Tiga Delapan

2.9K 197 10
                                    

Dengan cekatan, Eni segera menekan tombol hijau di HP nya untuk menghubungi Ali.

Prilly masih terlihat lunglai,Nafasnya masih belum beraturan, Ciya dengan cekatan segera berlari untuk memberi tahu tentang kondisi Prilly kepada keluarga nya.

Tak lama banyak orang memasuki kamar inap Prilly, ada tawa bahagia, tangis haru bercampur menjadi satu. Mama nya langsung saja memeluk Prilly yang masih begitu lemah tanpa kekuatan. Di elus nya rambut Prilly perlahan yang meski terlihat kusut, di cium nya dahi nya selembut mungkin. Hari itu adalah hari membahagiakan bagi semua orang, Prilly telah kembali.

Sekitar satu jam lamanya, kini Ali sudah berada di rumah sakit, ia langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan Resti. Ali berlari menelusuri lorong demi lorong, pikiran nya hanya terfokus pada Prilly, bahkan otaknya menampilkan senyum termanis Prilly ,Ali berlari semakin kencang.

*
Wangi bunga lavender menghiasi ruangan tempat Prilly dirawat, ruangan yang cukup tenang dan tentunya membuat Prilly nyaman. Ali melangkah kan kaki perlahan, dia mengintip dari balik pintu, dilihatnya gadis yang sangat ia cintai itu sedang tersenyum bahagia meski terlihat lemah. Dari balik pintu Ali ikut tersenyum.
Ali pun memberanikan diri untuk melangkah masuk, pintu terbuka.kini fokus mereka hanya pada Ali, Ali berdiri di ujung pintu, mata nya fokus melihat ke arah Prilly. Bibir Prilly tersenyum, wajah nya memancarkan aura kebahagiaan. Ali berjalan perlahan menghampiri, kemudian memeluk Prilly dengan penuh kehangatan, di kecup nya dahi nya berkali kali,sesekali Ali melihat wajah Prilly kemudian mengecup dahi nya lagi.kejadian itu jelas membuat Eni dan Ciya sebal.

"Gitu aja terus yha sampe bibir lu jontor ,biar kaya si jontor noh" Sindir Eni, wajah nya terlihat kesal, seperti ingin memaki namun ia tidak tega merusak kebahagiaan Prilly.

Sontak,Ali dan Prilly kompak menoleh ke arah Eni.

"Apa lo lihat lihat gua? " Eni masih terlihat kesal.

"Maaf" Prilly tertawa kecil.

"Santay Prill sellow gua gapapa ko, ya cuman.... Cuman... " perkataan Eni menggantung dia akhir kalimat.

"Cuman? "Dahi Prilly berkerut, raut wajah nya bingung.

"Ya lo hargain yang jombelo gini lah... Kita mah jomblo bisa apa iya kan ciya? " Eni menyenggol bahu Ciya.

"Iya Prill, lo pikir gua ma Eni ga ngiri gitu? Huaaaa kita ngiri tapi gak ah.. Ngiri tanda ga mampu iya kan en? "Ciya mencoba meyakinkan.

"Nah iya Good.. Kita nganan aja dah ciy, kita buktikan kita juga bisa kek gitu iya gak? " Eni terlihat bersemangat.

"Yoi En.. " Ciya mengiyakan.

"Heems iya iya iya.. Lebih baik lo berdua keluar dulu sana, gua mau kangen kangenan ma cewek gua" Usir Ali pada mereka.

Eni dan Ciya saling tatap.

"Wah... Lo ngusir kita berdua? " teriak mereka berjama'ah.

"Iyaa....gitu deh cepet sono lu ah!! "kesal Ali.

"Hu... Payah.. " gerutu Eni kesal. Dengan sangat terpaksa mereka pun mengalah dari Ali.

Kini mereka tinggal lah berdua, Ali menatap lekat mata Prilly, begitu pun sebalik nya. Mereka terlibat adegan saling tatap.

Wajah Ali perlahan mendekat ke arah bibir mungil Prilly.
Mata Prilly terpejam, jari jemari Ali bergerak menyentuh lembut dagu Prilly, kini bibir Ali berada tepat di depan bibir Prilly. Mereka berciuman. Ali mengecup bibir prilly perlahan, begitupun sebaliknya.

Tepat disaat mereka berciuman tiba tiba pintu terbuka, reflek Ali menyudahi ciuman nya. Dilihat nya di ambang pintu, Resti menunggu mereka disana.

*

"Hey lampiiir lu mau di goreng pa bagaimana hah? "Teriak Ciya yang terdengar hingga ke ruangan Prilly.

Resti masih memandang ke arah Ali dan Prilly, dirinya masih tidak menyangka apa yang baru saja terjadi.

"Jadi... Ini yang kamu lakuin ke aku? "suara Resti meninggi.

Ali masih terdiam.

"Aku ini pacar kamu li sekarang!! Kamu tega?! " air mata Resti menetes.

Prilly terkejut, dia menatap mata Ali tajam, tatapan mata nya mengisyaratkan 'benar atau tidak' ,Ali masih belum berbicara.

Eni yang sempat mendengar, tertengun di tempat nya. Ia tidak sanggup membayangkan jika Prilly tidak kuat menerima kenyataan yang sebenar nya.

Eni perlahan masuk, langkah nya cepat, ia menatap Ali tajam, dan...

PLAAAAK!!

tamparan keras mendarat di pipi Ali, Ali menatap Eni protes, tangan nya masih memegang pipi nya yang merah.

"Tega tega nya lo giniin sahabat gua? Lo tau dia baru bangun dari koma nya kan!! "isak Eni, tangis nya pecah, air mata nya jatuh semakin deras.

"Maaf.. Gua terpaksa" Ali tertunduk, menyesali apa yang telah ia perbuat sendiri.

Air mata Prilly kembali mengalir setelah sekian lama terhenti, hati nya benar benar sakit sekarang.Dia bimbang antara kecewa atau malah Rindu, Ali nya yang begitu ia sayangi kembali menyakitinya lagi lagi dan lagi, bahkan bertubi tubi.

Eni memeluk sahabat nya yang masih sangat lemah itu.

"Udah keberapa kali li... Udah berapa kali!! "Prilly berteriak.

"Kenapa kamu tega sama aku li? Kamu emang ga pernah berubah ya dari dulu? Apa salah aku ke kamu sehingga kamu bersikap demikian ke aku? apa salah akuu? " isak Prilly.

Ali hanya bungkam, dia tidak sanggup menjawab pertanyaan Prilly.

Setetes air mata Ali menetes, dengan segera di seka nya air mata itu agar tidak jatuh.

"Maaf Pril.. " Ali berjalan ke arah Prilly, dia menggenggam tangan Prilly hangat.
Ditepisnya genggaman itu cepat. Ali mencoba menggenggam nya lagi, namun lagi lagi dan lagi Prilly tetap menepis nya berkali kali.

"Maaf Prill, aku lakuin ini semua cuma buat kamu.. Apa kamu lupa? " tanya Ali mencoba mengingat kan apa yang telah terjadi.

Prilly mencoba mengingat masa lalu, namun ia tetap tidak bisa mengingat apa apa.

"Prill... " Panggil Ali.

"Enggak...!! Enggak...!! Enggak...!! Gue ga bisa inget apa apa En..! " Prilly terlihat histeris. Dia menangis.

"Ali... Lo tau kan kondisi Prilly kaya gimana? Kenapa lo buat dia makin sakit hah?  Sekarang juga lo keluar dari sini... "usir Eni.

"T-ttapi En? " sanggah Ali.

"Cepet Keluar Ali.. Lebih baik Prilly ga usah mengenal cowo kaya lo yang bisa nya cuman bikin dia sakit setiap saat "  Bentak Eni.

Ali pun dengan pasrah keluar meninggalkan mereka berdua.

Hae gaes maaf nih lama post.. Mimin lagi sibuk soal ea hehe sorry... Habis ini mimin usahain rajin post deh.. Makasih udah nunggu cerita mimin ea.. Love you 😊💞

My Posesif Playboy [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang