Part 17

3.8K 349 8
                                    

Sorry for typo and happy reading
.
.
Hari sudah pukul 22.15 KST waktunya orang beristirahan terlelap dengan mimpi yang indah, Suzy berdiri memencet bel apartemen chanyeol pikirannya buntu mau kemana. Akhirnya ia memutuskan pergi keapartemen chanyeol, dengan wajah sembab dan hanya menggunakan piyama suzy tak tau harus bagaimana lagi.

Klek. Suara pintu apartemen chanyeol terbuka memeperlihatkan jika chanyeol sudah tertidur dan dikejutkan dengan kedatangan suzy malam hari dengan hanya menggunakan piyama dan sandal rumah. "Wae? Kenapa malam-malam begini? Dan kau hanya menggunakan piyama" tanya chanyeol berkerut

Suzy menghambur kepelukan chanyeol dan kembali menangis dipelukan sang pria. Chanyeol mengusap surai rambut suzy dengan sayang "ayo masuk dulu, kita bicara didalam saja" chanyeol mengubah pelukannya menjadi memapah suzy masuk kedalam.
.
.
Sementar myungsoo menatap jam didinding sudah pukul 23.00 KST dan suzy tak kembali kerumah, sebenarnya kata-kata usiran myungsoo tadi tak sungguhan tapi suzy benar-benar pergi. Myungsoo pun menyambar jaket dan kunci mobilnya memutuskan akan mencari suzy, myungsoo berkeliling membela jalanan seoul tapi tak ia temukan keberadaan istrinya itu.

"Dimana kau suzy? Aku menyesal berkata seperti itu padamu tadi" myungsoo akhirnya memutuskan pulang dan mungkin besok suzy akan kembali kerumah.
.
.
.
Pagi hari suzy berkutat di dapur apartemen chanyeol membuat sarapan untuk dirinya dan chanyeol, usia kehamilan yang sudah tua membuat suzy sesekali meringis mengusap perutnya dikarenakan sang cabang bayi menendang-nendang dengan aktif. Chanyeol keluar dari kamar sudah dengan keadaan rapi akan berangkat kerumah sakit mengurus kepindahannya ke kanada.
"Selamat pagi yeol-ah" sapa suzy sambil mengoyang wajan menyadari keberadaan chanyeol .

"Pagi, kau membuat sarapan apa?" Chanyeol mendudukan dirinya di pantri berhadapan dengan suzy masak.

"Nasi goreng kimchi, neo joha?"

"Emm... aku suka makanan apapun. Hem.. wanginya. Perutku sudah lapar sekali" chanyeol menghirup wangi tumisan nasi goreng suzy.

Semalam suzy sudah menceritakan dengan chanyeol jika dia diusir dari rumah oleh myungsoo, tentu saja chanyeol marah besar dan memutuskan akan mendatangi suzy malam itu. Tapi suzy mencegahnya, suzy bahkan memutuskan menerima ajakan chanyeol pergi kekanada namun suzy belum mengiyakan persoalan perasaan chanyeol pada suzy.
.
.
Dikantor myungsoo tampak murung, dari semalam suzy tak pulang kerumah. Tentu itu membuat myungsoo cemas, jika suzy benar-benar akan pergi darinya.

"Sayang.." sojung masuk seperti biasa keruangan myungsoo tanpa permisi atau mengetuk pintu. Myungsoo hanya menanggapi sojung dengan deheman, sejujurnya myungsoo sangat malas bertemu sojung apalagi setelah masalah dimalam keributan suzy dan myungsoo karena wanita didepannya ini

"Apa istrimu tak kembali kerumah dan apa kalian akan bercerai?" Pertanyaan sojung lebih terdengar antusias dan bahagia bila suzy dan myungsoo benar-benar berpisah. Myungso menatap sojung tajam "apa kau sedang senang atau mengkhawatirkan hubunganku dan suzy?" Myungsoo memaliskan pandangannya dari sojung
"Pergilah, aku sedang tak ingin diganggu" myungsoo mengusir sojung. Sojung menghetak kakinya kesal dengan tingkah myungsoo padanya "tunggu saja wanita itu akan benar-benar pergi darimu myungsoo" ucap sojung dalam hati.
.
.
Sudah 5 hari suzy tak pulang kerumah dan ponselnya lebih sering ia matikan, namun pagi tadi dia menerima pesan dari nomor tak dikenal jika orang itu ingin menemui dirinya di seoul caffe's siang ini. Dan sekarang suzy sedang menunggu kedatangan orang yang memberinya pesan tersebut.

Tak lama muncul lah sojung dihadapannya, sekarang suzy tau siapa orang yang mengiriminya pesan ternyata orangnya sojung "langsung saja ya suzy, aku ingin kau meninggalkan myungsoo. Kami akan menikah sebentar lagi"

Suzy terperanjat mendengar kata menikah, bahkan myungsoo tak mencarinya atau setidaknya memberikan surat perceraian jika memang ingin menikah dengan sojung.

"Jadi sudah jelas, kan? Myungsoo memilihku dibanding dirimu. Jika kau tak percaya ini undangannya, kami sudah mencetak undangannya" sojung menyerahkan undangan pada suzy yang sebenarnya itu akal-akalan sojung saja.

Suzy membaca undangan itu dan benar saja tertera nama sojung dan myungsoo diundangan itu, suzy menitikkan air mata tak tahan lagi suzy bangkit pergi meninggalkan caffe itu.
.
.
"Woow.. jadi begini permainanmu" minho sedikit mendengar percakapan tunangannya ini dan suzy tadi "siapa lelaki itu? Aku semakin ingin tahu siapa dia, sampai-sampai wanitaku ini rela bermain licik" minho menatap sojung dengan senyum miring dan mendudukan dirinya dengan santau didepan sojung.

"Kenapa kau disini? Bukankah seharunya kau diparis" pekik sojung berdiri dari duduknya dengan wajah memerah menahan kekesalannya bisa-bisanya minho ada dikorea juga

"Santai saja, aku disini hanya urusan pekerjaan. Sekaligus akan membawamu pulang keparis bersamaku" minho ikut berdiri menatap sojung dengan sayang.

"Ingat kata-kataku minho, aku tak akan kembali keparis denganmu" sojung mengambil tas dan berlalu pergi dari hadapan minho yang menatap kepergianya. "Suatu saat hatimu akan tau. Jika aku benar sayang padamu sojung" gumam minho
.
.
.
Myungsok sedang menelpon orang suruhannya untuk mencari suzy pasalnya sudah lima hari istrinya tak pulang kerumah bahkan kabarnya pun tak ada, dan itu membuat myungsoo panik dan khawatir. Ditamabah istrinya sedang hamil tua, ia takut terjadi apa-apa pada suzy dan juga anaknya. Sebuah nama terlintasdibenak myungsoo waktu itu menanyakan keberadaan suzy pada chanyeol, Myungsoo bahkan mendatangi langsung chanyeol kerumah sakit namun chanyeol menjawab "bukankah kau suaminya, seharusnya kau lebih tau istrinu dibanding diriku"
Itu jawaban chanyeol yang tak memuaskan hati myungsoo bahkan membuat myungsoo lebih kesal ada.
.
.
.
Malam hari diapartemen chanyeol, suzy dan chanyeol tengah menonton diruang tamu.
"Chanyeol, bagaimana jika keberangkatan kita kekanada dimajukan saja, menjadi besok?" suzy memulai bicara pada chanyeol. Sejak usai menemui sojung tadi, suzy kian memantapkan hatinya untuk secepatnya pergi dari korea.

"Wae? Jadwal Keberangkatan kita 2 hari lagi" chanyeol berkerut mendengar permintaan suzy

"Chanyeol, besok atau 2 hari lagi tetap sama. Kita akan tetap berangkat kekanada, jadi tidak ada salahnya jika besok saja kita berangkat hiks..hiks.." suzy berderai air mata  membuat chanyeol tak kuasa tak menuruti permintaan suzy "arra. Kita berangkat besok, uljima hm" chanyeol menarik kepala suzy masuk kedalam pelukkannya, mengusap rambut wanita itu dengan sayang dan lembut.
.
.
Pagi hari, dikantor myungsoo setiap harinya mencoba menghubungi nomor suzy, panggilannya kali ini tersambung namun tak diangkat oleh sang pemilik nomor ponsel membuat myungsoo mondar-mandir mengigit jarinya berharap suzy akan mengangkatnya.
.
.
Bandara inchone
Suzy melihat ponselnya bergetar adanya panggilan masuk menampilkan nama sang suami myungsoo dilayar ponsel, suzy memutuskan tak akan menggangkatnya. Pengumuman keberangkatan menuju kanada pun terdengar, chanyeol mengulurkan tangannya untuk membimbing suzy. Suzy tersenyum dia agak ragu menerima uluran tangan chanyeol, suzy berbalik menuju kotak sampah dan membuang ponselnya yang masih tertera panggilan dari myungsoo di sana lalu berbalik ke arah chanyeol lalu menerima uluran tangan chanyeol.
"Selamat tinggal myungsoo, aku harap kau bahagia dengan ketidak adaanya diriku" suzy berucap dihati dan menitikkan air mata lalu segera menghapusnya sebelum chanyeol  menyadari. Chanyeol menoleh pada suzy dan suzy membalasnya dengan senyuman  seolah dia baik-baik saja.
.
.

MCH

Jangan lupa vote dan komennya😉

My Cool Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang