Chapter 25: The Road to Me

1.2K 113 43
                                    

Suho jelas pasti hanya sedang bercanda.

Aku pun langsung bergerak memainkan ponsel di tanganku, memeriksa apa yang bisa kuperiksa. Bertingkah seakan-akan aku tidak mendengar apa yang ia ucapkan sebelumnya. Terlihat tak memedulikannya sama sekali.

"Kau tidak mendengarku? Aku bilang aku akan tinggal di rumah sengketa itu," ujar Suho dengan sangat lugas.

Nyatanya Suho tidak terdengar bercanda sama sekali. Apakah mungkin kecelakaan barusan tidak hanya melukai tangannya, namun bagian dari kepalanya juga. Hingga ia bisa mencetuskan ide sekonyol itu. Mengingat Suho jelas sangat tahu bahwa aku tidak ingin terlibat sekali lagi dalam kehidupannya.

"Irene kau mendengarkanku?" Suho mengulangi pertanyaannya dengan nada tak sabaran.

Aku berusaha untuk tidak menggubris Suho, namun dia malah menarik ponselku seenaknya dengan tangan kirinya, lalu meletakkannya di kasur. Memaksaku mengalihkan pandanganku padanya untuk memberikannya tatapan kesal.

"Kau pasti bisa membantu merawatku di sana, kan?" tanya Suho dengan nada suara yang lebih terdengar seperti pernyataan bagiku.

Aku menarik napasku sebentar sebelum memulai berbicara. "Aku tahu kau terluka karena diriku, tapi itu bukan berarti kau bisa memutuskan seenaknya. Lagipula kudengar kau ke sini hanya untuk kunjungan kerja selama 2 hari di Daegu. Kau pikir kau bisa menutupi keadaanmu sejauh apa dari keluargamu?"

"Kurasa aku bisa membuat alasan yang bagus untuk masalah itu," sahut Suho dengan yakin.

"Kau tahu sejak berita tentangku mencuat ke media kemarin, para wartawan bahkan sampai detik ini masih banyak berkeliaran di sekitar perusahaan untuk mencari keberadaanku di sana. Karena itu sementara waktu ini aku terpaksa tidak akan datang ke kantor. Yah, setidaknya sampai berita tentangku dan Chorong mereda dengan sendirinya," lanjut Suho.

"Lalu?"

Suho sekilas tersenyum, "Maka dari itu aku ada di sini sekarang. Harusnya memang bukan aku yang harus datang untuk meninjau tempat perkebunan itu. Tapi kurasa pergi ke Daegu adalah alternatif terbaik untuk menghindar dari kejaran pers dalam beberapa hari ke depan, sekaligus melakukan beberapa pekerjaan yang kebetulan menjadi proyek besar SH Group dalam waktu dekat. Kurasa orang tuaku pasti tidak akan keberatan jika aku meminta untuk berada di sini lebih lama lagi untuk alasan itu."

"Kau tahu, Irene. Nyatanya keputusanku untuk datang ke sini ternyata tidak salah. Karena aku akhirnya malah bisa bertemu lagi denganmu," tutup Suho dengan seulas senyuman.

Aku hanya bisa membatin, 'Cih, lagi-lagi dia bersikap manipulatif dengan kata-kata itu lagi.'

Aku pun berpikir sejenak. Mencerna usulan rencana Suho dengan batin yang mulai bergejolak. Ditambah rasa penasaranku malah menjadi semakin besar, begitu dia mulai mengungkit soal berita tentang dirinya kemarin.

"Kalau begitu jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana mungkin dalam waktu sesingkat ini kau malah telah bertunangan dengannya?"

Suho tiba-tiba saja memberikanku raut wajah keheranan. Kemudian ia malah tersenyum jahil sambil memicingkan matanya ke arahku.

"Apa benar kau adalah Irene yang kukenal? Ini tidak seperti dirimu."

Aku memprotes, "Apa maksudmu?"

"Entahlah ... tapi aku rasa ini pertama kalinya kau bertanya seperti itu padaku. Bukankah sebelumnya kau tidak pernah peduli apa pun tentangku?" ujar Suho sambil tertawa kecil.

Apakah aku memang seperti itu padanya? Tapi kenapa aku merasa sikapnya menjadi terlalu berlebihan. Aku hanya bertanya seperti itu karena dialah yang memulainya. Walaupun jujur aku pun memang sangat penasaran bagaimana Suho bisa berakhir dengan bertunangan dengan seorang aktris seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marrying a Gay Man?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang