Tiga Sembilan

3.4K 185 14
                                    

Ali berjalan menyusuri setiap lorong rumah sakit dengan penuh rasa bersalah, dia tak kan pernah mengira bahwa kejadian nya seperti ini. Dia mengecewakan dua orang cewek, pertama Resti dan kedua Prilly dan dapat di pastikan yang selanjutnya akan kecewa adalah mama nya (mama prilly juga) .

"Sayang.. " panggil Resti.

Ali menolehkan kepalanya ke arah Resti, tatapan nya sendu, mata Ali masih berair dan memerah.

Alis nya terangkat perlahan memberi isyarat.

"Maaf" sesal Resti.

Ali memfokuskan tatapan nya, tubuhnya sedikit bergeser ke arah Resti. "Gapapa, lo ga salah kok, gue yang salah, ga seharusnya gue mainin lo sama Prilly" Ali terlihat menyesali perbuatan nya.

Ada sebaris senyum bahagia di wajah Resti,dengan kehangatan Resti menggenggam erat tangan Ali.

Ali menatap Resti kaget, kemudian tatapan nya berubah teduh -sangat meneduhkan.

"Li... Kenapa tadi kamu cium dia? " tanya Resti sedikit protes.

"maaf gue reflek" jawab Ali.

"Oh... Gapapa kok.. Lagian kalian kan saudara kan " Resti bersikap seperti tidak apa apa.

Ali menatap Resti tiba tiba saja ia menarik tubuh Resti dalam pelukan nya, dipeluknya Resti dengan erat, se olah tidak mau kehilangan. Ada perasaan bahagia dalam hati Resti tentunya, kini sikap Ali perlahan mencair padanya.

"Gue akan coba serius ngejalanin hubungan ini sama lo"

"Lo serius? "

"Gue serius "

Percakapan singkat itu tak sengaja terdengar oleh Ciya yang kebetulan berada di dekat mereka.
Ciya sesegera mungkin pergi menuju ruangan Prilly. Dia berlari sekuat tenaga, hingga ia tiba di sana, ia melihat Eni sedang memeluk Prilly,Eni terlihat menenangkan Prilly.

Dengan ekspresi panik Ciya memberanikan diri untuk berbicara.

"Gue tadi gasengaja liat Ali sama mak lampir" Ciya menurunkan nada bicaranya.

"Iya tadi gua yang usir dia" jelas Eni yang masih terfokus menenagkan Prilly.

"Mereka balikan? "tanya Ciya, namun hening tidak ada jawaban sama sekali.

"Atau Ali selingkuh? "

Masih hening tak ada jawaban.

"Tapi sejak kapan sih mereka jadian kan iyakan sebelumnya ga pernah juga"

"Ciya diem!! Lo ga lihat kondisi Prilly gimana ha? Kalau ga bisa diem keluar aja sana! " bentak Eni.

"iya maaf en" Ciya terlihat menyesal dan sedikit takut.

"Diem! " Tegas Eni yang masih menenangkan Prilly.

Hari itu benar benar hari yang sangat menyakitkan bagi Prilly, hati nya hancur seperti serpihan kaca ,dia terluka oleh pecahan hati nya sendiri.Detik itu Prilly menyesal terbangun kembali.

*

Sore ini terlihat hangat di kamar Resti, aroma coklat panas menyeruak masuk kedalam kamar nya, bisa di tebak bi Irah sedang menyiapkan nya untuk Resti.

Tok tok tok

Resti segera membukakan pintu, benar saja bi Irah sudah membawa coklat panas kesukaan nya.
Segera di ambil nya lalu pintu tertutup kembali.

"Yes.. Ali udah mulai serius sama gue" ucap nya tertawa.

"Prilly.. Prilly.. Kenapa lo ga mati aja sih sekalian ha.. Kenapa juga abang gue yang dongo itu pake nylamatin lo sih ih.. Kesel gue kadang sama dia huh.. "Resti mondar mandir di depan ranjang sambil mengaduk pelan coklat panas nya.

"Etapi kan mama papa gue juga ikut nylametin lo prill, bahkan yang bawa lo ke jakarta kan mereka yha.. Hmm apa perlu gua benci mereka yha? " tanya Resti pada dirinya sendiri, sesekali dia memutar tubuhnya perlahan.

"Hmm gak ah gak,gak seharus nya kan gua ngebenci mereka hanya karna parasit dalam hubungan gua sama Ali " Resti terlihat berfikir.

"Ahaaa... "Jari nya menjentik.

"Gue harus singkirin Prilly secepatnya, kalau enggak yang ada ntar Ali balik lagi ke dia yha kan.. Jadi berabe" Gumam Resti.

Resti menyeruput sedikit demi sedikit coklat panas nya, sesekali ia tersenyum membayangkan rencana nya berhasil.

"Ah.. Pasti seru" gumam nya.

*

Masih di rungan yang sunyi di mana Fando terbaring seorang diri. Badan nya lemas tanpa tenaga ,saat ini ia hanya butuh seseorang di sisi nya untuk menemaninya.

Fando berusaha bangkit dari posisi nya, ia mengulurkan tangan untuk bisa meraih gelas yang berada di samping tempat meja nya, namun gelas nya tiba tiba lepas dari genggaman nya dan terjatuh diikuti tubuh nya yang masih terjerat infus.

"Awh.. " rintih nya. Mendadak tubuhnya semakin lemah tak berdaya,pandangan nya buram, tepat pada saat itu seseorang datang dan semua nya menjadi gelap.

Hampir satu jam seseorang itu menemani Fando terbangun, perlahan mata Fando terbuka, dia begitu terkejut mendapati sosok gadis cantik yang berada di depan nya,menantikan dirinya terbangun dari tidur singkat nya.

"E-el.. Lo.. Ssiapa? " tanya Fando terbata.

Gadis itu tersenyum simpul, pandang nya malu malu untuk menatap ke arah Fando, dengan gerak yang gemulai dia mengulurkan tangan.
"Gue Fania" Ucap nya singkat.

"Fania Dara Anggita , gue balik ke sini untuk lo ndo" jelas nya.

Fando mengernyit, dia teringat sesuatu akan kenangan masa lalu bahwa dia dan Fania pernah menjalin sebuah kisah, kisah yang membuat Fando patah dan merubah diri seperti sekarang.

Satu hal yang Fando pikirkan, kenapa masa lalu nya kembali datang di saat dia telah berhasil menemukan orang yang baru, kenapa ia tidak bisa melupakan sedikitpun kenangan tentang mereka? Haruskah mengulang masa lalu dan berharap membuka lembaran baru atau  mengiklaskan dan menjalani dengan orang yang baru? 
Masa lalu yang semula tragis bisa diulang dan berujung manis, tapi tidak menuntut kemungkinan akan berhasil mungkin hanya 20% orang yang berhasil sedangkan 80% di nyatakan fail. Namun menjalani hubungan dengan orang baru dan merangkai kisah yang baru juga bukan lah hal yang mudah. Terkadang kenangan di masa lalu bisa masuk seenak nya tanpa permisi dan merusak angan yang telah di rencanakan di masa depan.

Hay gaes maaf nih lama yha.. Makasih udah baca jangan lupa voment nya ea

My Posesif Playboy [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang