Sepuluh

4.6K 152 3
                                    

Tidak-tidak, memang siapa orang bernama Fabian itu hingga bisa seenaknya mengancam dirinya. Selsa tidak takut, toh itu bukan video yang melanggar apapun, itu hanya sekedar video dimana dirinya memeluk lalu menangis. Bukan tipe Samuel kalau lelaki itu tiba-tiba tahu dan membencinya.

Tadi, pagi sekali, Selsa sudah ada di butik dan meneliti satu persatu koleksi yang terpajang di manekin. Sedikit membenarkan letak gaun yang tergeser, meneliti kerusakan kecil atau mungkin aksesoris dari gaun ada yang berkurang. Selsa selalu teliti dalam hal apapun, makanya kerja kerasnya selama ini di akui semua orang.

Mengedarkan pandangan dia menatap jam dinding yang tak jauh dari tempatnya, sudah pukul sembilan dan lima belas menit lagi dia akan bertemu tamu penting dan terhormat. Wanita paruh baya yang disegani di semua kalangan wedding organizer, termasuk Selsa.

Langkahnya menuju lemari besar dan mengambil katalog terbaru, kemarin dia meminta Reta membuat versi terbaru, untuk di perlihatkan kepada tamu spesial.

"Hallo sayangku, lama tidak bertemu."

Awalnya terkejut, namun setelahnya dia merespon dengan cipika cipiki, jam menunjukkan pukul sembilan lebih lima dan tamu spesial sudah datang.

"Hallo Tante, silahkan duduk."

Selsa mempersilahkan duduk, namanya Farisa, pemilik Heart Megazine atau majalah terbesar yang setiap cetakannya tidak pernah membuat siapapun kecewa. Cara memotret, editing serta sampulnya membut siapapun takjub, bahkan model dari sabang sampai merauke sudah menghiasi sampul majalah terkenal itu.

"Bagaimana perkembangan WO kamu? Butik kamu juga? Masih wow seperti dulu kan?" Tanya Farisa dengan gaya khasnya wanita sosialita.

"Alhamdulillah Tante, berkat Tante juga yang sering mempromosikan WO dan Butik milik saya. Tante bagaimana, Heart Megazine lancar kan?" Selsa balik bertanya, sejak insiden tak mengenakkan di acara pernikahan salah satu customernya, hubungannya dengan Farisa dihantam kerikil kecil. Namun saat kemarin Farisa mengajaknya bertemu, Selsa bahagia bukan main.

"Ya jangan tanyakan itu, Heart Megazine pasti lancar dong. Sekarang saya sedang mengadakan projek pemotretan dengan salah satu aktris terbaik Amerika dan setelah itu Solois terbaik Korea," kipas yang dibawa Ferisa selalu ikut andil, padahal Selsa yakin AC butik sudah di hidupkan dan kenapa juga wanita paruh baya itu kipas-kipas sejak tadi.

"Wah selamat ya Tante, ikut seneng dengar projek baru Tante itu. Oh iya ada keperluan apa Tante ajak saya bertemu?"

"Oh saya suka cara kamu yang to the point," jawabnya diiringi tawa ringan, "saya mau sewa dua puluh gaun terbaik kamu untuk pemotretan Heart Megazine."

Hah, tunggu dulu, dua puluh? Gila saja, satu gaun saja mencapai jutaan rupiah dan ini Tante Farisa meminjam dua puluh gaun sekaligus, yang benar?

"D-dua puluh, Tante?" Tanya Selsa meyakinkan.

Farisa mengangguk, "betul. Why?" Beliau balik bertanya dengan entengnya, kipasnya masih ikut andil.

"Em- bisa, cuma dua buah gaun itu model lama, Tante mau?"

"Tidak masalah sayangku, Saya akan membuat gaun yang kamu sebut model lama itu menjadi cantik. Tapi,"

Selsa mengernyit bingung saat mendengar kata 'tapi' dari Farisa. Perasaannya mendadak tidak enak jika sudah ada kata 'tapi'.

"Tapi?"

"Harga pergaun kamu kasih diskon enam puluh persen, dan Tante akan mempromosikan WO sekaligus Butik kamu selama enam bulan." Ungkapnya diiringi kerlingan manis. Ah tampang-tampang merayu. Ini salah satu hal yang tidak di sukai dengan Farisa.

That's My (ex) Boyfriend (Sweet Ex Boyfriend New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang