[22] Perasaan Fero

1.6K 215 24
                                    

Pagi hari ini tidak secerah pagi hari biasanya. Rintikan hujan terdengar jelas diluar sana. Membuat Aqilla malas untuk bangun dari atas ranjangnya yang begitu nyaman.

"Qilla, cepet bangun!" Sudah tiga kali juga pintu kamar Aqilla diketuk oleh sang Mama. "Iya Ma, ini Qilla mau mandi!!" Teriaknya tak kalah kencang.

Aqilla segera bangkit dari tempat tidurnya, mengambil handuk, dan berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Tidak perlu menunggu lama, Aqilla sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat ditubuhnya.

Aqilla berjalan menuruni tangga rumahnya untuk menyapa kedua Orang Tuanya yang tengah berbincang diruang makan dengan sarapan yang masih belum disentuh diatas meja makan.

"Kamu lama banget. Papa sama Mama udah laper nih. Cepet makan." Ujar Rio sambil melirik kearah Aqilla yang hanya dibalas oleh cengiran. "Ya namanya juga perempuan. Qilla tuh harus dandan yang cantik supaya pacar Aqilla makin sayang sama Qilla. Lagian tadi Qilla nggak lama, ah! Papa nya aja yang lebay."

Flora hanya menggelengkan kepalanya. Anaknya itu sangat cerewet melebihi dirinya. Padahal, Flora tidak secerewet Aqilla waktu masa muda.

"Nih ya, kalau pacar kamu itu cinta sama kamu, ya mereka bakal nerima kamu apa adanya. Mau kamu nggak pake make up atau pake make sama aja." Cibir Rio yang langsung dibalas ledekan dari flora.

"Bullshit, Qill. Papa kamu aja suka marah-marah kalau mau pergi terus Mama nggak pake make up."

"Ya lagian muka kamu kalau nggak pake make up serem."

Aqilla tidak bisa lagi menahan tawanya melihat perdebatan antara kedua Orang Tuanya ini. "Udahlah, sama-sama jelek jangan saling menghina." Ujar Aqilla

Flora melotot. "Kalau Mama sama Papa jelek, terus kenapa kamu bisa cantik?"

Aqilla gelagapan. "Hmmm, y-ya mungkin Aqilla anak pungut?"

Flora menggeleng-gelengkan kepalanya. "Awas ya kamu, Mama hapus dari akte keluarga!!"

Aqilla segera menghampiri Mamanya dan langsung memeluknya. "Nggak dong Ma! Aqilla bercanda doang..." Ujarnya sambil tertawa puas.

"Udah-udah. Cepet makan." Ajak Rio kepada Flora Dan Aqilla.

Sambil memakan sarapannya, Aqilla sesekali melihat ke handphone nya untuk mengecek siapa tahu ada chat dari Aland.

Namun nihil, Aland belum memberinya kabar sama sekali. Padahal kan, Aland sudah bilang akan menjemputnya.

"Assalamualaikum."

Aqilla dengan cepat melirik kearah pintu. Flora langsung memasang ekspresi menggodanya yang membuat Aqilla tersipu malu.

"Aland ya?" Tanya Flora yang dibalas anggukan dari Aqilla. "Bentar ya," Pamitnya dan langsung pergi membuka pintu.

"Hai." Sapaan hangat itu membuat senyum Aqilla tambah mengembang.

"Hai. Ayo, masuk dulu." Ajak Aqilla sambil menarik lengan Aland dan membawanya ke ruang makan.

Sesampainya disana, Aland langsung menyalami kedua Orang Tua Aqilla dengan sopan. Senyuman manisnya selalu ia tampilkan.

"Aland emang nggak pernah jelek ya," Sahut Flora sambil terkekeh. Aland hanya menanggapi nya dengan senyuman saja. Berbeda dengan Aqilla yang kini sedang menatap sinis Mama nya itu.

"Jadi ini yang namanya Aland-Aland tuh."

"Ganteng kan?" Tanya Aqilla dengan bangga kepada Papanya.

JUST YOU AND ME [COMPLETED STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang