DuA-liMa

3.8K 231 5
                                    

Sudah satu bulan Prilly terbaring di ruang ICU.kondisi nya masih sama, hanya ada bunyi "Tit... Tit... Tit... "yang memperindah suasana.

"Hey.. Udah sebulan lo terbaring disini.. Kapan lo bangun dari tidur lo?" gumam cowok itu.

Dia meletakan sebuket bunga Mawar di Vas bunga, itu merupakan suatu kebiasaan baginya.

"Fando.. "

Cowok itu menoleh, ya.. Dia adalah Fando Dinata Pratama. Putra pertama dari Dokter Aldino dan Dokter Fransiska.

"Sayang.. Gimana keadaan nya? " tanya Bunda nya.

"Masih belum bangun bun, apa benturan yang keras itu.. Menyebabkan kondisi dia seperti ini? "tanya Fando.

"Hmm ada sesuatu yang bunda belum sampaikan ke kamu"

Fando mengernyit. "Apa itu bun? " tanya nya penasaran.

"Sebagian memori nya hilang fando, dia kemungkinan dapat mengingat 5% dari 100% " jelas Bunda nya.

"Itu artinya, 95% memori nya hilang Bun? " Fando memastikan.

Bunda nya hanya mengangguk mengiyakan Fando.

"Kasian sekali dia bun, pasti keluarganya cemas"

"Kamu jaga dia baik baik, perlahan dia pasti akan kembali mengingat" Bunda nya kemudian pergi meninggalkan Fando.

Semenjak kepergian Prilly ,Ali menjadi tidak terkontrol. Emosi nya terlalu berlebihan, tidak stabil. Bahkan ia memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah, meski sudah di bujuk berkali kali oleh teman teman nya. Separuh jiwa nya menghilang, seolah dunia nya benar benar hancur sekarang.

"Prill... Lo dimana" gumam nya.

"Ali..lo ga boleh kaya gini li" Resti merasa cemas.

"Untuk apa gue hidup kalau tujuan hidup gue aja ninggalin gue" ucap nya getir.

"Sampai kapan sih lo kayak gini haa? Percuma lo tangisin dia li.. Dia aja ga tau lo nangis buat Dia"teriak Resti.

"Diem.. Lo diem.. " Bentak Ali.

Resti pun terdiam.

"Maaf li.. Tapi lo-"

"Gue bilang diem!! Gue yakin prilly masih hidup,Prilly gaakan pergi ninggalin gue" bentak Ali.

"Dia udah pergi li dari hidup lo, dia udah mati!! Lo harus bisa nrima ini li" jerit Resti.

"Plaaaaakk"
Tangan Ali reflek menampar Resti hingga tersungkur.

"Aaaaawh... Lo bener bener Sakit jiwa gara gara dia"

Resti pun pergi meninggalkan Ali.

Resti mengusap kasar pipi nya. Terlihat kekesalan di raut wajah nya.
"Aaaaah.. " Tangan kanan nya meninju tembok di sebelah nya.

"Kenapa lo? "tanya Silvi.

"Aaaaagh.. Cuma  cowok gila yang berani nampar gue" kesal Resti, nafas nya masih naik turun.

"Maksud lo? Ali nampar lo gitu? " tanya Silvi.

"Iyaaa gila gak tuh hah? Cuma gara gara cewek itu dia berani nampar gue..dasar brengsek! " Kaki Resti menendang tempat sampah di samping nya.

"Gila tuh cowok, udah sinting kalik" Silvi ikut menanggapi.

"Aaaakh.. Segitu cinta nya dia Sama cewek gak guna itu? Sampai buat dia gilaa" Resti masih merasa kesal.

"Sabar Res, sabar pelan pelan gue yakin pasti lo bakal dapetin hati Ali"

"Haaah pelan pelan gimana? Tadi ada secara ga langsung dia udah matiin jalan gue" Resti bersungut sungut.

My Posesif Playboy [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang