2: New Class

3.6K 346 7
                                    

Jangan dulu beranjak pergi, akan ada cerita bahagia dan resah yang akan kita tuang hari ini.

❤❤❤

"MINGGIR, ya! Gue nggak suka jalan gue dihalang-halangi kayak gini!" Setelah melempar kemarahannya, cowok tersebut berusaha keluar dari kerumunan yang sudah tercipta sedari tadi.

Dasar kampungan! Liat orang berantem aja, kayak yang udah lihat orang mati aja!

Lingkaran siswa yang sudah terbuat, sedikit demi sedikit mulai menyusut, mereka memilih pergi dengan pelan-pelan, takut dilumat habis oleh Ali. Begitu pun juga Ali, ia jalan terus saja, meninggalkan tempat kejadian tadi untuk segera masuk ke dalam kelasnya.

...lalu Prilly mengekor di belakangnya.

Puncak kemarahan Ali semakin bertambah, ketika Brisia datang dibarengi dengan kedua anteknya yang selalu mengikutinya ke mana-mana.

Kilatan mata Brisia setelah menatap Ali langsung menuju ke arah objek di  belakang Ali. "Siapa, nih? Berani banget deket-deket sama lo?"

"Jangan ganggu gue dulu, gue lagi capek. Paham?" kata Ali, langsung berusaha jalan lurus, menganggap kerumunan itu telah tiada. Padahal, ia masih menjadi pusat perhatian di pagi hari ini.

Brisia ikut mengekor di belakang Ali. Sedang Prilly, dia masih belum bisa menetralkan isi perasaannya sendiri.

Pagi di hari ini, seolah menjadi hari di mana rasa penyesalannya hadir; mengapa ia harus menginjak kota besar yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Di sini tidak sesuai dengan apa  yang ia inginkan, berbanding lurus dengan tempat tinggalnya yang lalu.

Setelah masuk ke dalam kelas, Prilly mematung sejenak. Menerka-nerka di mana bangku yang harus ia tempati. Semua pasang mata menyerotnya penuh kebingungan. Sedang Prilly harap-harap cemas dan mulai gugup telah masuk di dalam kawasan asing yang begitu tidak sangat menyenangkan.

Ali sudah lebih dulu mengambil posisi duduk, di sebelah cowok berambut acak-acakan, dengan dasi yang longgar, serta lengan yang dilipat kecil. Penampilan yang tidak sesuai dengan perilaku siswa pada umumnya. Apalagi, dengan tangan cowok itu yang dihiasi oleh beberapa gelang.

Cewek yang memperhatikannya tidak suka itu juga sudah mengambil posisi duduk tepat di belakang Ali. Kedua temannya mengikuti duduk; satu di sebelah gadis itu, dan satunya lagi di belakang bersama cewek lain. Tepat di belakang sendiri, deret ke dua dari pintu.

Setelah itu, di susul oleh seorang wanita paruh baya, dengan blazer warna hitam serta rok span pendek berwarna senada. Rambutnya dipangkas rapi, meninggalkan anak rambut yang dijepit ke arah belakang telinga. Ia masuk ke dalam, melewati Prilly yang masih mematung di depan pintu. Memberikan salam untuk para siswa dan siswi, serta melempar obrolan ke arah Prilly. "Anak baru, kan? Ayo sini masuk, biar dikenalin ke teman-teman."

Prilly tersenyum kikuk. Matanya berkeliling menatap para calon teman-temannya. Lalu, pusat perhatian maniknya jatuh ke pada laki-laki berbadan sigap, rambut yang klinis disisir teratur, serta baju yang super-duper rapi.

...yang pasti bukan Ali.

Prilly salut.

"Kenalin nama kamu, dari pindahan mana, dan hal-hal yang perlu kamu ceritakan." Kata beliau, diselingi tawa yang begitu lembut.

(NOT) Sweet Home ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang