Part 15

3.8K 358 9
                                    

Sorry for typo and happy reading
.
.
.
pagi ini diruang makan myungsoo dan suzy tampak berdiaman dan menikmati sarapan, tak ada yang mau memulai pembicaraan, bahkan semalam suzy tidur dikamar sebelah kamar pertama yang ia tempati sebelum menikah dengan myungsoo. Hanya suara dentingan sendok beradu dengan piring yabg mengisi keheningan meja makan pagi ini, suzy yang sudah menghabiskan tanpa berlama-lama bangun dari duduk meninggalkan ruang makan dengan myungsoo seorang diri tanpa sepata katapun.
.
.
Myungsoo memasuki kamar hendak mengambil tas kerja, ia melihat istrinya duduk berselonjor disofa sambil membaca novel terlihat manis walau dengan perut yang membuncit karena kehamilannya sudah 4 bulan. Myungsoo berjalan mengambil tas kerja di atas meja dekat sofa tempat suzy berselonjor. Myungsoo membungkuk mengambil tas sesekali memandang istrinya yang masih betah berdiam diri.

"Aku akan berangkat kerja, dan mungkin akan pulang malam" myungsoo akhirnya buka suara tak nyaman dengan suzy yang mendiaminya seperti saat ini. Dibalas suzy dengan gumaman tanpa melirik myungsoo sedikit pun.

"Apa kau masih marah?" Tanya myungsoo duduk disofa seberang suzy

"Ani, untuk apa marah. Aku tidak ada hak marah padamu" terdengar ketus ditelinga myungsoo

"Lalu, kenapa kau bicara ketus begini padaku, mendiamiku sejak bangun tidur tadi?. Apa karena masalah sojung yang ada dikantorku kemarin?" Cecar myungsoo dengan banyak pertanyaan

"Bukankah kau yang bilang, jika kita dilarang mencampuri urusan satu sama lain. Jadi aku tak berhak marah atas itu" jawab suzy masih ketus. Myungsoo menghela nafas mendengar suzy masih ketus dan mengusap wajahnya sedikit kesal.

"Baiklah. Kita dilarang mencampuri urusan masing-masing" myungsoo mengambil tas kerja dan bangkit dari duduk meninggalkan suzy

"Aku akan mengugurkan anak ini" suara suzy mengintruksi myungsoo berhenti, myungsoo berbalik lagi menghadap suzy dan kembali mendekati suzy.

"APA KAU BILANG?" Myungsok sedikit berteriak, wajahnya mengeras dan memerah dan tangannya terkepal. Suzy memjamkan mata dan memalingkan wajah saat myungsoo berteriak didepannya. " KATAKAN SEKALI LAGI. Jika kau coba-coba melakukan itu, kau akan tau apa yang akan aku lakukan padamu" myungsoo kesal bukan main dengan perkataan suzy yang akan mengugurkan anaknya.

"Bukankah kita bersama hanya karena anak ini, jika anak ini tidak ada maka kau bebas bisa bersama sojung" suzy kembali buka suara kali ini dia menatap wajah myungsoo, dapat suzy lihat myungsoo semakin mengeraskan wajah.
.
Myungsoo mengambil vas bunga yang ada dimeja lalu melemparnya kearah dinding dekat pintu kamar mandi sebagai pelampiasan betapa marahnya dirinya saat ini.
Myungsoo berjalan mendekat kepada suzy mencengkram bahu wanita itu dengan keras, sampai terdengar ringisan dari mulut suzy. Myungsoo menarik suzy berdiri masih dengan mencengkram bahu suzy.
"Apa yang kau pikirkan,huh? Anak itu juga darah dagingku, jadi jangan pernah bertindak tanpa izinku. Termasuk mengugurkannya, aku tak akan pernah memaafkanmu jika itu terjadi" myungsoo melepaskan cengkaraman pada suzy sedikit keras hingga suzy jatuh terduduk disofa, suzy terisak. Myungsoo berbalik pergi meninggalkan suzy yang sudah mengubah isakan menjadi tangis kencang, myungsoo terus berjalan masih dengan suasana hati panas myungsoo dapat mendengar tangis suzy yang membuat hatinya juga terluka. Namun dia akan sangat terluka jika harus kehilangan anaknya, karena anak dikandung suzylah yang dapat menjadi alasan myungsoo dapat mencegah suzy untuk pergi darinya suatu saat nanti.
.
.
.
Myungsoo memasuki ruang kerja dikantornya dengan wajah tak bersahabat. Moodnya pagi ini hilang total, seungho yang masuk keruangan myungsoo mengantar berkas seperti biasa dabat dibaca dari raut wajah jika bosnya tengah dalam mode mood yang kurang baik.

"Haa.." myungsoo memutar kursi kebesarannya dan menutup wajahnya, ia benar-benar kesal kata-kata suzy terngiang terus ditelinganya.

"Ada apa? Apa mengenai sojung?" Tanya seungho sedikit kepo

"Ani. Ini mengenai suzy" myungsoo memutar lagi kursinya mengahadap seungho

"Oh... jadi suzy. Aku rasa akhir-akhir ini suzy sering membuatmu uring-uringan" seungho menark kursi didekatnya lalu duduk berhadapan dengan myungsoo

"Pagi ini kami ribut, dan ia ingin mengugurkan anakku agar aku dapat bersama sojung. Aku tak terima jadi kami bertengkar" myungsoo mulai curhat

"Jadi kau sudah mulai mencintai suzy?"

"Ani, aku bilang aku marah karena ia mau mengugurkan kandungannya agar akau bisa bersama sojung"

"Bukankah bagus. Suzy sudah mau mengalah padamu agar bisa bersama sojung, jika anakmu tak ada tak akan jadi masalah. Dan lagi pula apa mau sojung menerimamu jika kau punya anak dengan wanita lain" pancing seungho agar myungsoo segera peka akan perasaannya pada suzy. Myungsoo sedikit mengerut memikirkan ucapan seungho "tapi tetap saja aku tidak akan mengorbankan anakku" dengus myungsoo

"Lalu, apa setelah anak itu lahir, kau akan menceraikan suzy? Dan menikah dengan sojung, apa sojung mau merawat anakku bersama suzy" desak seungho kesal dengan myungsoo yang tak peka-peka dan terus mengelak dengan perasaannya.

"Ah.. sudahlah, aku semakin pusing. Bercerita denganmu membuat moodku tambah buruk, pergi.. pergi" myungsoo mengusir seungho. Seungho mendengus atas pengusiran myungsoo "tapi aku ingatkan myung, jika akhirnya kau tak akan mempertahankan suzy. Lepaskanlah dia, biarkan dia bahagia dengan yang lain" seungho bangkit dan berjalan keluar kembali ke meja kerjanya. Meninggalkan myungsoo yang merenungi ucapan terakhir seungho,  hatinya bimbang antara bertahan dengan suzy dan melepas sojung yang sudah lama hadir dihidupnya atau bersama sojung dan melepas suzy dengan yang lain "membiarkan suzy bersama dengan yang lain. Aku tak bisa.. tak bisa. Apalagi dengan dr. Mesum itu. NO!!" myungsoo geleng-geleng tak terima, membayangkan saja membuat myungsoo kesal bukan main.
.
.
.
Dicafe suzy bertemu dengan chanyeol, dia merasa bosan dirumah. Sejujurnya perkataan suzy pagi tadi tidak sungguhan akan mengugurkan kandungannya, itu hanya bentuk gertakan suzy pada myungsoo untuk melihat respon myungsoo. Suzy senang setidaknya myungsoo masih memikirkan anak yang dikandungannya ini, suatu saat nanti jika suzy harus pergi dan meninggalkan anaknya bersama myungsoo ia tau jika myungsoo benar-benar sayang pada anak mereka.

Chanyeol yang duduk diseberang cafe melihat suzy yang melamun dan menitikkan air mata, hati chanyeol sakit melihat suzy yang seperti ini. Chanyeol mengulurkan tangan mengusap air mata suzy dengan ibu jari, suzy tersentak dengan usapan ibu jari chanyeol lalu menatap pria dihadapannya ini. Chanyeol menari kembali tangannya.

"Ada apa? Kenapa kau sampai menitikkan air mata?"

"Ani, Aku hanya terharu membayangkan betapa senangnya jika anakku ini sudah lahir. Dia pasti akan lucu" suzy mengusap perutnya yang sudah tak datar lagi dengan senyuman

"Arra... dia akan lucu dan manis seperti ibunya, dia akan kuat sepertimu" chanyeol ikut tersenyum.
.
.
Suzy diantarkan pulang oleh chanyeol. Suzy melambaikan tangan meliahat mobil chanyeol berlalu, suzy berjalan memasuki rumah. Hari baru 19.00 KST, suzy pikir myungsoo belum akan pulang bukankah pagi tadi myungsoo bilang akan pulang malam. Suzy memasuki kamar yang gelap belum dihidupkan lampu, suzy berjalan kearah saklar lampu untuk menghidupkannya. Alangkah terkejutnya dia melihat myungsoo sudah duduk dikasur dengan mata tajam menatapnya setelah ia menghidupkan lampu dan berbalik hendak menuju lemari, namun suzy tak menghiraukannya berjalan kearah lemari pakaiannya untuk mengambil daster tidurnya, mata myungsoo terus mengikuti gerak-gerik suzy tanpa suara.

Suzy sudah menemukan daster, ia memutuskan akan sekalian mandi dikamar sebelah saja. Karena sudah tak nyaman lagi dengan tatapan myungsoo padanya. "Kau masih menemui dokter itu?" Suzy akan memutar knop pintu namun ditahan dengan suara myungsoo

"Wae? Dia dokter kandunganku" suzy berdiri depan pintu

"Apa begitu hubungan dokter dan pasien sekarang? Berjalan-jalan bersama" dengus myungsoo

"Dia tidak hanya dokterku. Bukankah kita sepakat tak mengurusi urusan masing-masing, jadi kurasa ini sudah melanggar perjanjian" suzy berlalu keluar dari kamar dan menutup pintu dengan kencang.

"Tidak hanya dokter? Apa maksudmu, lihat saja pria itu tak akan bisa memilikimu" gerutu myungsoo kesal dengan jawaban suzy dan suzy pergi meninggalkannya begitu saja apa "aku akan tidur sendiri lagi malam ini, semenjak menikah tidur sendiri sudah tak nyaman" pikiran myungsoo berkelana meruntuk kesal

MCH

Jangan lupa vote dan komen😉

My Cool Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang