-11. Kantin

33 3 0
                                    

Pagi di lapangan basket indoor Sma Hardsee kini telah diisi oleh kerumunan murid murid kelas XI dan juga suara protesan mereka saat disuruh langsung oleh kepala sekolah untuk berkumpul dilapangan.

Kepala sekolah berdiri dihadapan mereka semua, sebenarnya sekolah akan mengadakan moment on mountain yang memang akan diadakan setiap tahun untuk mereka yang naik ke kelas XI.

Setelah meresa mereka semua telah sedikit lebih beraturan, Kepala sekolah memulai pembahasan maksudnya itu.

"Selamat pagi semua!" Ucap Kepala sekolah menyapa mereka dengan sebuah mic yang berada digenggamannya.

"Pagiiiii!" jawab diantara mereka.

Bukannya semakin tenang, suasana malah semakin ribut setelah Kepsek mengucapkan salamnya.

"Untuk semuanya, bapak harap kalian tenang dan diam. Jika tidak kalian akan tetap berdiri disana sampai pulang sekolah!" ucapnya yang terdengar melalui mic tadi.

Setelah merasa suasana lebih tenang, Pak Ryan sebagai kepala sekolah kembali melanjutkan pemberitahuannya.

"Berdasarkan yang telah kita lakukan pada tahun tahun sebelumnya, kali ini kita sebagai pihak sekolah juga akan mengadakan moment of mountain yang akan dihadiri kelas 11 saja."

Sontak itu membuat seluruh murid dilapangan berteriak heboh, itu adalah saat yang mereka tunggu. Moment of mountain juga seperti kemah pada pramuka, sama persis.

"Untuk itu, setiap siswa wajib menyumbang sebesar 200ribu untuk keperluan umum. Setelah ini akan diberikan brosur pengeluaran dan barang disetiap kelasnya." Lanjut Pak Ryan lagi.

Gabriella tersenyum, ini adalah kesempatannya untuk berdekatan dengan Pedro.

"Bapak ingin kalian memilih, kelompok untuk nanti akan dipilih sendiri atau dipilih setiap guru pebimbing? Yang dimana kalian tidak diharuskan untuk berkelompok dengan satu kelas."

"Pilih sendiri aja deh pak!" jawab sebagian dari mereka dan ada juga yang memilih untuk dipilihkan oleh guru pebimbing.

"Sudah, sudah. Lebih baiknya kalian sendiri yang memilih karena juga sepertinya tadi lebih banyak yang memilih sendiri, oleh karena itu bapak tetapkan jangan sampai ada yang tidak mendapatkan kelompok. Nama kelompok diserahkan besok sebelum pulang sekolah dan diserahkan kepada Bu Yuli di ruang perpustakaan."

"Sekian dan terima kasih untuk perhatian kalian, kalian boleh pulang kembali ke kelas masing! Jangan ada yang pergi ke kelas lain ataupun kantin!" Ucap Pak Ryan mengakhiri dan disusul oleh suara serbuan murid yang keluar dari lapangan.

   *********

"Billyyyyy!"

Lelaki yang tadi diteriaki Gaby itu langsung berhenti dan menoleh kebelakang. Hanya Gaby yang berani meneriaki seorang Billy dikantin yang sedang ramai ramainya!

Gaby tersenyum lalu mempercepat langkahnya kehadapan Billy, "Bil!"

Billy menaikkan sebelah alisnya yang tebal itu, oh ayolah andai saja dirinya tidak jatuh lebih dulu dalam pesona Pedro tentu saja dirinya akan jatuh kepesona blasteran ini.

"Kelompok lo udah penuh?"

Billy menggeleng lalu menarik tangan Gaby untuk lebih menepi dari jalanan kantin.

"Lo mau masuk kelompok gue?"

Gaby mengangguk antusias, hanya Billy teman dekat Pedro yang tidak membuatnya canggung.

GabriellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang