Dari jarak lima meter, aku mengekor di belakang Suho dan Baekhyun yang tengah berjalan beriringan, setelah kami semua selesai mengambil bagasi kami masing-masing di baggage claim area.
Hal yang paling membuatku tak habis pikir adalah, bagaimana mungkin keduanya berjalan sedekat itu, dan dengan tangan kanan Suho yang melingkar pada Baekhyun tepat di pinggangnya?!
Di tempat umum seperti ini?!
Entah kenapa sejak dari pesawat tadi, aku menjadi merasa panas dingin melihat 'kemesraan' mereka yang tampaknya memang sengaja mereka ingin perlihatkan padaku.
Jelas aku menyangkal kalau ini adalah rasa cemburu, karena aku tidak punya perasaan apapun pada Suho. Tapi, entah mengapa rasanya aku merasa marah, dan hanya ingin mengumpat pada mereka berdua saat ini.
"Hei, Irene kau mau ikut kami?"
Suho menoleh ke belakang, lalu bertanya setengah berteriak padaku, saat kami semua sampai di lobi penjemputan.
Aku gelagapan, karena tanpa sadar terus mengikuti mereka sampai ke lobi. Padahal aku sudah berencana akan naik taksi bandara untuk pergi ke hotel, dan sudah jelas taxi stand bukan di sini tempatnya!
Bodohnya aku! Ia pasti berpikir aku benar-benar mau ikut bersamanya.
"Kenapa kau jadi seperti burung sakit seperti itu?" Suho terkekeh.
"Ayo, ikut kami saja! Kau bisa menginap di resortku selama berada di Jeju," tawar Suho enteng.
Sementara itu, kulihat Baekhyun masih betah saja menempel di samping Suho.
"Tidak usah, aku sudah menyewa hotel yang lebih dekat dengan area kerjaku," tolakku dengan wajah yang terasa memanas.
Rasanya malu sekaligus kesal sekali, tapi aku tidak bisa kabur begitu saja, karena pasti akan terlihat sangat memalukan dan aneh.
"Kalau begitu, ikut saja dengan kami. Aku akan mengantarmu ke sana." Suho tersenyum, lalu mulai mengenakan kaca mata hitam yang sejak tadi tergantung di sela kemejanya.
Aku mencoba memutar otakku, yang masih mendengarkan kata nuraniku untuk tidak terlibat lebih jauh bersama Suho selama di Jeju saat ini.
"Tapi, temanku sudah berjanji akan menjemputku. Kalian bisa pergi saja lebih dulu tanpa aku." Tanpa sadar aku berbohong.
Mereka tidak akan menyadari kebohonganku selama mereka akan pergi lebih dulu dariku, kan?
"Benarkah?" tanya Suho terdengar skeptis.
"Kau punya teman di sini? Siapa? Apa dia laki-laki? Kau yakin dia benar-benar akan menjemputmu?"
Rentetan pertanyaan Suho membuatku terkejut. Ternyata membohongi Suho tidak semudah yang kubayangkan.
"Kalau begitu, coba telepon dia sekarang. Aku tidak akan meninggalkanmu sampai dia menjemputmu kalau begitu," pinta Suho sebelum aku sempat menjawabnya.
Matilah aku!
"Hyung, untuk apa kau begitu mengkhawatirkannya? Dia kan wanita yang sudah dewasa. Ini bahkan bukan di luar negeri. Apa yang perlu untuk dikhawatirkan?" Baekhyun yang masih menempel pada Suho membuka suaranya.
"Tidak, aku akan memastikan dia benar-benar pergi bersama jemputannya," tolak Suho dengan nada cukup tegas. Baekhyun sampai terlihat menunjukkan ekspresi masam setelahnya.
Bagaimana ini? Kurasa kebohongan ini malah membuat situasinya menjadi semakin rumit saja.
Lagipula, kenapa pula Suho harus bertingkah seperti ini? Apa dia ingin mempermainkan perasaanku dengan sok memberikan perhatian yang sangat kontras dan tidak masuk akal ini. Mengingat dirinya yang mengaku pacar Baekhyun, tapi malah berusaha perhatian padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying a Gay Man?!
FanfictionIrene sedang dilanda keraguan tentang kelanjutan hubungan dengan tunangannya Suho-si pria dingin yang hampir tidak pernah mau berbicara kepadanya sama sekali. Hingga suatu saat, pria itu menjadi lebih banyak berbicara kepadanya. Setelah kejadian di...