-13. Kejadian sebelum puncak.

31 1 0
                                    

Gaby berjalan dengan semangat yang masih membara dibenaknya, bagaimana tidak gadis itu baru pertama kali diizinkan untuk mengikuti hal hal beginian.

"Anggara, lo biasa dipanggil apa si? Nama lo lumayan panjang nih," tanyanya dengan Anggara yang tepat berada disamping kanannya.

Anggara menoleh lalu tersenyum tipis, "Panggil gue sesuka lo aja si, biasa juga bocil bocil dikelompok ini manggil gue sembarangan."

Gaby mengangguk dan menyahut lagi, "Gara aja gimana? Cakep deh kayaknya."

"Serah deh, asal jangan yang aneh aneh."

Setelahnya, tidak ada lagi pembicaraan yang terjadi. Mungkin jika ada Billy dan Uray akan sedikit ramai. Sayangnya hanya ada Gaby, Pedro dan Anggara. Billy dan Uray ditugaskan untuk mengawal beberapa anak mapala dan pramuka yang sengaja ikut.

Baru saja Gaby ingin berbicara lagi, kini dirinya sudah terduduk lemas ditanah.

Pedro mendesis lalu menyeterakan posisinya dengan Gaby yang masih meringis.

"Ambil nih!" perintahnya terhadap Anggara yang masih berdiri membiarkan Pedro sendiri yang membantu Gaby.

"Lo itu kebanyakan ngomong!"

Gaby kembali meringis, dirinya yang kesakitan saja masih bisa dimarahi oleh Pedro.

"Iya maaf,"

"Masih bisa berdiri gak Gab? Biar kita papah aja," tawar Anggara yang menatapnya khawatir.

"Tolong pegangin tangan gue Gar!"

Gaby menyerahkan tangannya dihadapan Anggara, tapi bukannya Anggara yang mengambil malah Pedro yang sedang memposisikan lengannya dileher lelaki itu.

"Lo pegangin matras bisa? Gaby biar gue aja yang tangani,"

Gaby tersenyum saat tubuhnya yang ramping itu melayang digendongan Pedro, Ia mendekatkan bibirnya dengan telinga lelaki yang sedang menggendongnya. "Thanks babe!"

Pedro menatap dalam matanya dan berkata, "Masih berani centil Gab?"

Gaby mengangguk pasti, barusan Pedro seperti menantangnya untuk bertindak.

Gaby melihat Anggara yang 4 meter lebih jauh dari mereka.

"Emang aku centil ya?" pertanyaan yang tak berbobot dari Gaby itu membuat Pedro berdecih.

"Lalu apa namanya cewek yang ngejar ngejar cowok?"

Gaby terdiam, bukannya menjawab pertanyaannya Pedro malah balik bertanya dan berhasil membuat dirinya sendiri kikuk.

"Ped!"

Pedro hanya memandangnya tanpa niat menjawab.

"Bisa beri aku kesempatan buat jadi pacar kamu?"

"Lo nembak gue?"

Gabriella menggeleng, lalu terkekeh. "Gak. Aku gak nembak kamu kok, cuma tanya aja."

Pedro tersenyum penuh arti, dan Gabriella tidak tau apa maksudnya.

"Sejak kapan suka sama gue?

"Sejak aku ketemu sama kamu dikonser,"

"Alasannya?" kali ini Pedro memberinya pertanyaan beruntun.

"Karena aku suka!"

Pedro hanya mendengus dan itu berhasil membuat Gaby tertawa kencang yang menyebabkan Anggara menoleh.

"Kenapa?" teriaknya.

Pedro diam dan Gaby pun diam, bingung ingin menjawab apa.

"Serah!" jawabnya, lalu berjalan lebih cepat meninggalkan mereka.

GabriellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang