Aqilla berjalan dengan langkah lunglai menuju kelas. Disana sudah ada Aland dan kedua temannya. Siapa lagi kalau bukan Sarah dan Aldo.
Mereka memandang kearah Aqilla. Ralat, sepertinya yang memandang Aqilla hanya Sarah dan Aldo. Karena Aland sedaritadi hanya fokus kepada buku yang ia baca.
Aqilla duduk disamping Aland, mencuri-curi pandang kearahnya.
"Mm, Qill. Lo nggak apa-apa kan? Mata lo sembab, kayak yang udah nangis." Ujar Sarah memecah keheningan. Aqilla menggeleng lemah, kemudian tertaw pelan. "Nangis apaansih, Sar. Gue baik-baik aja kok."
Aland menoleh kearah belakang. Kearah Aldo lebih tepatnya. "Do, gue duduk sama lo gapapa? Sarah ntar disini."
Deg!
Aqilla dan Sarah langsung menatap Aland dengan kening yang sudah berkerut. Bertanya-tanya mengapa Aland meminta untuk pindah tempat duduk?
"Aland? Kamu marah sama aku?" Tanya Aqilla. Aland menatap kearah Aqilla sebentar, kemudian tersenyum.
Aland menggelengkan kepalanya. Ya, hanya itu. Aland beranjak dari tempat duduknya, kemudian menyimpan tas nya dan duduk disamping Aldo.
Sarah yang tidak tahu dan tidak ingin campur padahal di kepalanya sudah banyak berbagai pertanyaan pun, memilih diam dan mengikuti permintaan Aland.
Aqilla menghela nafasnya gusar. "Aland, yang bener. Kamu marah sama aku? Aku ngelakuin kesalahan?"
Kali ini, Aland tidak mengubris pertanyaan Aqilla. Ia hanya fokus kepada bukunya lagi. Sementara Aldo dan Sarah saling menatap. Bingung dengan tingkah laku Aland dan Aqilla.
•••
Aland dan Aldo berjalan melewati koridor yang tengah ramai karena bel pulang sekolah sudah berbunyi. Membuat mereka harus berdesak-desakkan.
Saat sedang berjalan, Aland merasakan lengannya digenggam oleh seseorang. Lantas ia menoleh kearah samping untuk mengetahui siapa yang menggenggam tangannya.
Aqilla.
Entah ada Setan dari mana, Aland menepis lengan Aqilla agar tidak menggenggam nya kembali. Aqilla sungguh terkejut mendapati perlakuan itu dari Aland.
Ia menatap Aland dengan lekat. Namun yang ditatap malah menatap objek lain.
"Aland! Kamu kenapa, sih? Aku berbuat salah sama kamu? Jelasin, jangan malah bersikap kayak gini!" Ucap Aqilla sedikit menyentak. Membuat beberapa pasang mata menatapnya. Ah, Aqilla tidak peduli!
Aland pun sepertinya terkejut. Ia menatap Aqilla sebentar, kemudian menggeleng lemah dengan senyum yang terukir manis diwajahnya.
"Enggak, Sayang. Aku nggak apa-apa. Udah, ayo pulang." Jawabnya dengan lembut, kemudian menggenggam kembali lengan Aqilla. Aqilla mengerutkan keningnya melihat tingkah laku Aland seperti ini. Aqilla tahu betul, meski Aland sekarang sedang tersenyum, ia melihat ada luka yang mendalam dibaliknya. Ya, Aqilla tahu itu.
Dan ia rasa, Aqilla tahu penyebab Aland bersikap seperti ini.
•••
Diperjalanan menuju kerumah Aqilla, tidak ada yang membuka suara. Aqilla dan Aland memilih diam membiarkan hembusan angin mengenai wajah mereka.
Kota Bandung saat itu sedang tidak macet. Membuat perjalanan mereka berdua terasa seperti sebentar.
Sesampainya didepan rumah Aqilla, Aqilla langsung melepas helm yang tadi ia kenakan kepada Aland.
Aland menerimanya, setelah itu, ia menatap kearah Aqilla dengan lekat. Membuat Aqilla jadi salah tingkah sendiri.
"Qill, sini deh." Ujar Aland. Aqilla pun hanya menurut dan berjalan mendekat kearah Aland.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST YOU AND ME [COMPLETED STORY]
Novela Juvenil"Gue suka sama lo. Aqilla Rheisyafa." _______ Mencoba membuka lembaran baru, mencoba meninggalkan luka lama dari masa lalu, ternyata tidak semudah yang Aland dan Aqilla bayangkan. Disaat mereka sudah mulai melupakan, masa lalu mereka malah menghamp...