Sorry for Last Time

811 8 0
                                    

Jonathan sangat terkejut ketika membuka pintu apartemennya. Dia dipertemukan oleh sosok yang sudah sangat lama sekali tidak pernah dia lihat. Mereka sesaat saling bertatapan cukup lama tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mungkin sudah terhitung lebih dari tiga tahun dia tidak bertemu dengan orang yang ada didepannya ini, lebih tepatnya setelah dia resmi mengundurkan diri dari perusahaan yang dimikili orang itu.

Tatapan mata teman lamanya itu masih sama seperti dulu, tajam dan sedikit angkuh. Tapi keadaan yang dia lihat sekarang sedikit berbeda. Arya terlihat sedikit pucat dan rambutnya lumayan berantakan. Tidak seperti Arya yang pernah dia temui sebelumnya. Kali ini orang itu berjalan pelan sambil mengamati satu persatu property yang berada di ruang tamu apartemen miliknya. Memang tipikal Arya sekali yang tidak segan untuk berdiam saja di rumah orang.

"Kamu sedang libur?" Tanya Siren yang seketika memutus tatapan intim Jonathan kepada Arya.

"Iya, aku sedang melakukan survey beberapa hari ini."

Arya mengikuti arah pandang lukisan yang sengaja Jo gantung didekat sebuah foto. Jo tahu apa yang sedang Arya pikirkan sekarang. Lukisan itu adalah hadiah ulang tahun yang pernah dia terima dari Arya bersamaan ketika dia lulus wisuda. Lukisan abstrak yang entah kenapa Jo merasakan makna yang sangat indah didalamnya. Itulah alasan mengapa dia masih menyimpan lukisan itu sampai sekarang.

"Ingin minum apa?" Tanya Jo yang reflek menghindari tatapan mata Arya yang tanpa sengaja bertemu lagi dengannya.

"Apa aja." Jawab Siren yang sekarang ini sedang duduk di sofa tamu.

Jonathan buru-buru pergi ke dapur untuk mempersiapkan minuman. Dia belum berbelanja minggu ini, jadi tidak ada snack yang bisa disuguhkan. Sebelumnya tidak pernah ada tamu yang datang ke apartemennya kecuali Siren. Lagian Siren pun juga tidak pernah sering ke apartemennya jika dia tidak benar-benar sedang butuh 'sesuatu' darinya. Tiba-tiba Jonathan jadi kepikiran. Pasti ada yang terjadi, padahal Jo tahu pasti bahwa Siren sudah meninggalkan Arya hari itu. Dia tahu karena dia sendiri yang mengantarkan Siren ke bandara, hingga mengikutinya sampai sejauh ini.

Jo merasakan sebuah tangan sedang menjalar di punggungnya. Dia tersentak sambil memposisikan diri. Membuat Siren yang sedang berdiri disana memasang ekspresi ikut terkejut. Jo sedikit menghela nafas dan menenangkan pikirannya. Sejak awal kedatangan Arya dan Siren yang sangat tiba-tiba tadi membuat Jo memikirkan hal-hal yang membuatnya bertanya-tanya.

"Kamu ini kenapa?"

"Kenapa kamu datang dengannya?" Tunjuk Jo langsung to the point.

Siren memberikan isyarat untuk memelankan suara Jo dan perempuan itu terlihat masih sangat tenang. Padahal sedari tadi Jo sudah dirundung berbagai macam pertanyaan besar.

"Aku punya sesuatu untuk kamu lakukan."

"Jangan lagi, Rena. Kamu sudah putus dengannya. Aku tidak mau lagi berurusan dengan Arya. Apapun itu!" Kali ini Jo berusaha menyadarkan perempuan didepannya sekarang ini.

"Kata siapa aku putus dengannya?" Siren berkata sambil melipat kedua tangannya. "Aku masih menyukainya. Bahkan satu kalimat pun tidak pernah mendeskripsikan soal kita putus." Kali ini dia membuang muka, lebih tepatnya menghindari tatapan milik Jonathan.

Entah kenapa Jonathan merasa sakit saat harus mendengar hal itu. Tapi dia hanya bisa pasrah. Selama ini dia hanya berniat membantu Siren untuk keluar dari belenggu yang menjerat hidupnya. Karena sejak awal dia salah jika menempatkan perasaannya pada perempuan itu. Pada akhirnya semua itu hanya akan sia-sia saja. Walaupun beberapa kali mereka sudah pernah melakukan hubungan intim, tapi bukan berarti Siren juga menaruh perasaan kepadanya. Dia seharusnya menyadari hal itu sejak awal.

INTERLUDE : 14 Days AuntumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang