Semenjak pembicaraan kami mengarah tentang Baekhyun, suasana di antara kami menjadi cukup dingin. Suho berhenti berbicara, begitu pun denganku.
Aku sendiri mulai merenungi kesalahan apa yang barusan kuperbuat, sehingga Suho lebih memilih menjadi diam saat ini.
Aku tahu, mungkin itu karena aku terdengar seperti meremehkan Baekhyun sebelumnya. Dan barangkali, itu yang membuat moodnya menjadi agak terganggu sekarang.
Tapi lebih daripada itu, aku lebih terkonsentrasi pada fakta bahwa Baekhyun adalah seorang penulis terkenal, yang sebenarnya sudah cukup lama kukagumi karya-karyanya.
Tapi, aku tidak pernah berpikir bahwa penulis Baek Heeyeon adalah seorang laki-laki. Terlebih lagi, adalah seorang gay. Karena, selama ini aku selalu berpikir penulis Baek Heeyeon adalah seorang wanita, yang mungkin berusia di pertengahan 30 tahunan dan sangat bersahaja sekaligus misterius.
Bagaimana bisa mencocokkan ekspektasiku selama ini terhadap fakta bahwa penulis Baek Heeyeon adalah seorang laki-laki aneh yang bisa merajuk, karena seorang wanita berdekatan dengan pacarnya yang juga adalah seorang laki-laki?
Hal yang paling terburuk adalah memikirkan bahwa ia pernah menuliskan beberapa cerita bergenre thriller dalam novel-novelnya. Salah satunya adalah tentang pembunuhan berantai oleh laki-laki penderita skizofrenia, terhadap para wanita secara acak. Aku mulai merasa ngeri, membayangkan barangkali itu bukan hanya sekadar ada di dalam imajinasi Baekhyun.
Bagaimana kalau dia bisa merencanakan sesuatu yang menyeramkan juga di dunia nyata? Apalagi, mengingat aku terhubung bersama pacarnya sebagai tunangannya.
Bahkan, jika mengingat lagi pertemuanku dengannya yang lalu. Ia tentu tidak menunjukkan sikap yang baik padaku. Mendadak aku merinding sendiri membayangkannya.
"Baekhyun tidak seburuk yang kau pikirkan." Suho memecah suasana hening secara tiba-tiba, hingga membuatku gelagapan seketika.
"Apa maksudmu? Apa aku berbicara sesuatu?" tanyaku kikuk.
Suho berdecak. "Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan. Dia bukan orang yang seperti itu."
Aku menautkan alisku dengan raut wajah bingung. "Memangnya apa yang aku pikirkan? Kenapa kau tiba-tiba berbicara seperti itu?"
"Kau pasti sedang berpikir Baekhyun mungkin saja bisa melakukan sesuatu yang buruk padamu, kan? Seperti karakter dalam novel-novelnya yang mungkin pernah kau baca."
"Ti ... tidak," elakku dengan cepat.
Apa-apaan ini? Apa Suho punya indra keenam?
"Aku sebenarnya tidak ingin mengatakan ini. Tapi kurasa kau harus tahu tentang satu fakta, bahwa sebenarnya Baekhyun mempunyai alter ego."
Sementara Suho mengambil jeda, aku hanya mampu mengernyitkan dahiku. Menunggu Suho melanjutkan ucapannya.
"Jadi, Baekhyun dan penulis Baek Heeyeon secara tidak langsung sebenarnya bukan orang yang sama. Kau tahu, itu sesuatu semacam kepribadian ganda. Tapi, sebenarnya tidak sampai seburuk itu."
Kali ini kurasakan mataku membelalak dengan sempurna. Apa-apaan lagi ini? Alter ego?
Fakta bahwa Baekhyun adalah seorang gay, dan ternyata adalah salah satu penulis favoritku saja sudah membuatku bingung dan tidak percaya. Kenapa lagi ini dengan kepribadian ganda?
"Seharusnya aku tidak boleh mengatakan ini padamu. Karena mungkin saja Baekhyun akan marah jika mengetahuinya. Tapi, aku memberitahukan tentang ini hanya untuk berjaga-jaga. Kalau-kalau, kau nanti akan menemukan sesuatu yang aneh tentang Baekhyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying a Gay Man?!
FanfictionIrene sedang dilanda keraguan tentang kelanjutan hubungan dengan tunangannya Suho-si pria dingin yang hampir tidak pernah mau berbicara kepadanya sama sekali. Hingga suatu saat, pria itu menjadi lebih banyak berbicara kepadanya. Setelah kejadian di...