit tentang cinta!"

"Apa yang kamu rasakan terhadap kucingmu itu. Sedikit banyak sudah membuka mataku tentang cinta, niel." jawab Mingyu sendu.

"Makanya kamu nyari Jonghan gitu? Kamu baru kenal Jonghan aja kemarin!! Apa yang kamu dan Jonghan lakukan juga bukan cinta, gyu!!" Daniel menasehati.

"Terus kamu dan kucingmu itu cinta? Cinta bertepuk sebelah tangan, niel!!" Mingyu mengulangi nada bicara Daniel.

Daniel mengusak wajahnya kasar, "Entah lah... Aku juga bingung. Kenapa aku begitu menginginkannya sejak dulu."

Mingyu menepuk bahu Daniel, "apa kucingmu ingat, kalian pernah bertemu waktu kecil?"

Daniel menggeleng pelan, "dia tidak ingat sama sekali."

"Ayo! Kita temui dia dan katakan semuanya sebelum dia benar-benar membunuhmu." Mingyu menarik lengan Daniel.

Daniel menarik balik tangannya, "aku bilang tidak mau!"

"Kamu alfa bukan sih?! Setidaknya kamu harus menunjukan sisi kejantananmu! Tidak cuma kamu tunjukan di ranjang! BEGO!!" semakin lama, Mingyu semakin gemas dengan situasi yang ada. Daniel yang tidak mau memohon cintanya, dan kucing tercinta milik Daniel alias ong Seongwu yang tidak ada pergerakan sama sekali dengan teganya akan menikah. Mingyu dan Daniel selalu menyebut Seongwu sebagai kucing, hanya mereka berdua yang menggunakan istilah itu.

BETRAYAL [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang