Riana memeluk sahabatnya erat begitu ia sampai di ruang rawat khusus ibu melahirkan itu "aaaa Dodoy selamat yaaa udah jadi Ibu tiga anak huhuhu terharu liatnyaaa" ucapnya diiringi buliran air mata yang tak sadar merembes keluar dari dua mata cantiknya.
"Gue ga tau awalnya gue udah putus harapan pas tau si dedek henti jantung, tapi nyatanya dia berhasil selamat Ri. Gue aja udah gak tau harus apa, gue cuma pasrah, kalau emang dia harus ninggalin kita yaudah gue ikhlas lahir batin" curah Dania sembari menangis,
Dania menceritakan semua keluh kesahnya, prihal masalah yang ia alami ketika hendak melahirkan anak ketiganya. Kehamilan yang cukup resiko dan mengkhawatirkan karena si Janin sempat terlilit tali pusar, dokter bahkan sudah berkata bahwa kemungkinan selamat sangat minim tapi Dania percaya bahwa Tuhan tak pernah tidur, Tuhan pasti mengabulkan doanya.
Wanita berambut bob diatas bahu itu mengapus jejak air mata dipipi sahabatnya, "Doy, inget gak dulu pas jaman kita nyerah ngerjain skripsi lo pernah bilang kalau semua masalah itu pasti ada jalan keluarnya karena Tuhan sudah membagi rejeki sesuai kebutuhan kita, kadang kita ngerasa hidup gak adil tapi kalau kita bisa liat cobaan hidup orang lain, apa kita masih masih pantas untuk ngeluh? Karena ada jutaan manusia yang mungkin aja cobaannya lebih berat. Semenjak lo ngomong gitu gue jadi tau Doy kalau selama hidup kita ini cuma diberi dua pilihan, sedih karena kalah atau menyesal karena gak pernah mau nyoba." Tuturnya panjang,
Dania masih terpaku, mendengarkan sahabatnya semenjak masuk dibangku perkuliahan itu berbicara.
"Gue lebih paham tentang gimana cara berjuang, berkorban dan pada akhirnya gue belajar ikhlas. Setelah ngeliat lo yang berjuang untuk anak lo gue jadi mikir, gue harus ikhlas kalau akhirnya Alvine bakal nikah lagi"
Hening,
Dania bahkan tak mampu berucap membalas perkataan Riana barusan, ia harap bahwa dirinya salah dengar dengan kalimat sahabatnya barusan.
"Beberapa minggu lagi itu 7 tahun pernikahan kita, dan sampai sekarang gue belum hamil juga Doy. Gue ikhlas kalau misalnya Mas Alvine mau nikah lagi, gue siap kalau harus jadi istri tua bahkan kalau harus jadi janda pun gue ikhlas Doy. Gue gak mau jadi parasit dalam kehidupan Alvine"
Suara Riana bergetar, hatinya terasa teriris dengan kata-kata yang barusan ia ucap.
Hatinya belum seikhlas itu,
Dania menarik Riana dalam pelukannya, "Ri mohon percaya gue, kalian udah lewatin 7 tahun bahkan lebih bareng-bareng. Gak mungkin juga kalian gak pernah ngobrolin tentang ini, gue yakin Alvine pasti nerima lo apa adanya" ucapnya menguatkan
Riana hanya menggeleng, "kita ini hidup berdampingan dengan oranglain Doy, Alvine bisa aja terima gue sekarang tapi besok gak ada yang tau. Belum lagi prihal keluarga besarnya, siapa yang mau nerusin bisnis keluarganya? Lo tau kan kalau Kak John anaknya perempuan semua otomatis gak bisa jadi pemilik perusahaan. Satu satunya jalan itu anaknya Alvine, dan mungkin bukan gue ibu dari anaknya itu" jawabnya sebelum akhirnya tersedu dalam pelukan Dania.
"Ri, rejeki semua udah di atur Tuhan lo tau itu. Mungkin sekarang Tuhan lagi berusaha buat kalian mapan untuk menunjang masa depan kalian bersama anak-anak kalian nantinya"
Dania mengusap rambut pendek Riana yang masih menangis dalam pelukannya. "Lo tau kan, awal nikah Lukas justru diphk dari kantornya dan dia nganggur lontang-lantung hampir dua tahun loh Lukas gak kerja. Gue kerja sendiri bahkan hamil gede pun gue bela-belain buat kerja kantoran berangkat pagi balik sore bahkan rela lembur yang penting ada pemasukan walaupun sedikit, dulu kita tinggal nyewa rumah untuk setahunan. Kita pikir tiga sampai lima tahunan bisa nabung untuk ngebeli rumah itu tapi nyatanya enggak, boro-boro uang untuk beli rumah untuk susu Arkana aja bingung setengah mati. Jujur Ri, gue iri banget pas lo sama Alvine syukuran rumah baru. Selama acara gue selalu berandai-andai kapan gue bisa punya rumah sendiri gak numpang hidup sama mertua." Wanita berusia 32 tahun itu menghembuskan nafasnya panjang, mengingat betapa sulitnya hidup rumah tangganya diawal pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Storage [Mark ; Yeri]✔
FanfictionSaya persembahkan kumpulan fanfic tentang kapal Mark-Yeri dalam kearifan lokal yang amat membumi untuk kalian semua para penumpang kapal Markri. [On Going to NEVER FIN❌] [Start on ; 2019, January 14]