Jodoh bukan perkara sandang, pangan, apalagi papan. Jodoh adalah perkara rasa. Jadi, jangan kau murahkan harga dirimu hanya demi jodoh impian.
Wanita selalu risau dengan perkara jodoh, padahal sudah jelas jodoh di tangan Tuhan. Mengapa harus dirisaukan sedemikian rupa jika si jodoh masih di tangan pemiliknya?
Sudah memiliki pacar tampan, merasa perlu mencari suami yang mapan. Sudah memiliki pacar mapan merasa perlu mencari suami perhatian. Sudah memiliki pacar tampan, mapan, dan perhatian masih merasa perlu mencari suami yang beriman.
Anda mau punya suami manusia, apa malaikat?
Namun, kalau masih bisa memilih, kenapa tidak? Memilihlah sebelum anda menjadi pilihan.
Saran saya, utamakan pria beriman dan perhatian. Karena dua hal tersebut tidak bisa dinilai rupiah. Kurang tampan, masih bisa diperbaiki dengan perawatan maupun operasi (ini sangat tidak disarankan). Kurang mapan, masih bisa diusahakan dengan ikhtiar. Tapi, pria beriman dan perhatian akan membawa kebahagiaan anda di dunia maupun akhirat kelak.
Seingin apa pun anda pada seorang pria, janganlah sekalipun merendahkan harga diri anda demi mendapatkan hatinya. Kucing mana sih yang menolak, jika ikan sudah tersedia di depan mata? Artinya, kalau anda menyediakan 'sesuatu' yang tiada selayaknya pria dapatkan sebelum nikah, saya rasa hanya dua persen pria yang akan menolaknya. Satu persen adalah pria beriman dan satu persennya lagi pria yang benar-benar tiada menginginkan anda.
Banyak wanita silau akan harta. Melihat mobil mewah parkir di depan rumah dengan si dia di balik setir. Lantas wanita suka akan yang sedemikian rupa. Cobalah untuk menggali tentang dirinya lagi, mana tahu mobil mewah itu milik majikannya.
Jangan berharap lelaki yang tampan, jika dandananmu saja masih selayaknya anak setan. Lagi pula, lelaki tampan rentan akan perselingkuhan. Memang sih lelaki tampan berkemungkinan besar memperbaiki keturunan, tapi apa guna ketampanan rupa dibandingkan ketampanan akhlaknya?
Jangan berharap lelaki yang mapan, jika anda saja masih menjadi beban orang tua dan berharap nanti si mapan akan menjadikan anda bebannya. Berharap jadi ibu rumah tangga yang sosialita hasil dari si mapan. Hati-hati loh ya ART sama IRT cuma beda satu huruf. Situ mencari pasangan apa majikan?
Sedikit bercerita tentang curhatan teman saya, dia seorang janda anak satu yang berpisah dengan mantan suaminya yang tidak tampan, hanya mapan. Dulu ia memilih menikahi pria ini lantaran berharap akan kemapanan tersebut. Saya tidak bisa menyalahkan si pria, karena saya tahu betul teman wanita saya ini memiliki temperamen yang buruk, begitu pun sebaliknya saya tidak bisa menyalahkan si wanita karena ada perselingkuhan yang dilakukan oleh si pria. Hingga kini, satu-satunya anak mereka diongkosi penuh oleh mantan suaminya teman saya ini. Namun, tidak sekalipun ia membantu dalam tahap tumbuh kembang si anak, menemuinya saja jarang. Sebagai tambahan informasi, mantan suaminya ini pun sudah menikah lagi. Bahkan, menurut teman wanita saya ini semasa pernikahan mereka dulu ia menjadi korban KDRT.
Lalu, apa yang bisa kita petik dari cerita teman saya di atas?
Menurut hemat saya, wanita ini sukses mendapatkan tujuannya. Menikmati kemapanan yang diinginkannya, tanpa mendapatkan sedikitpun kebahagiaan yang harusnya ia raih semasa pernikahan. Ia pun mengecap pahitnya perpisahan dengan status yang sangat negatif di mata masyarakat, janda.
Lalu, teman saya ini pun masih mencari pengganti. Beberapa pria pernah singgah di hidupnya dan pria-pria ini pun menikmati harga dirinya yang diobralnya dengan cuma-cuma. Hingga akhirnya tidak satu pria pun yang membawanya kembali ke hubungan sakral yang disebut pernikahan. Kebanyakan alasan para pria itu ya karena keluarga si pria menolak, lantaran tahu rekam jejak si wanita yang telah mengobral dirinya. Sebagian lainnya, karena tidak tahan dengan temperamennya.
Memang sih, seringnya wanita yang merasa dirinya cantik dan menarik punya ego tinggi kalau dia akan dengan mudah mendapatkan pria. Tidak ada yang salah dengan persepsi tersebut. Namun, ingat pria punya keluarga dan pilihan.
Bagi pria, keluarga adalah segalanya. Ia akan mengutarakan seribu satu alasan demi menolak wanita yang tidak disukai keluarganya. Lagi pula hanya segelintir pria yang tidak punya pilihan lain. Cobalah buka mata anda, pria tidak sedangkal yang tampak di pandangan anda loh. Manis bibirnya, pahit hatinya. Terkadang manis kata-katanya itu hanya untuk menjaga perasaan anda loh.
Jadi, jaga harga diri kalau anda ingin dihargai, cobalah mandiri insyaAllah kesejahteraan menghampiri. Jangan terlalu berharap pada makhluk lain yang bernama pria.
Evans, 3 Agustus 2022
Hello!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Wanita
Non-FictionIni bukan novel, puisi, atau cerpen. Ini adalah kumpulan artikel-artikel dari penulis berdasarkan pengalaman di lingkungan. Penulis menjabarkan mengenai beberapa stigma yang salah tentang wanita. Beserta pandangan baru dan solusinya. Jikalau ada kek...