3. Tidak Semua Tempat Magang itu Menyebalkan

26.1K 1.8K 22
                                    

Menurut anak magang yang bijak, tidak semua tempat magang itu menyebalkan.

-Anak Magang yang Bijak-

Semenjak hari pertama magang sampai sekarang, karyawan humas paling baik hati dan tidak sombong adalah Pak Kur.

Kenapa? Karena Pak Kur adalah satu-satunya karyawan yang konsisten setiap pagi menjadi sponsor sarapanku mulai dari snack sampai nasi goreng buatan istrinya.

"Makan ini. Lo berdua laperkan?"

Pak Kur meletakkan dua box makan di meja magang. Pak Kur ini tipe pria berumur yang supel dan menganyomi apalagi kalau sudah berurusan dengan kami. Perhatiannya tidak nanggung-nanggung.

"Apaan ini Pak?"  tanyaku.

"Nasi goreng, makanlah."

Aku dan Lia langsung berbinar. Tahu saja kalau aku belum sarapan. Tanpa mendapat tawaran untuk kedua kalinya, aku langsung membuka box makan yang di bawakan Pak Kur. Berisi nasi goreng lengkap dengan telur dan ayamnya.

"Ya Allah Pak. Tahu banget kalau anak rantau jarang makan enak," kata Lia terharu.

Pak Kur menyeringai sambil menyisir rambutnya bangga dengan jemarinya.

"Idamankan?"

Aku hanya bisa tertawa.

"Iya, idaman Bu Kur," kataku kalem.

Pak Kur berdecak. "Idalam kalian juga harusnya."

"Iyain aja Ki. Biar dapet terus," kata Lia.

Aku tertawa menanggapi Lia. Kalau Pak Kur santai-santai saja.

"Itu dari istri gue. Katanya buat anak magang di sini. Sisa sarapan tadi pagi." kata Pak Kur.

Meski sisa, ini tetap jadi sarapan bermanfaat.

"Sering-sering aja Pak." kata Lia jenaka.

Pak Kur mendengus. "Jadi selama ini gue jarang kasih makan kalian?"

Aku cengengesan. "Santai Pak. Sering kok."

"Nah, itu dia." Pak Kur bangga lagi.

Pak kur memang sering memberi kami makan, terlebih snack sisa rapat atau beli di kantin. Ibarat anak, kami sudah seperti anak kembar Pak Kur yang paling di sayang dan di perhatikan. Yang lain istilahnya numpang.

"Habis ini, lo-lo pada harus  makin semangat magangnya, jangan lenje," kata Pak Kur.

Sambil mengunyah, aku dan Lia mengangguk mengiyakan. Soal semangat kami memang harus semangat.

"Makasih banget loh Pak. Jadi keenakan ini," kataku.

Pak kur mengusap rambutnya ke belakang penuh kesombongan. Itu kebiasaannya banget.

"Yah namanya juga karyawan paling idaman dan baik."

Aku dan Lia langsung pura-pura tidak dengar.

Sebenarnya, selain makanan gratis, yang lebih menyenangkannya lagi, makanan pemberian Pak Kur tersebut hanya diberikan padaku dan Lia tanpa tambahan Bang Verza ataupun Yasa. Tambah senang dong kita, merasa menjadi anak magang paling beruntung di kantor.

Tapi semuanya jadi kacau kalau Bang Verza dan Yasa sudah ikut-ikutan nimbrung kami. Jatah pengisi perut kami harus berkurang.

"Perbaikan gizi, Ki," kata mereka.

Mereka memang paling pandai dalam urusan ngeles.

"Alah, ngeles kalian. Bilang aja mau minta, nggak usah bawa-bawa gizi segala," sungut Lia tidak terima.

KIRANA ANAK MAGANG | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang