TiGa-eMpaT

3.5K 228 5
                                    

Ketika semua panik dengan kondisi Prilly di luar, tiba tiba Devan datang bersama sang tunangan. Devan berlari menghampiri Ali cs.

"Prilly mana? Katanya dia udah ketemu? " Teriak Devan, nafasnya masih terengah engah.

Ali hanya menatap dingin Devan, Gigi nya menggertak, tangan nya mengepal, ia bangkit kemudian menghantam Devan dengan sebuah pukulan hingga dia tersungkur di lantai.

Devan memandang Ali, tatapan nya seolah tidak terima, tangan nya masih memegangi ujung bibir nya.
Tunangan Devan berlari menghampiri Devan, dia segera membantu Devan untuk bangkit.

"Apa salah Devan sama lo?! "teriakan tunangan Devan menggema di lorong rumah sakit.

Mata Ali beralih menatap Gadis yang menolong Devan, tatapan nya begitu dingin sedingin es.
"Lo siapa? " bentak Ali. Gadis itu terdiam. Ia tidak berani angkat suara. Lidah nya mendadak kelu.

"Siapa hah? " bentak nya sekali lagi.

Gadis itu hanya menunduk takut menatap mata Ali.

"Tadi lo berani banget ngebentak gue,sekarang kok malah nunduk hah?" Ali masih terlihat marah.

"Bagaikan lo tadi singa sang raja hutan terus mendadak jadi kucing ketika ketemu pemburu! " Lanjut Ali.

"Gue tanya.. Lo siapa hah?! Kenapa lo ikut campur? Pake sok sok an ngebela dia, lo siapa?! " Teriak Ali.

"Aa.. Gg.. Gu.. Gue.. Ggue.. " gadis itu terlihat gagap.

"Gue apa?! " Ali terus mengeksekusi gadis itu.

Eni menepuk nepuk pundak Ali, pelan. Berharap emosi Ali tidak meledak ledak melebihi ambang batas.

"Udah al.. Udah" Ciya ikut bersuara.

"Jangan mentang mentang kalian sahabat si pecundang terus belain mereka" Suara Ali semakin meninggi.

"Jawab gue " Bentak Ali.

"Gue tunangan nya Devan" Jawab gadis itu ketakutan, dia masih saja menatap ujung sepatu nya.

Tulang pipi Ali mendadak mengeras, tatapan nya semakin tajam, bola mata nya terus mengintai Devan, seolah tidak mau memandang objek lain.
Ali mengambil langkah, dia meraih kerah baju Devan lalu memukul nya -lagi,hingga Devan babak belur, darah dari hidung nya mengucur, Sahabat sahabat Ali berusaha menenangkan Ali. Irfan sekuat tenaga menarik lengan Ali agar dia menjauh dari Devan.sementara Devan dia masih tersungkur di lantai, sesekali mengusap darah yang mengalir.

"Heeh ingat!! Luka ini ga sebanding dengan luka yang lo kasih ke Prilly, ingat!! Lo tega tega nya selingkuh dari dia saat dia gaada di sekitar lo!! Lo itu cowok nya harus nya lo cari dia saat dia ngilang bukan malah cari pengganti! " Teriak Ali. Emosi nya masih menggebu gebu, dada nya naik turun, nafasnya masih belum teratur.

"Gue bosen nunggu Prilly" akhir nya Devan angkat suara.

Ali semakin menegang di tempat. "Apa? Bosen kata lo? Bosen?!  Heh lo bego atau gimana? Lo udah nyianyiain cewek sebaik Prilly" bentak Ali.

Devan menatap Ali, ekspresi nya terlihat tidak terima. Ia telah di permalukan didepan semua orang.

"Apa bedanya gue dari lo haa? Lo juga sama aja kan kaya gue? Bahkan lo lebih parah" balas Devan.

"Jaga mulut lo!! " teriak Ali.

"Heh Devan, gue ga nyangka lo kayak gini ya, lo setega ini sama pacar lo? Pacar lo lagi sekarat terus lo malah senang senang, cari pelarian gitu? Ternyata semua cowok itu sama aja" Eni ikut bersuara.

"Ingat Dev, ingat Prilly dulu slalu ada buat lo saat lo susah, seharus nya saat ini lo juga harus ada buat dia" Teriak Ciya.

"Heeeh lo cewek gatel!! Seharus nya lo cek dulu cowok yang mau lo tunangin,udah punya pacar apa belom, lo sama sama cewek ya apa lo ga punya hati?! " bentak Eni.

My Posesif Playboy [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang