[11] Elvan

2K 244 26
                                    

"Al, kenapa? Lagi mikirin sesuatu ya?" Tanya Aqilla. Sungguh, Aland sedaritadi tidak banyak bicara. Memang sih, dari dulu pun Aland tidak suka banyak bicara. Namun ini lain, Aland seperti ingin memberitahu sesuatu kepada Aqilla, namun Aland pendam. Ya, seperti itu.

Aland hanya menggeleng, "Engga Qilla, I'm okay."

"Serius deh, kalau kamu mau bilang sesuatu bilang aja sama aku."

Aland jadi gelisah sendiri. Aqilla yang menyadari itu langsung menggenggam lengan Aland.

"Kenapa?"

"Aqilla! Aland!"

"Bisa nggak sih ngobrolnya nanti aja? Bapak daritadi lagi ngejelasin, kalian malah nggak ngedengerin. Sakit tau gak?" Keluh Pak Yusuf, guru bahasa Indonesia itu dengan sedikit ekspresi sedih.

Sontak seisi kelas langsung mentertawakan dirinya. Pak Yusuf termasuk guru yang sangat disukai karena tingkah lakunya yang lucu dan asik.

"Sudah-Sudah! Aland, Aqilla, ngebucin nya nanti aja ya. Sekarang tolong perhatiin Bapak."

Lagi-lagi, seisi kelas langsung tertawa. Sedangkan Aqilla hanya menunduk malu, dan Aland memutar bola matanya malas.

•••

Kezia sedaritadi tidak fokus memperhatikan guru biologi yang sedang menjelaskan didepan kelasnya itu.

Pikirannya penuh memikirkan Aland dan Aqilla. Ia sangat menyesal karena telah terpengaruhi oleh ajakan Rafi.

Tadi pagi, Kezia berbicara dengan Kakak kelas nya itu untuk tidak lagi merusak hubungan Aland dan Aqilla. Rafi sempat memberontak tidak mau. Namun Kezia tetap bersikeras untuk tidak melakukan hal-hal yang akan merusak hubungannya dengan Aland dan Aqilla.

Walaupun ada rasa sakit yang mendalam ketika melihat mereka berdua, Kezia tidak ingin lagi mengulang kesalahan seperti dulu. Ia tidak lagi ingin kehilangan sahabat masa kecilnya.

Tujuan Kezia pulang ke Indonesia dan bersekolah disini pun karena ingin memperbaiki kesalahan nya di masa lalu, kan? Tapi, mengapa jadi begini?

Cukup lama tenggelam dalam pikirannya, Kezia hampir tidak menyadari bahwa bell istirahat sudah berbunyi.

Ia beranjak dari tempat duduknya, dan pergi meninggalkan kelasnya. Ia harus menemui Aland dan Aqilla.

Kezia berjalan sedikit tergesa-gesa di tengah keramaian koridor. Tepat didekat kelas 10-03, Ada empat orang yang sedang mengobrol dan bercanda. Siapa lagi kalau bukan Aland dan Aqilla, dan kedua temannya itu. Aldo dan Sarah.

Saat mereka sedang berjalan, pandangannya tidak sengaja menatap Kezia yang sedang menatap mereka juga. Aqilla yang masih kesal dengan Kezia langsung menggandeng lengan Aland dengan erat. Seakan-akan Kezia akan merebut Aland darinya.

Aland yang menyadari itu menahan tawanya agar tidak keluar. Sungguh, Aqilla sangat menggemaskan.

Tak Aqilla sangka, Kezia berani-beraninya mendekat kearah dirinya dan teman-temannya. Apa tidak puas ia membuat hatinya hancur?

Tepat dihadapan Aqilla, Kezia langsung mengenggam tangan Aqilla.

Dan..

"Qill, please maafin gue. G-gue.." Kezia berucap dengan terbata-bata. Dan Aqilla yang terkejut pun tidak tahu harus merespon apa.

Aldo dan Sarah yang melihat kecanggungan antara Aqilla dan Kezia langsung meminta pamit untuk ke kantin terlebih dahulu.

Disana ada hanya Aqilla, Aland, dan Kezia. Dan beberapa murid yang mencuri-curi pandangan kearah mereka.

JUST YOU AND ME [COMPLETED STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang