Empat

5.5K 225 5
                                    

Even on the day of our break up, you still don't know the reason
Bahkan pada hari dimana kita putus, kamu masih belum tahu alasannya

Now it's your 180 degree different, your expression, way of talking
Sekarang kamu berbeda 180 derajat, ekspresimu, cara berbicara

Your very warm eyes
Mata mu yang sangat hangat

Even your scent are so very different
Bahkan setiap aroma mu sangat sangat berbeda

Our love and memories
Cinta dan kenangan kita

Still remain the same for me
Masih tetap sama untukku

Now, you and I have changed 180 degree
Sekarang, kamu dan aku telah berubah 180 derajat

🎶 Ben - 180 Degree

=========

"Mbak di depan ada yang ingin bertemu."

Selsa mengerutkan kening penasaran. Pasalnya ia sama sekali tidak ada janji dengan siapapun, dan tiba-tiba ada yang mengajaknya bertemu, siapa kira-kira orang itu?

"Siapa Ta? Kamu tau nggak orangnya gimana?" Tanya Selsa penasaran.

"Orang yang sama seperti kemarin mbak,"

Lagi-lagi Selsa menggernyit bingung. Kata kemarin yang diucapkan Reta mengartikan banyak orang, Samuel, beberapa pelanggan, termasuk Elena dan,

Oh astaga, jangan!

Jangan-jangan,

Tidak, ini tidak mungkin.

"Ma-maksud kamu mbak El?" Tanya Selsa ragu.

Reta menggeleng, "calon suami mbak El lebih tepatnya." Ujar Reta pelan.

Selsa menjadikan meja kerja sebagai tumpuan untuk bisa tetap berdiri. Tubuhnya tiba-tiba oleng dengan wajah setengah syok, Reta saja bergerak maju untuk siaga membantu tubuh bosnya yang oleng.

"Kenapa mbak?" Tanya Reta.

Selsa terkekeh lingkung lantas menggeleng, "kamu tolong temui calon suami mbak El, bilang kalau saya lagi nggak di butik." Bisiknya rendah.

"Tapi mbak-"

"Reta saya mohon,"

Tentu saja Reta tidak tega, melihat kondisi bosnya yang mungkin sedang tidak baik-baik saja, mau tak mau mengangguk menyetujui usulan penuh kebohongan itu. Satu lagi, Reta melihat sanga amat jelas, wajah mbak Selsa lebih pucat dari biasanya.

Selepas Reta pergi dari ruangan, Selsa menarik kursi yang mana ia gunakan sehari-hari, duduk disana dan bersandar pada punggung kursi dengan nyaman. Matanya terpejam sembari mengatur nafasnya yang entah sejak kapan tidak beraturan.

"Kenapa harus dipertemukan, huh?" Gumamnya lirih, sangat amat lirih. Matanya juga masih terpejam kuat, begitupun tangan yang saling menggenggam.

Sedangkan di sisi lain, Reta tak enak menemui calon suami Elena yang bernama Fabian itu. Menyampaikan maaf beribu kali maaf karena atasannya tidak datang, tentunya berbohong, namun sialnya Pria dihadapan Reta kali ini tidak percaya.

"Mas mohon maaf, mbak Selsa memang tidak datang hari ini. Lain kali saja bertemunya,"

"Apa seperti ini pelayanan di butik yang katanya terkenal? Berbohong kepada pelanggan itu sama aja kamu mengusir pelanggan, kamu pengen butik ini sepi dan kamu nggak akan dapet gaji?"

That's My (ex) Boyfriend (Sweet Ex Boyfriend New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang