Dua

7.1K 256 14
                                    


"Hai Sa, apa kabar?"

Sapaan pertama, setelah satu tahun tidak bertemu, dari Mina yang pagi ini mengunjungi butik milik Selsa. Keduanya bersahabat sejak duduk dibangku sekolah menengah atas, sejak Mina memberikan air mineral miliknya untuk Selsa yang saat itu ke hausan. Juga sejak Selsa menyelamatkan Mina yang saat itu tengah dikeroyok sekumpulan siswi yang katanya tenar.

"Mina, apa kabar? Ya ampun lama nggak ketemu, kabar gue baik, baik banget. Lo gimana? Gimana di Semarang?" Begitulah Selsa ketika bertemu dengan Mina, antusias dan juga heboh. Memberikan pelukan hangat untuk sang sahabat yang kira-kira satu tahun tidak bertemu.

"Ajak gue duduk dulu kali Sa, masa iya lo suruh gue berdiri terus." Gerutu Mina diiringi kekehan gemas Selsa.

Selsa mempersilahkan Mina duduk di tempat biasa ia kedatangan tamu, bukan ruang pribadi, tapi lebih ke ruang tamu yang terlihat santai.

"Gimana Tante Wiwid sama Om Bram disana? Udah lama nggak ketemu,"

Dia jadi ingat, dulu saat dirinya menginap di rumah Mina, Tante Wid suka memasak Rendang. Walaupun saat itu dirumah mereka yang menyukai rendang hanyalah Selsa saja, Om Brama katanya tidak begitu menyukai, Tante Wid saat itu sedang tidak ingin rendang, boro-boro Mina, Wanita itu menolak keras jika disuruh memakan Rendang. Ah dia jadi semakin merindukan Tante Wid dan Om Bram.

"Papa sama Mama baik-baik aja. Ayo dong main ke Semarang, Mama lagi buka bisnis baru nih, lo nggak pengen main-main kesana?"

Selsa membelalak takjub, "Bisnis baru?" Tanyanya setengah tidak percaya, "em... Mama lo selalu terbaik deh Naaa," rengeknya lucu.

"Bisa aja lo Sa,"

"Ngomong-ngomong, bisnis apa?"

"Semacem kuliner lah, letaknya juga lumayan strategis. Ada di pusat kota, dan pertama kali buka itu peminatnya langsung banyak. Alhamdulillah banget sih," jelas Mina detail membuat Selsa menganggukkan kepalanya paham, walau ia tidak tahu benar Semarang seperti apa dan dimana tempat kulinernya.

"Boleh deh nanti gue ajak Papa sama Sam, sekalian nanti malam mingguan disana." Cengirnya mendapat jitakan Mina.

"Pacaran mulu, kerja yang bener terus nikah. Jangan main-main terus,"

Selsa merengek pada Mina, menyenderkan kepalanya dipundak Mina dan memeluknya dari samping.

"Emakku balik, astaga senengnya gue." Katanya menyebut Mina adalah emaknya.

Tapi juga benar apa yang dikatakan Selsa, Mina lebih mirip Mamanya, secara omelan dan semua larangan wanita itu, sama persis seperti omelan Mamanya empat tahun lalu.

Selsa melepaskan pelukannya pada Mina, berganti menatap wanita itu penuh intimidasi, "masih sama Adrian ya?" Tebaknya horor.

Mina menggernyit bingung. Adrian adalah kekasih Mina sejak lulus sekolah menengah atas, dulu saat masih di Jakarta, Selsa sempat bertemu kisaran delapan atau sepuluh kali. Tapi dari delapan atau sepuluh kali bertemu, Selsa tahu seberapa brengseknya orang bernama Adrian itu.

Delapan kalinya ia bertemu masih baik-baik saja dan menilai Adrian adalah Pria idaman semua wanita. Tapi temu selanjutnya justru membuat Selsa ingin mencekik Pria itu hidup-hidup. Pasalnya, ia menyaksikan Adrian tengah bertukar Saliva dengan wanita lain, dan Selsa melihat sendiri dengan mata kepalanya.

"Kenapa kalo gue sama Adrian? Mau protes?" Tanya Mina enteng, seolah bukan masalah sifat buruk pria itu.

"Ya enggak, masa lo betah sama cowok kayak gitu. Bibirnya udah bekas orang lain loh," Jawab Selsa memancing reksi Mina.

That's My (ex) Boyfriend (Sweet Ex Boyfriend New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang