Sembilan

4.9K 182 11
                                    

Sangat sial nasibnya hari ini, setelah seharian pusing memikirkan hal tidak penting semacam Fabian, seharian pula ia uring-uringan karena karyawannya entah sengaja atau tidak membut cacat gaun pengantin milik customer hingga dirinya yang dijadikan sasaran kemarahan, dan sekarang Mobilnya mogok di salah satu jelanan dimana itu memang dari dulu terkenal sepi.

Ia coba melakukan panggilan telepon dengan beberapa orang, namun tak ada satupun dari mereka menerima panggilannya. Selsa berdecak sebal, menggerutu dan berkali-kali menendang ban mobil cukup keras.

"Angkat dong Sam, kemana sih." Gumamnya sekali lagi melakukan panggilan pada Sam.

Sudah satu jam dirinya berada disini, dan jam yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan pukul delapan malam. Ia gelisah, takut, pikirannya sibuk memikirkan hal sembrono yang memungkinkan terjadi. Semisal ia dibunuh ditempat ini lantas mayatnya dibuang di sekitar hutan.

Selsa sudah mencoba membenarkan, meneliti apa yang salah dari mobilnya, tapi masih saja tidak bisa. Karena udara yang semakin malam semakin dingin, Selsa memutuskan menunggu didalam mobil sembari menunggu pertolongan dari orang baik yang tak sengaja lewat. Semoga saja ada, dan Selsa akan sangat berterima kasih pada orang itu.

Ini bukan pertama kali mobilnya mogok, tapi kali ini lebih menakutkan dari biasanya. Karena mungkin waktu itu mogoknya berada ditengah-tengah kendaraan yang sedang berlalu lalang. Tidak seperti sekarang yang hanya ada dirinya saja diantara remangnya cahaya lampu jalanan. Dan semoga saja tidak ada pemadaman lampu disekitar, Selsa tidak lagi bisa membayangkan seperti apa nasibnya.

Tangan mungilnya mengutak-atik menelusuri beberapa nama yang kira-kira bisa dihubungi, satu persatu termasuk Reta pun hasilnya tetap nihil. "Perasaan baru jam delapan deh, kemana sih mereka." Bisiknya semakin ketakutan dan setengah panik.

Dan tanpa disangka juga semakin sial, dua lampu jalanan yang hanya menerangi para pengendara juga pejalan kaki itu padam. Sunyi, hanya ada suara hewan dari kanan jalan yang memang hutan serta malam semakin pekat. Selsa sontak menutup mata rapat dan mencengkeram stir mobilnya kuat-kuat. Nafasnya mulai tidak beraturan, ingin menyalakan senter yang ada di ponsel namun ponselnya lebih dulu terjaruh dan ia tak mungkin meraba dan semakin membutnya setengah mati ketakutan.

Ya Tuhan ia semakin tidak bisa bernafas, dadanya semakin sesak, dan ia semakin mencoba menghirup banyak udara walau kesusahan. Tangannya juga digunakan menepuk-nepuk dadanya serta berusaha menghentikan keringat dingin yang berusaha menguasainya.

Kalau memang dirinya mati di tempat ini, ia berjanji akan menggentayangi siapapun yang melewati tempat ini. Salah siapa memadamkan lampu dan membuat jalanan semakin sepi juga mencekam.

Air matanya mulai jatuh ketika dirinya sulit sekali bernapas, kembali cengkeramannya pada stir menguat tanpa memperdulikan jika tangannya akan sakit. Rapalnya dalam hati adalah semoga ada orang baik yang menemukan dirinya tengah sekarat seperti ini, menolongnya dan Selsa akan memberikan imbalan yang setimpal. Dirinya memohon pada Tuhan dan semoga saja dikabulkan.

Tangisannya semakin pecah. Selain takut, Selsa benci dirinya sendiri yang tidak bisa diajak kerja sama untuk selalu baik-baik saja. Isakan diiringi nafas tersenggal itu terdengar menyakitkan, memukul stir berkali-kali dan berteriak dalam hati meminta tolong pada siapapun karena dirinya ketakutan.

Selsa percaya kuasa Tuhan, kehendak Tuhan yang selalu adil untuk umatnya. Walau setengah mati menetralkan degupnya yang melemah serta tubuhnya semakin lemas, dari spion mobilnya ia melihat sorot kuning dari jauh. Semoga saja, semoga itu orang baik yang memang dikirim kan untuk Selsa.

Jalanan setengah terang karena cahaya dari mobil yang semakin mendekat dan berhenti tepat didepan mobilnya. Samar-sama melihat seseorang turun dari mobil itu dan berjalan menghampirinya. Padangannya mengabur dan ia tidak bisa melihat jelas wajah orang yang sekarang mengintip dari balik jendela mobilnya.

That's My (ex) Boyfriend (Sweet Ex Boyfriend New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang