The Letter Behind

1.4K 10 0
                                    

Arya mencoba menghubungi ponsel milik Yasmin beberapa kali, tapi tetap tidak ada jawaban. Yang didapati hanya pemberitahuan bahwa ponsel perempuan itu sudah tidak aktif. Arya memijat pelipisnya beberapa kali dan meremas rambutnya, menendang apapun disekitarnya. Rasanya dia sudah tidak dapat berpikir lagi. Yasmin menghilang dan ponselnya tidak dapat dihubungi sama sekali. Hanya ada secarik kertas yang dia dapat diatas tempat tidurnya malam itu. Dimomen seperti ini dia teringat akan kejadian lima tahun lalu. Saat orang yang sangat dia sayangi menghilang seakan ditelan malam.

Aku sedang berpikir apakah pernikahan kita akan selamanya. Jangan mencariku, aku akan kembali — Yasmina.

Hanya tulisan singkat itulah yang bisa Arya temukan. Pikirannya sedang kalang kabut saat ini. Bahkan Dean, sebagai orang yang dia percaya untuk menjaga istrinya pun juga sedang tidak dapat dihubungi.

Arya mencoba menenangkan diri dengan duduk di tepi ranjang hotel itu. Dia meremas secarik kertas itu sambil memejamkan mata. Jika dipikir-pikir Yasmin tidak pernah melakukan hal seperti ini kepadanya. Dia perempuan yang paling bisa dibuai hanya dengan pujian kecil. Apakah Yasmin tahu kalau sebenarnya hari ini dia bertemu dengan seseorang dimasa lalunya?

Malam itu setelah dia bercinta panjang dengan Yasmin, sebuah notifikasi dari nomor yang tidak ia kenal muncul. Disana tertulis sebuah kalimat yang membuat Arya sedikit gusar. Semalaman dia memikirkan cara merespon pesan singkat itu sambil memandang wajah istrinya yang sedang tertidur pulas.

It's been a long time, hi babe, it's me. I wanna see tou tommorow. I'll pick you up in your hotel Sirena

Begitulah yang tertulis disana. Jantungnya sempat berhenti berdetak beberapa saat. Arya rasa hal itu sungguh tidak benar. Dia harus memberitahu Yasmin soal hal ini. Namun belum sampai memikirkan hal hingga sejauh itu, sebuah panggilan terlihat dilayar ponselmya. Arya mengangkat telfon itu setelah memandanginya cukup lama.

"Hai" suara yang sudah lama sekali tidak ia dengar.

"Hm."

"I miss you."

Arya memejamkan matanya sekilas. Lalu langkahnya membawa dirinya menuju ke balkon sambil membawa rokok dan pematiknya.

"Halo?"

"Ada apa?" Hanya dua kata singkat itu yang bisa Arya lontarkan. Tangannya yang lain sibuk mematikkan api untuk rokoknya.

"Istrimu sudah tidur?"

Arya membuang asap rokok dari hisapan pertamanya ke langit, sambil menengadah lama dia berpikir apa yang harus ia lakukan.

"Kamu sudah tahu, kenapa masih mengusikku?"

"Dia belum tahu soal kita kan? Aku ingin kesana dan menceritakan kepadanya."

"Cukup. Kirim lokasinya, aku akan menemuimu besok."

"See you there, babe, i love..."

Arya dengan cepat mematikan panggilan itu. Hingga pagi itu, Arya terpaksa bersiap diri lebih awal dan meninggalkan istrinya yang baru saja bangun selepas malam yang melelahkan itu. Arya tidak berani menatap kedua mata Yasmina yang teduh, takut-takut kalau sampai perempuan itu tahu kalau dia sedang berbohong.

"Sabar sayang, saya akan menyelesaikan apa yang belum selesai. Tunggu saya." Kata Arya dalam hati setelah meninggalkan kamar hotel miliknya.

***

"Sebenarnya apa yang telah kamu pikirkan barusan hah? Aku sudah mengatakan padamu, kalau aku sudah menikah!" Amarah Arya sudah berada di puncaknya. Beberapa detik sebelumnya Arya sempat terbuai dengan sebuah ciuman itu, namun dia tersadar saat sebuah nama terlintas dibenaknya.

INTERLUDE : 14 Days AuntumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang