Aland berjalan sambil sedikit tergesa-gesa. Bohong bila tadi ia berkata akan pergi ke perpustakaan. Nyatanya, kini Aland berjalan kearah rooftop. Tidak peduli bila nanti ia akan dihukum. Yang Aland inginkan saat ini hanya menenangkan pikirannya saja.
Aland membuka pintu yang sudah berkarat itu dengan sedikit mendorongnya. Ia berjalan melewati tangga, setelah sampai, Aland menjatuhkan tubuhnya diatas sofa besar yang tersedia disana.
"Land."
Aland sedikit terkejut ketika mendengar namanya dipanggil oleh seseorang. Ia menyipitkan matanya sedikit untuk melihat lebih jelas siapa yang kini berada dihadapannya.
"Apa? Ngapain lo kesini?" Tanya Aland sedikit tidak bersahabat kepada orang yang kini sudah berada disampingnya.
Ferro menghela nafasnya. "Sorry, kalau perlakuan gue ke Aqilla bikin lo cemburu."
"Gue udah nggak ada perasaan apapun lagi sama Aqilla. Oke, mungkin kemarin gue bilang kalau gue sayang sama dia, dan ya.. gue memang sayang sama dia, tapi sebagai sahabat. Nggak lebih."
"Tadi Aqilla cerita semuanya sama gue. Dia juga yang minta gue buat jelasin sama lo yang sebenarnya."
Ferro menepuk pundak Aland. "Sekali lagi sorry, Bro."
Aland mengangguk-anggukan kepalanya. Membuat Ferro sedikit tersenyum. "Yaudah. Gue balik dulu."
Sebelum benar-benar pergi, Ferro berucap lagi,
"Gue suka nya sama Kezia, kok. Bukan sama Aqilla."
WHAT THE....
KOK DIA BISA KENAL SAMA KEZIA?!
Pekik Aland dalam hati sambil melihat kearah Ferro dengan ekspresi kebingungan. Dan itu tentu saja membuat Ferro tertawa terbahak-bahak.
•••
Aland berjalan memasuki ruangan kelas yang sudah mulai sepi karena bell istirahat sudah terdengar sekitar sepuluh menit yang lalu. Didalam kelasnya hanya ada beberapa murid.
Dan ada Aqilla juga disana.
Sedang menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya yang sengaja ia lipat. Aland yang melihat itu langsung mendekat kearah bangku Aqilla, dan duduk disampingnya. Jujur, Aland merasa bersalah kepada Aqilla.
"Qill."
"Paling cuman mimpi. Nggak mungkin Aland manggil gue." Ujar Aqilla sembari sesenggukkan. Dan tentu saja kalimat yang terucap dari mulut Aqilla membuat Aland terdiam mematung disampingnya.
Aland mengusap puncak rambut Aqilla, membuat Aqilla langsung menoleh kearah Aland dengan mata yang sudah membengkak.
Dengan cepat, Aqilla mengusap wajahnya dengan tangannya. "Eh—eh, ng-nggak mimpi ternyata." Ujarnya sambil masih sesenggukan.
Aland hanya menggelengkan kepalanya, kemudian mengusap lagi puncak rambut Aqilla, "Maafin aku ya? Aku udah bersikap seenaknya sama kamu."
Aqilla langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak. Kamu nggak salah Aland. Aku yang harusnya minta maaf sama kamu karena udah ngecewain kamu. Aku udah nggak punya perasaan sama sekali sama Ferro, serius deh. Maafin aku..." Ucap Aqilla dengan lirih. Kepalanya tertunduk, seperti anak kecil yang sedang dimarahi karena terlalu banyak membeli permen.
Kedua sudut bibir Aland terangkat keatas, mengukir senyuman manis diwajahnya.
"Iya, sayang."
"Kamu mau tau nggak?"
Aqilla mengangguk, "Apa?"
"Ferro suka sama Kezia."
Aqilla menahan tawanya agar tidak keluar. "Hah? Seriusan? Kok mereka bisa kenal?"
![](https://img.wattpad.com/cover/166600212-288-k992937.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST YOU AND ME [COMPLETED STORY]
Teen Fiction"Gue suka sama lo. Aqilla Rheisyafa." _______ Mencoba membuka lembaran baru, mencoba meninggalkan luka lama dari masa lalu, ternyata tidak semudah yang Aland dan Aqilla bayangkan. Disaat mereka sudah mulai melupakan, masa lalu mereka malah menghamp...