Ucapan pagi hari ini, semanis isi perasaan yang masih malu diungkapkan; sepahit melihatnya berbagi tawa dengan yang lain.
❤❤❤
FAKTA unik dari seorang Brisia yang baru saja Prilly ketahui dari berita burung yang beredar; pertama, tes IQ terakhir Brisia cukup terbilang superrior, dari rata-rata teman seangkatannya. Kedua, dia anak dari orang tua yang sama-sama bekerja sebagai PNS. Walau tidak tajir-melintir, tapi cewek itu teramat-sangat cukup, bahkan melebihi cukup untuk sekadar memborong barang bermerek di mall. Ketiga, dia selebgram. Followers-nya lumayan tumpah-ruah, sebab dia mantan youtubers. Keempat, dia cantik. Tapi, kembali lagi ke tiap masing-masing individu, cantik itu relatif.
Sungguh sempurna ciptaan Tuhan.
Yang teramat-sangat disayangkan, fakta itu kian lama kian memudar. Siswa-siswi di sekolah ini sama sekali tidak lagi memuja atau memiliki nilai plus tersendiri lagi kepada Brisia.
Hanya karena satu kesalahan Brisia yang terbilang cukup kecil, tapi bisa membolak-balikan penilaian orang lain.
...terlalu memuja lelaki; Ali.
Hal tersebut sebenarnya tak perlu Brisia lakukan, sebab dia sudah menjadi objek yang dipuja oleh beberapa banyak lelaki, ya meskipun bukan Ali.
Berangsur-angsur, semua orang malah menaruh kesan ilfil, jijik, dan sebagainya, hanya karena Brisia terlalu sering mengekori Ali kemana pun cowok itu pergi, meski ditolak berkali-kali.
Ah, harga diri memang sangat penting. Apalagi, perempuan adalah manusia yang semestinya menjunjung tinggi mahkotanya.
...tak peduli siapa kamu, berapa pun nilai plus-mu, apa kelebihan yang kamu punya, kalau kamu melakukan hal yang memalukan, semua tak berarti apa-apa...
"Kalau mereka semua suka sama Brisia, kenapa Ali nggak naruh kesan ke Brisia?" Prilly menautkan alisnya, mengamati Syifa yang terus saja bercerita tentang fakta Brisia.
Cewek itu manyun, memutar bola matanya malas. "Kata Mama gue, cowok itu makin nggak simpatik sama cewek yang terlalu deket-deket sama dia, lho. Mungkin, salah satunya Ali. Kata Papa gue juga, cowok itu punya jiwa berkelana. Ya, mungkin aja cowok itu suka sama cewek yang agak susah diperjuangin."
"Gitu, ya?"
"Lo kan liat sendiri Ali itu kayak gimana. Dia anaknya super-duper cuek gitu, keliatan banget kalau dia nggak pernah peduli sama cewek. Nyatanya, Brisia yang super-duper sempurnanya kayak gitu nggak berarti apa-apa buat Ali."
Setelah penjelasan Syifa berakhir, Prilly berpikir kritis kembali. Maksud dia begini, Brisia bukan sembarang cewek biasa. Selain anak orang terpandang, beretika, pintar, dan lain sebagainya, dia juga pandai memoles.
Begini-begini, sering ditemukan seseorang yang cuma cantik, tapi tidak pandai, malah terbilang sangat dangkal. Atau sering ditemukan cewek yang super-duper cerdas, rajin, tapi dia sangat tidak memerdulikan soal penampilan yang begitu kucal, tidak pandai make up, kusut, dan lain sebagainya.
Makanya, sering ada sindiran soal; bedak tebel, otak dangkal. Atau, cerdas-cerdas, penampilan culun.
Tapi ini Brisia. Sekali lagi, ini Brisia; cewek pemilik poin sempurna untuk standart di atas rata-rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
(NOT) Sweet Home ✔
Fanfiction[COMPLETE] Semenjak pindahannya ke rumah Tante Mira, Prilly kira semuanya akan berjalan menyenangkan; masuk sekolah baru, mendapatkan teman baru, pelajaran yang begitu mengasyikan, dan sesuatu hal baru yang lainnya. Namun sayang, tak semanis ekspeta...