Kadang-kadang, kita berlarian tanpa tahu arah tujuan yang sebenarnya. Kita buru-buru karena melihat mereka yang telah dahulu melewati garis start.
Kita lupa bertanya arah hingga tergesa dan tanpa membawa setidaknya sebotol air putih. Perjalanan itu barangkali bertambah hampa hanya karena kita disibukkan dengan kabar Whatsapp dalam ponsel dan pintu rumah pun tak sempat kita kunci saat melangkah menuju track.
Meter demi meter kita lewati. Peluh yang menetes kini seumpama bulir air di dinding gelas es.
Sebentar lagi kita akan sampai.
Kemudian, terobatikah lelah kita setelah berada di titik yang sama sekali bukanlah garis finish sesungguhnya? Adakah ketenangan kita teguk seumpama kesegaran kala angin yang berlarian menuju peluh letih di wajah kita?
Diam-diam ada sesal yang meraung dalam ruang kesunyian jiwa. Kita merahasiakan betapa tidak berartinya ketergesaan setelah mendengar kabar bahwa rumah kita dibobol si tangan panjang. Terasa pula secarik kepedihan kala melihat orang-orang yang bahagia merayakan kejelasan tujuan mereka di garis finish sesungguhnya.
Ternyata benar, Allah tak sia-sia mengawasi kita. Dia Mahatahu Mana langkah yang tulus dan sebaliknya.
Ternyata benar, hijrah itu tak cukup sekadar ikut-ikutan saja. Tak pula seharusnya diliputi ketergesaan. Kita tak ingin hijrah kita hanya ringan dan sekadar kekeringan yang haus keikhlasan. -f
😢
Allaahu a'lam.BAGIMU (MUSLIMAH) YANG INGIN MENGUSULKAN TOPIK RENUNGAN, SILAKAN SAMPAIKAN KE KITA. ;)
JZK. THANKS, TERIMA KASIH.
Ttd.
Diarihidupkita
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARIHIDUPKITA DAN RENUNGAN BERHIJRAH
Spiritual#Alhamdulillaah ON GOING Buku sederhana ini berisi cerita ringan dan renungan tentang muslimah berhijrah. Semoga berkenan membacanya hingga akhir. 📗 Salam, dari muslimah yang masih tertatih dalam berhijrah.📓📓 "bekerja sama dengan OA @sudutjiwa (s...