Beng-Beng

529 40 4
                                    

Siang itu terasa lebih terik dari biasanya, beberapa siswa telah keluar dari ruang parlemen unit sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siang itu terasa lebih terik dari biasanya, beberapa siswa telah keluar dari ruang parlemen unit sekolah. Para siswa yang tergabung sebagai petinggi MPK, dimana para siswa tersebut dilibatkan langsung dalam rapat kelulusan nilai siswa-siswi di sekolah.

Markalvine Dirgantara, menjabat sebagai wakil ketua OSIS semenjak tiga bulan lalu sekaligus sebagai ketua kelas di 11 IPS 1.

Dari kelas tersebut tak hanya Alvine, ada Mikaila juga yang kebetulan berperan sebagai anggota disiplin sekolah.

Mikalia menarik lengan pemuda didepannya dengan cepat membuat pemuda itu terhenti dan membalikan tubuhnya "Vine lo gak bisa terus terusan ngebelain Riana gitu aja! Diatuh gak punya prestasi Vine! Biarin dia dilepas ke IPS5!" Titahnya sedikit jengkel

Pemuda didepannya itu hanya menatap Mikaila datar tanpa reaksi berlebih, matanya yang teduh dengan lugas menjawab "Dia bisa tetap dikelas" pandangannya lurus menatap gadis didepannya mengisyaratkan dirinya tetap teguh dengan keputusannya

Mikaila memejamkan matanya kemudian menghembuskan nafasnya berat "Enggak! Lo lupa bahkan Riana ngajak anak polos macem Arin sama Yuki buat bolos kelas Pak Supri" sanggahnya

Senyum dipipi kiri Alvine terukir, dari pada senyum itu lebih terkesan seperti mengejek aspirasi Mikaila barusan "Kenapa juga Arin sama Yuki percaya dan mau aja di ajak bolos! Kalau emang mereka polos mereka gak bakal mau aja diajak bolos" jawabnya dengan nada menantang,

Mikaila tersungut emosinya "Kok lo ngelindungin Riana mulusi!" Ucapnya marah

Alvine menatap Mikaila malas, pemuda itu terlalu lelah menghadapi gadis itu "Karena emang dia harus di lindungi" ujarnya

Gadis itu menghentakkan kaki kirinya keras, "Lo terlalu keras kepala! Tapi lo harus ingat kalau satu aja virus bisa ngancurin seisi habitat nya" ancam-nya, seolah sedang menakuti Alvine

Alvine lagi lagi menyunggingkan senyum miringnya "Gue tau! Bahkan lebih tau dari lo!" Jawabnya tak mau kalah

Tangan kanan Mikaila naik keatas ingin menjambak rambut Alvine itu sebelum akhirnya berhenti di dekat lengan pemuda itu "Capek gue ngomong sama orang kaya lo!" ucapnya sebal pada pemuda didepannya

Pemuda itu mendengus kemudan menjawab "Gue juga capek buat ngasih pengertian ke orang kaya lo!" Kemudian beranjak ingin meninggalkan Mikaila disana,

"Maaf Mister mungkin ganggu kalian lagi kompromi tapi Mikaila boleh gak kalau saya bawa Alvine ke kantor?"

Imanuel Jusuf Kadier, SE., M.pd.

Wali kelas 11 IPS 1, tiba-tiba saja muncul dengan tone nya yang khas, agak mirip dengan nada pembawa acara hebat yang sering dijumpai di TV.

"Bawa aja deh Sir saya udah males liat dia" ucap Mikaila dengan tangannya yang seolah-olah mengusir Alvine menjauh.

Guru dan murid nya itu kemudian menjauh dari Mikaila, menuju ruang guru yang tak jauh dari koridor tempat Alvine dan Mikaila tadi bertengkar tadi "Alvine saya mau ngomong sama kamu" ucap Jusuf membuka topik pembicaraan setelah menyuruh Alvine untuk duduk di hadapannya

Storage [Mark ; Yeri]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang