[6 days before ...]
Asap mengepul keluar dari balik tutup panci yang baru saja dibuka. Aromanya seketika berlarian diseluruh ruangan. Suasana pagi di rumah itu seperti aroma kedai restoran Korea yang sebentar lagi akan dibuka. Dua perempuan yang usianya terpaut hampir lima tahun itu saling bersenda gurau seperti layaknya keluarga. Namun nyatanya bukan, itu Kimmy si pemilik rumah dan seorang perempuan asing yang beberapa hari lalu ditemukan oleh kedua saudaranya. Dia seperti malaikat di rumah ini. Parasnya yang ramah dan manis membuat Kimmy sangat nyaman saat berbicara dengannya, dan juga dia sangat pandai sekali memasak.
Mereka sudah lupa bagaimana rasa makanan yang aromanya sangat khas saat mereka santap ketika masih kecil, tapi perempuan itu membawa kembali serpihan ingatan yang hampir mereka lupakan itu ke rumah mereka.
Rumah nenek mereka yang jendelanya tidak pernah dibuka kini sudah ada alasan untuk dibuka kembali. Kimmy ingin seseorang yang melintasi rumahnya akan tergiur dengan aroma masakan yang tercium dari arah jendela.
"Melihat semua makanan ini aku jadi ingin minum maeshilju."
Mina yang asing mendengar kata itu hanya menoleh sambil menaikkan sebelah alisnya. Wajah Kimmy tampak berbinar-binar.
Perempuan itu sedang dilanda pekerjaan dan tugas akhir kuliah yang tidak ada henti. Sejak pertama kali Mina sampai dirumah ini, beberapa tumpukan kertas terlihat bertebaran di sofa. Setiap kali Kimmy mengalami stress ditengah-tengah kegiatannya dia pasti akan berteriak, "Aku ingin minum soju." Atau "Aku ingin mati saja." Tapi tentu saja untuk ungkapan yang kedua itu dia hanya bercanda.
"Mesuju?" Ulang Mina.
"Maeshilju." Kata Kimmy membenarkan. Tapi Mina tetap tidak paham maksudnya.
"Beberapa bulan lalu, rekan nenek kami dari Busan mengirimi kami Maeshilju. Masih sisa satu kuali, kamu mau coba?" Tapi Mina hanya tersenyum pelan. "Saya ingin mencobanya."
Mina mencicipi kuah sup iga yang sebentar lagi akan selesai dia buat. Wajahnya sudah menunjukkan kalau makanan itu sudah siap untuk dihidangkan. Setelah beberapa hari tinggal dirumah itu, Mina merasa skill memasaknya bertambah. Mina memindahkan sup itu ke wadah yang sudah disiapkan dengan perlahan. Kimmy melihat Mina yang sedang memindahkan kuah sup itu dengan ekspresi paling tidak sabar. Namun tidak berselang lama suara Kevin menginterupsi, "Seka air liurmu. Aku nggak mau kuah sup yang enak itu harus tercampur air liurmu."
Mina hanya tertawa dan Kimmy cemberut. Kini mereka berdua sudah siap untuk makan dan duduk di kursi mereka masing-masing. Mina menyadari bahwa masih ada satu orang lagi yang seharusnya duduk disana.
"Dean dimana?"
"Sepertinya di gudang." Jawab Kevin yang sedang sibuk menuang sup iganya kedalam mangkuk.
"Jangan usik dia kalau sudah menggeluti tanah liat. Dia kadang suka menyebalkan kalau sudah berada disana." Sambung Kimmy. Mina hanya terdiam.
Ketika Kevin dan Kimmy sudah menyelesaikan sarapan mereka dan membantunya membersihkan alat makan, mereka satu persatu pergi dengan kesibukan masing-masing.
"Aku harus buru-buru, aku tidak bisa menemanimu keluar hari ini. Jika butuh apa-apa bilang saja pada Dean, oke?" Kimmy berkata sambil kerepotan memakai sepatunya. Mina hanya mengangguk.
Disini Mina merasa seperti menjadi bagian dari keluarga kecil ini. Sangat lucu ketika membayangkan bagaimana mereka sangat mengagumi masakannya dan tidak jarang juga Mina membersihkan rumah bernuansa Korea itu. Apa Mina harusnya tinggal disini saja ya dari pada harus kembali ke Indonesia? Mina hanya tersenyum ketika harus membayangkan hal itu, hingga tanpa sengaja dia melihat Dean sedang mengeluarkan beberapa bentuk keramik untuk dijemur dibawah sinar matahari. Mina menghampiri pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERLUDE : 14 Days Auntumn
Fiksi PenggemarYasmina mengharapkan pernikahan yang sederhana dan bahagia. Honeymoon ke Korea bersama Arya membuat pernikahan yang dia harapkan terasa sempurna. Namun sayangnya hal itu membuat hubungan pernikahan mereka dipertanyakan. Arya memiliki prinsip berkari...