Fermata

713 53 4
                                    

Markalvine seorang pengelola café kecil di pinggir kota itu menatap putri semata wayangnya dengan senyum cerah. Luna, nama yang diberikan sang Ibu pada anak pertamanya. Luna berartikan sebuah bulan yang indah karena Luna lahir di malam hari dan pada malam itu bulan sabit merlihat begitu cantik dipandang.

Yeriana berharap Luna senantiasa cantik hingga kapanpun baik wajah maupun hatinya. Harapan itu terkabul dengan sempurna Luna tumbuh sebagai anak yang menggemaskan dengan wajahnya yang dapat dibilang kombinasi dari Ayah dan Ibu nya.

Akan tetapi Alvine terus berpegang teguh pada pendiriannya, jika dari posisi samping kanan Luna benar benar replika Riana. Wanita yang membuatnya dapat menjalani hidup dengan baik selama ini. Wanita yang ia cintai setengah hidupnya.

Luna berdiri di meja pemesan "Ayah tadi aku dapat a loh buat ujian bahasa inggris" ucapnya memuji dirinya.

Alvine mengusap puncak kepala anaknya dengan penuh kasih "anak Ayah emang paling hebat, yaudah ke atas gih mandi terus makan Ayah masak ayam bumbu kesukaan kamu" ujar Alvine dengan senyum mengembang, tak lupa tatapan cinta yang selalu ia berikan pada anak gadisnya itu.

Ekspresi berbeda diwajah Luna, gadis mungil itu menatap Ayahnya sebal "Yah kan aku udah bilang jangan masak kaya gitu gak akan seenak buatan Ibu" balasnya menyendu.

Luna paham betul Ayahnya itu mencintai Ibu dengan dengan separuh nafasnya tapi semenjak kepergian Ibu-nya sepuluh tahun silam Alvine terus berupaya membuat menu menu fariasi yang selalu dibuat oleh Riana dulu.

Contohnya Ayam bumbu, perpaduan saus pedas dan barbeque itu hanya Riana yang tau takarannya. Burger sosis, hanya Riana yang tau bagaimana cara membuat sosis sapi itu memiliki rasa pedas manis. Puding mangga dengan vla santan, perpaduan kenyalnya puding segarnya mangga dan siraman saus santan itu hanya Riana yang pandai membuatnya.

Riana bukanlah seorang profesional chef, hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang memang di berkahi kemampuan untuk membuat menu menu kreasinya.

Ibu satu anak itu hanya seorang akuntan pada umumnya yang kerja kantoran, setelah pulang kerja ia akan masak untuk keluarga kecilnya. Meskipun ada banyak pelayan dalam rumahnya kala itu.

Alvine sebelumnya adalah seorang pendiri perusahaan game, kantor yang membuat beberapa game yang terkenal dengan laba triliunan rupiah.

Sebelumnya, 12 tahun lalu.

Sebelum akhirnya Alvine kenal dengan yang namanya judi online. Uangnya habis hanya untuk berjudi. Awalnya ia memasukan uang lima juta rupiah pada saat itu lima juta bukanlah uang yang banyak untuknya mengingat kehidupannya sungguh sejahtera, tak di sangka ia menang dan mendapat uang sebesar empat puluh lima juta rupiah hanha dalam tiga menit.

Hanya bermodal smartphone, aplikasi e-bangking ia memasukan angka yang dipilih lalu menunggu siapa yang keluar sebagai pemenang. Hampir sama dengan lotre tapi jauh lebih mudah.

Jika menang pasti penasaran untuk ikut lagi, Alvine memasukan angka lima belas juta rupiah dan gagal lalu ia memasukan angka dua puluh lima juta riah  dan gagal. Berangsur angsur membesar hingga debitnya menipis.

Riana sudah memarahinya, apalagi saat itu mereka masih punya anak kecil. Luna saat itu masih SD.

Kala itu hidup Alvine seolah di bolak balikan dengan cepat, baru ketagihan judi online selama dua bulan lebih ia tertangkap karena berjudi dan masuk penjara selama satu tahun tujuh bulan. Setelahnya Alvine keluar dari penjara perusahaannya perlahan menurun dan berakhir gulung tikar, Alvine mencoba mencari kerja kesana kemari tapi label 'penjudi' telah melekat padanya membuat banyak perusahaan itu memilih untuk menolaknya mentah mentan. Alvine juga dikejar oleh hutang hutang perusahannya yang terbilang cukup besar, sebagian gaji pegawai yang belum terbayar.

Storage [Mark ; Yeri]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang