-8. Basket

47 4 0
                                    

Tringgg...Tringgg...

Bel sekolah berbunyi, menandakan sudah waktu untuk menyelesaikan pelajaran disekolah.

Seketika kelas XI Ips 2 mengucapkan syukur karena jam telah berakhir, bukan karena apa mereka terlalu bosan jika dihadapkan dengan Pak Yono guru Ppkn yang kerjanya berbicara tak jelas. Sudahlah tidak tahu Ppkn malah ditambah dengan cerocosan tidak jelas lagi.

Gabriella langsung bergegas kekantin, semakin hari gadis itu semakin bersemangat kekantin dan sudah tahu pasti alasannya adalah Pedro.

"Net, ikut gue?" tanya Gaby pada Arneta yang tidak menunjukkan tanda tanda ingin keluar kelas itu.

Arneta menggeleng "Ga deh Gab, gue lagi pengen namatin novel ini." jawabnya seraya menunjukkan novel yang dipegangnya itu, sudah dari tadi juga Gabriella lihat gadis itu membacanya.

"Yaudah, gue pergi dulu!" ucapnya lalu pergi meninggalkan kelas.

Gabriella berjalan sendiri dikoridor kelas. jika dilihat rata rata siswa siswi sekolah sangat tidak ingin terlihat sendiri jika disekolah, tapi berbeda dengan Gabriella, Ia biasa saja karena menurutnya berjalan sendiri dikoridor kelas bukan berarti tidak mempunyai teman.

"Gabyyy!" teriak seseorang dibelakang Gabriella. Sontak itu membuat Gabriella memutar balikkan tubuhnya 180 derajat.

"Ashira?" Gabriella menaikkan sebelah alisnya, kenapa gadis didepannya ini meneriakinya.

"Kenapa Ashira?"

"Lo bilang mau liat si Cyntha kan?"

Gaby mengangguk, benar. Kemarin setelah Billy menghampirinya di kantin ia memang meminta Ashira untuk menunjukkan lagi si Cyntha itu.

"Si Cyntha lagi ada pameran eskul lebih baik lo ikut pameran deh!"

"Ga niat ikut pameran, bosan dulu gue ditawarin terus. Pamerannya dimana?" Gabriella memang selalu diminta untuk menjadi ketua pameran eskul yang diikutinya.

"Iya deh, yang dari sono-nya suka jadi anak guru!"

Gaby memutar bola matanya, bosan dengan sikap Ashira yang begini. "Dimana tempatnya?"

"Tuh dilapangan basket indoor, kesana aja pasti ada Pedro deh!"

"Thank you, next. Babe" ucap Gaby lalu berlari meninggalkan Ashira.

Kini setelah sampai dilapangan basket indoor ia tidak tau kemana. lupa jika dirinya ini adalah murid baru disekolah .

Gaby mengedarkan pandangannnya keseluruh sudut lapangan.

Gaby membelalakkan matanya saat melihat Pedro bersama teman temannya di salah satu stand. Yang kemungkinan stand dari eskul basket.

Entah dilahirkan darimana, dirinya sangat sangat percaya diri. Sedari tadi tidak ada cewek yang berani ke stand mereka karena takut jika diomongkan orang sekitar tapi dengan santainya Gaby berjalan menghampiri mereka lebih tepatnya ke Pedro.

Dengan senyuman gadis itu memanggil Pedro, "Haii!"

"Hai juga cantik!" jawab Uray.

"Gue mau masuk basket, boleh dong minta formulirnya?"

Pedro berdiri lalu menghampirinya, sedangkan Gaby sendiri tersenyum lebar saat melihat Pedro menghampirinya.

"Disini kita cuma butuh orang yang serius!" ucap Pedro dengan nada tekanan, seakan dirinya merendahkan gadis itu.

"Loh!" Gaby sendiri hanya bisa mengucapkan itu. Dirinya pikir Pedro akan menerimanya dengan cara spesial tapi ternyata... Sudahlah buang saja harapan itu, itu sangat sangat tidak mungkin.

GabriellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang