U

4.4K 193 51
                                    

HunKai















Happy Reading^^








Jongin membuka matanya, memandang sekeliling ruangan berwarna putih dengan aroma obat-obatan. Ini rumah sakit. Ya, dirinya ingat sebelum ia terbaring disini dirinya mengalami pendarahan.

Babynya tak terselamatkan. Refleks Jongin lalu meraba perutnya yang datar. Tak ada lagi kehidupan didalamnya.

" hikss... aegiya hikss.. mianhe aegiya hikss eomma hikss mianhe.. "

Tangisnya pecah, sampai-sampai ia tak memperdulikan perutnya yang nyeri akibat remasannya sendiri.

" Andwae !! hikss.. aegiya mianhe hikss.. mianhe ". Histerisnya.

Sehun refleks bangun dari tidurnya saat mendengar isak tangis pilu. Pikirnya mungkin suara isakan tersebut berasal dari kamar sebelah, namun setelah nyawanya benar-benar terkumpul ternyata suara isakan tersebut berasal dari Jongin.

Ia menggenggam tangan Jongin yang terasa dingin. " Kim Kai, bangun sayang ". Mata terpejamnya terus meneteskan air mata serta bibirnya tak henti menyebut ' aegiya mianhe '.

Sebegitu buruknyakah mimpinya hingga kedua mata yang masih terpejam itu tak mau berhenti meneteskan air mata. Sehun merasa tercubit hatinya saat Jongin terus merancau tentang bayi.

" ssstttss.. bangunlah sayang, ku mohon. Dan bunuhlah aku yang telah membuatmu sakit seperti ini ". Sehun menghapus lelehan air mata Jongin yang menganak sungai dengan perlahan. " bencilah aku semaumu, tapi kumohon jangan tinggalkan aku. Maafkan aku, hikss.. maaf ". Ia mengecup dalam kening Jongin, tak terasa ia ikut menangis.

Seumur hidupnya baru sekarang ia bisa kembali menangis setelah 3 tahun silam saat neneknya meninggal. Dan hal yang membuat Sehun menangis adalah cinta. Sebuah keajaiban terjadi disini. Sehun yang dulunya menganggap cinta itu bullshit, perlahan mulai percaya jika cinta itu ada. Cinta itu nyata, dan semuanya karena Jongin.

Sosok manis yang rapuh namun mencoba kuat untuk menutupi kerapuhannya sendiri. Sosok yang membuat Sehun berhasrat ingin memilikinya selamanya. Hingga berakhir tersakiti karena keegoisannya yang tinggi.

" aku berjanji, sayang. Jika kau bangun aku tak akan lagi berbuat kasar padamu. Aku akan menikahimu dan kita akan hidup bahagia bersama dengan baby kita ". Sehun menyentuh perut datar Jongin dengan lembut, seolah-olah sentuhannya tersebut akan menyakiti calon baby mereka jika Sehun salah menempelkan telapak tangannya.

" bangunlah dan pukul aku sampai kau puas. Ku mohon, jangan membuatku semakin merasa bodoh. Mianhe, jebal hikss.. ". Tangisnya kembali.

" saranghae Kim Kai ".

Perlahan mata yang masih basah dengan air mata tersebut terbuka. Bola matanya yang redup mulai menyesuaikan cahaya yang masuk dalam retinanya. Memandang ruangan yang sekelilingnya berwarna putih serta beraromakan obat-obatan.

" Sehun ?. Dia menungguku.. ". Batin Jongin saat pertama kali ia membuka mata langsung disuguhi dengan wajah tampan Sehun. Ingin berucap rindu, tapi hatinya masih terlalu sakit.

" keluar ". Kata pertama yang keluar dari mulutnya membuat Sehun tercubit. Kata yang tak diucapkan secara tegas pula bernada lemah, menghancurkan harapan Sehun.

Tangan yang sedari tadi bertautan masih enggan Sehun lepaskan. Malah sekarang makin mengerat dengan lembut. " aku minta maaf, ku harap kita bisa memulainya dari awal. Ku mohon !". Ia menatap dalam mata sayu Jongin yang berair.

" aku memaafkanmu, tuan Oh. Tapi tidak untuk memulainya lagi. Maaf, bisakah kau keluar. Aku ingin istirahat ". Jongin melepas tautan tangannya dengan Sehun lalu memejamkan matanya kembali. Menghiraukan Sehun yang menatapnya memohon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Your Body 💋🐥 💙 🐻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang