THE LOVE OF YOURS ( YOURS SERIES 2) BARRY ALLEN STORY [END]

3 (BARRY ALLEN)

Aku mendatangi gym yang berada sangat dekat dengan sekolahku. Jika berjalan kaki jaraknya hanya sekitar tiga blok rumah dari sekolahku.Gym ini sangatlah kecil dan biayanya juga sangat murah.

Aku terbiasa menabung uang saku-ku dan membeli apapun keperluanku dengan uang-ku sendiri. Berbeda dengan Kal-El dia sangat tidak pandai menabung. Kara? Terlalu hemat bisa dikatakan dia hampir pelit (terutama kepadaku dan Kal-El jika menyangkut pacarnya Dashiell Parrish, apapun akan dia berikan)

Sedangkan aku, sangat fleksibel tidak terlalu hemat dan tidak terlalu boros.

Jujur, Ayah dan Ibuku sangat mampu mendaftarkanku di klub gym yang harga membernya sangat mahal. Namun, aku terbiasa memakai uang yang kutabung sendiri untuk keperluanku.

Kini aku berada didepan gedung kecil yang bertuliskan Veronica Club. Kubuka pintu kecil tersebut dan disambut oleh Robert pemilik gym ini.

"Barry Allen! Astaga aku sudah tidak melihatmu satu tahun terkahir ini! kau kembali lagi akhirnya! Ayahmu sudah membolehkan kau bepergian kini?"

"Yeah, Robert... kini aku tidak lagi harus menemani kakakku pergi kemanapun, karena dia sudah berkuliah di MIT,"

"MIT? That's great Barry... that's great...kau ingin menjadi member gym ku lagi?"

"Yeah, that's why I'm here Robert..." Wajah Robert berbinar-binar kemudian ia mengetikkan sesuatu di komputernya dan memberikanku sebuah kartu yang bertuliskan Veronica Gym.

"Ini kartumu, kau tidak perlu membayar padaku lebih dahulu kini Barry..."

"Thanks Robert!"

"Kapan kau akan memulai latihan?"

"I don't know maybe today...aku sudah terlanjur membawa pakaian ganti,"

"Alright,kau ingin menggunakan personal trainer?"Aku terkekeh.

"Robert, jangan bercanda... personal trainer disini juga kau sendiri, kau tak perlu bertanya padaku," Robert mengibas-kibaskan tangannya dan aku mnegerenyit.

"Not me anymore Barry, aku mendapatkan cidera lutut tahun lalu... aku tidak bisa melatih member disini lagi," Robert keluar dari balik meja resepsionis kemudian aku melihat kakinya memakai deker lutut.

"Apa yang terjadi Robert?"

"Ah, tahun lalu aku berlari mengejar sesuatu,"

"Kau mengejar sesuatu hingga lututmu cidera? That's insane Robert,"

"Yeah, I know...tetapi aku senang anakku kembali dan mau membantuku di gym ini," Kini aku mengerutkan lagi keningku.

"Wait,kau punya anak?" Robert mengangguk.

"Kukira kau seorang bujangan yang tinggal sendiri!" Robert terkekeh, kemudian ia menepuk punggungku.

"Let me introduce to you with my lovely daughter...dia yang akan melatihmu disini... don't you worry about it..."Aku mengikuti Robert yang masuk ke dalam ruang gym. 

Walaupun gym ini sangat kecil... mereka memiliki anggota yang lumayan banyak. Alat gym disini juga lumayan lengkap, bahkan disini juga tersedia sauna.

"Sweetheart!"Aku terkejut mendapati seorang yang sangat familer untukku. 

Rambutnya berwarna emas, matanya abu-abu kemudian tubuhnya begitu berotot namun tampak bagus. Rambutnya diikat kuda kemudian ia fokus meninju sandbag yang ada di hadapannya dan laki-laki disampingnya memerhatikannya dengan seksama.