17: Feels Far Away

2.3K 301 4
                                    

There is no word today.

❤❤

APA yang lebih sakit dari ditinggalkan? Mungkin Prilly akan menjawab; dekat, namun terasa jauh. Berteman, namun terasa asing. Ada, namun terasa tiada.


Selebihnya, menurut kamu, apakah ada yang lebih menyakitkan?

Lama tidak berkomunikasi, Syifa dan Rangga ternyata datang menjenguk Ali ke rumah sakit. Mereka berdua datang, bertegur sapa singkat, sedikit bercengkrama, tak lama kemudian mereka berpamitan pulang.

"Lo makin deket aja, ya?" Ezra melempar cibirannya, sambil mengangkat kakinya ke atas sofa dengan muka angkuh.

Otomatis, Syifa langsung menautkan alisnya, melihat gestur wajah Ezra yang sungguh tidak menyenangkan. "Maksudnya apa?"

"Ah, nggak peka." lagi, dengan nada yang begitu menusuk. "pantesan nggak pernah sadar sejak dulu." nadanya begitu pelan.

Mungkin setelah hal itu terjadi, Syifa langsung paham dengan sendirinya. "Bukannya emang dari dulu gue deket sama Rangga sama Prilly, ya?"

Nah, sadar!

"...baru-baru ini aja gue cuma deket sama Rangga, yaaa mengingat Prilly kayaknya sibuk, ada sesuatu hal yang mungkin harus dia atasi."

Nama Prilly yang masuk dalam suatu pembicaraan itu mulai menjadi tidak enak. Ada nada yang aneh dalam ungkapan Syifa. Prilly jadi tidak tahu sendiri, bagaimana kronologis hubungannya dengan Syifa yang mulai merenggang. Mungkin karena Prilly yang menjauh secara tidak sengaja, jadi Syifa merasa Prilly mulai menjauh. Bisa jadi, Syifa yang mulai malas dengan perilaku Prilly, lantas merasa 'Hidup lo ya hidup hidup lo, hidup gue ya hidup gue'. Atau memang yang lebih menyakitkan yaitu, mereka berdua sebenarnya dekat, namun saling menghindar.

Kenny berbisik tepat di telinga Rangga, "lo cemburu?"

"Kagak, anjir!"

Telinga Prilly berasa digelitiki oleh obrolan dari Ezra dan Kenny. Pada akhirnya cewek itu berdeham, begitu nyaring. Di detik yang sama, setelah larut dengan perasaan serta pemikirannya masing-masing, Rangga mulai membuka suara. "Ya udah, kalau kayak gitu, gue balik dulu, ya?"

"Yoi," cibir Ezra.

"Omong-omong, makasih udah nyempetin datang." Ali menepuk lengan Rangga. Lalu, memberikan sebuah senyum.

Rangga melengkungkan bibirnya juga. "Besok-besok kalau mau balapan, diperiksa dulu remnya, oke?" katanya, meledek, tapi ada senyuman canda di dalamnya.

Cowok itu menepuk lagi lengan Rangga. "Siap. Hati-hati lo, ya!" katanya, "Jadian ceritanya?" timpal Ali, mengingat Rangga mulai menggaet lengan Syifa.

Syifa menggaruk lehernya canggung. Lalu, membasahi bibirnya sejenak. "Ah, engh-"

"Doain." Serobot Rangga.

"Sok jadi Dilan lo, ya, hm?" Ujar Ali dengan tawa lebarnya.

Prilly mundur beberapa langkah, lalu mengambil posisi duduk di sofa. Otomatis, Kenny dan Ezra menyerong, memberikan tempat untuk Prilly.

Ada yang aneh.

❤❤❤

"LO sebenernya ada masalah apa sama gue?"

Varo mundur selangkah, sambil memasang seringainya. Tangannya memegang ibu jembatan layang. "Tanya sama diri lo sendiri yang sok kegantengan."

(NOT) Sweet Home ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang