Sorry for typo and happy reading
.
.
"Chanyeol. Aku..." suzy menjeda kata-katanya dan chanyeol cemas menanti kelanjutan dari ucapan suzy "aku.. aku akan mencoba menerimamu, tapi mohon berikan aku waktu untuk menerimamu seutuhnya" lanjut suzy, berharap keputusan yang ia ambil tak salah. Sekali lagi suzy berfikir mungkin dengan cara ini ia bisa membalas semua kebaikan chanyeol kepada dironya dan juga jisoo selama ini, bahkan chanyeol mau membantnya merawat jisoo selama ini."Jeongmal... jadi aku diterima?" Reflek chanyeol memeluk tubuh suzy "aku akan menikahimu ketika kau sudah benar-benar siap, untuk kali ini aku mau menunggu lagi" chanyeol mengeratkan pelukkannya pada suzy dan tak henti-hentinya tersenyum, sedangkan suzy yang dalam pelukan chanyeol tak menunjukkan ekspresi apapun selain diam berharap keputusan yang dia ambil tak salah "saranghae suzy" ucap chanyeol mengecup puncak kepala suzy
"Hmm... saranghae.." ucap suzy "kim myungsoo" lanjut suzy dalam hati tanpa sadar nama myungsoo
.
.
"Jisoo-ah... " Panggil chanyeol masuk kedalam rumah bersama suzy mengiringinya di belakang"Ne, chanyeol appa. Wae?" Jisoo muncul dari pintu kamar milik suzy dan juga jisoo
"Jangan panggil aku chanyeol appa, sekarang kau harus memanggilku 'appa' saja" Chanyeol sudah duduk mensejajarkan tingginya dengan jisoo sambil tersenyum memandang jisoo
"Tapi... chanyeol appa kan bukan appa kandungku, bagaimana jika appa kandungku menjemputku dan eomma?" Jawab jisoo sangat polos
"Appamu tak akan pernah menjemputmu dan juga eommamu" perkataan chanyeol kali ini terdengar dingin dan kejam.
Suzy yang memandang dan mendegar percakapan jisoo dan chanyeol seketika merasa sedih, anaknya masih begitu mengharapkan appa kandungnya. Apa suzy jahat jika besok setelah myungsoo bertemu jisoo, myungsoo tak boleh lagi menemui anak kandungnya darah dagingnya sendiri
"Eomma.. apa benar appa tak akan pernah menjemput kita? Dimana appa sekarang eomma?" Jisoo menghampiri suzy dan mata jisoo telah banjir air mata ketika mendengar chanyeol menyebutkan appanya tak akan menjemputnya.
"Jisoo.." suzy memeluk anaknya erat, tak tau harus mengatakan apa lagi menjawab pertanyaan anaknya "chanyeol, bisakah kau jangan berkata seperti itu pada jisoo" ucap suzy pada chanyeol, suzy mengusap air mata jisoo lalu menggendong anaknya menenangkan jisoo
"Wae? Apa aku salah? Jikapun dia menjemputmu dan jisoo, kau tak mungkin bisa kembali. Kalian milikku suzy" jawab chanyeol penuh emosi, kemudian berlalu masuk kekamarnya meninggalkan jisoo dan juga suzy.
.
.
.
Keesokkan hari
Myungsoo dalam perjalanan menuju kekantor suzy, dari semalam ia tak sabar untuk menunggu hari esok. Seperti janji suzy kemarin myungsoo akan dipertemukan dengan anaknya, walau mungkin ini pertemuan yang terakhir dengan anaknya. Kembali wajah myungsoo berubah sedih mengingat ia akan berpisah oleh anaknya
.
.
.
Dikantor suzy
Suzy dan jisoo duduk disofa ruangan suzy menunggu kedatangan myungsoo sesuai janjinya kemarin pada myungsoo ia akan menepatinya"Eomma.. sebenarnya siapa yang kita tunggu" tanya jisoo bosan menunggu tamu yang tak kunjung datang
"Teman eomma dari korea, ia ingin bertemu jisoo" jawab suzy
"Korea? Dia orang korea eomma? Wah..." jisoo yang memang jarang menemui orang korea dikanada, begitu antusias jika tamu eommanya kali ini orang korea. Selama ini kebanyakan teman ibunya banyak asli kanada.
Tok
Tok
Suara pintu ruangan suzy diketuk, suzy berjalan membukakan pintu untuk sang tamu yang suzy yakin adalah myungsoo
"Masuklah" suzy mempersilahkan myungsoo masuk"Eoh.. paman.." jisoo menunjuk myungsoo yang muncul dari pintu merupakan sosok orang yang ia temui beberapa hari lalu
"Ayo..duduk" suzy memepersilahkan myungsoo duduk. Myungsoo berjalan kearah sofa tak melepaskan pandangannya dari jisoo, dalam hati ia akan selalu mengingat wajah jisoo yang akan selalu ia rindukan setelah ini.
"Paman..ternyata teman eomma, mianhe aku tak mengenal paman beberapa hari lalu" ucap jisoo membuat suzy berkerut jisoo sudah bertemu myungsoo beberapa hari lalu pikir suzy
"Kalian sudah bertemu?" Tanya suzy
"Eoh.. saat menghadiri presentasimu, aku bertemu jisoo. Dia anak yang tampan" jawab myungsoo tak melepas memandang jisoo dengan rindu.
.
.
Myungsoo mengajak suzy dan juga jisoo jalan-jalan keliling kota kanada, dapat suzy lihat betapa kuat kontak batin ayah dan anak baru bertemu keduanya dapat begitu akrabnya bahkan jisoo selalu tertawa bersama myungsoo. Dulu saat jisoo mulai mengenal orang, dekat dengan chanyeol saja membutuhkan waktu yang lama.Air mata suzy tiba-tiba jatuh melihat ke akraban antara ayah dan anak, haruskah ia memisahkan keduanya?
.
.
.
Myungsoo mengatar suzy dan jisoo ke kantor, sebenarnya myungsoo menawarkan mengantar kerumah. Tapi suzy menolak dengan alasan mobilnya ada dikantor."Paman.. gomawo, jisoo sangat senang. Bahkan chanyeol appa tak pernah mengajakku jalan-jalan" ucap jisoo santai tak hentinya tersenyum
Myungsoo mengalihkan pandangan dari jisoo ke suzy begitu jisok menyebut nama chanyeol, tangan myungsoo mengepal menahan amarahnya. "Jadi kau berada dikanada bersama chanyeol?" Tanya myungsoo pada suzy, suzy hanya diam tak menjawab "JAWAB SUZY" bentak myungsoo membuat suzy dan jisoo terkejut dan juga takut. Amarah myungsoo yang seketika meledak kembali surut melihat jisoo ikut ketakutan
"Jisoo, mianhe.. paman tak bermaksud membentak" myungsoo berjalan mendekat pada jisoo
"Paman.. paman kenapa membentak eomma? Kami tinggal bersama chanyeol appa karena appa jisoo tak pernah menjemput" kali ini jisoo menangis menyebut appanya
Myungsoo terpaku mendengar ucapan anaknya dan reflek langsung membawa jisoo kepelukkannya, myungsoo ikut menangis. Begitupun dengan suzy yang ikut menangis menyaksikannya
.
.
"Suzy bisakah kalian kembali?" Myungsoo memutuskan bicara pada suzy diruangan suzy, sementara jisoo sedang fokus menonton ditabletnya"Mianhe.. aku.. aku tak bisa kembali, myung" jawab suzy memedang kearah lain tak berani menatap myungsoo
"Wae? Apa kau sudah menikah dengan chanyeol?"
"Belum, tapi kami akan menikah"
Myungsoo menunduk mendengar perkataan suzy, apa sudah benar tidak ada harapan bagi dirinya bersama suzy sekarang. Myungsoo bangkit dari duduknya berjalan kearah jisoo "jisoo, paman akan pulang" pamit myungsoo pada jisoo
"Apa kita akan main lagi besok paman?"
"Ani, paman tak bisa" jawab myungsoo memeluk jisoo
"Bagaimana jika dilain hari?"
"Paman akan kembali kekorea besok, jadi paman tak tau kapan kita bisa main bersama lagi" jawab myungsoo menitikkan air mata
"Jadi paman akan meninggalkan jisoo?" jisoo kembali menangis
Myungsoo melepas pelukkannya dan mengahapus air mata anaknya "Jisoo, sebenarnya paman tak mau berpisah darimu. Paman sangat sayang pada jisoo, jadi anak yang baik dan pintar ya. Jaga ibumu, jadilah laki-laki yang hebat" myungsoo mengecup kening jisoo dengan amat sayang.
"Bagaiman jika jisoo ikut paman saja?"
"Lalu, jisoo akan meninggalkan ibumu. Ibu pasti akan sedih jika jisoo ikut paman"
Suzy yang mendengar pecakapan myungsoo dan jisoo tak kuasa menahan tangisnya, air mata yang sedari tadi ia tahan bercucuranlah sudah.
"Jisoo-ah, bolehkah paman meminta satu permintaan?" Tanya myungsoo pada jisoo
"Apa paman?" Jisoo memandang myungsoo masih dengan sisa air mata dipipinya
"Bisahkah jisoo memanggil paman dengan sebutan appa?" Myungsoo memandang jisoo berharap. Disofa suzy semakin terisak mendengar permintaan myungsoo, apa ia sangat kejam pikir suzy
"A..app..Appa..." ucap jisoo begitu terdengar mengaharukan ditelinga myungsoo, myungsoo tersenyum dan memeluk kembali jisoo dengan erat " bisakah sekali lagi nak, panggil appa?" Myungsoo tersenyum bercampur dengan tangis
"Appa..appa" jisoo kali ini ikut menangis menyebut kata appa pada myungsoo, jisoo merindukan ayahnya. Menyebut myungsoo dengan sebutan 'appa' membuat jisoo merasa jika myungsoo adalah ayahnya.
MCH
Jangan lupa vote dan komennya😉
Baca juga cerita baru aku judulnya " My Sexy Secretary"
Selamat malam minggu...😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband [END]
RomanceSinar senja menebus melalui cela gorden dari kamar pasangan yang telah usai bercinta disiang hari. Namun bisa dilihat sang lelaki masih sesekali mengecup bibir sang wanita "Sayang..." panggil myungsoo menciumi bibir suzy dengan mata terpejam "Hmm...