DuA-SeMbiLaN

3.6K 247 15
                                    

Tepat pukul 19.00 Ali tiba di rumah nya, keluarga nya sudah menyambut bahagia, di sana juga ada sahabat Ali (Dimas, Gusti, Irfan)  yang sudah menanti. Ali langsung memeluk para sahabat nya. Mereka terlihat bahagia.
Ada sejuta kerinduan yang terpendam dalam hati mereka masing masing.

"Gile.. Lu bro makin tampan aja"Puji Dimas yang masih mengamati penampilan Ali.

"Thanks bro.. Refreshing gue disana banyak cewe cantik " Cengir Ali.

"Wiih enak bener idup lu" komentar Gusti.

"Tadinya, tapi mendadak suram gara gara ada Mila sama Resti"

"Gila masih aja mereka ngejar ngejar lo" Irfan ikut berkomentar.

"Yang jelas gue gamau tau"

"Eh... Geng icikiwir.. Ngapain lo disitu bukan nya balik udah malem" teriak Gusti.

"Icikiwir? " Eni dan Ciya saling tatap.

"Heeh loo gajah bengkak dieem" Bentak Eni.

"Apaa ??gajah lo bilang? "Teriak Gusti.

"Hooh Gus, tadi dia bilang Gajah masa.. Eh udah gajah bengkak lagi udah gede makin gede... BOOM" Dimas mengompori.

'Pletaaak'

"Aduuuh... Kenapa gue yang di jitaaak sakit tau ga" keluh Dimas.

"Lo ngledekin gue barusan" Kesal Gusti.

"Gue ga ngledek nyatanya lo kan gede" jelas Dimas.

"Yaelaaaah Dimaas.. Mana ada orang gendut mau ngaku gendut haa? Hello.. Mereka juga slalu bilang kalau mereka kurus padahal yaa udah segede gajah" Eni tertawa.

"Ahahahaa bener bener tos dong" Ciya ikut tertawa.

Terdengar tos hebat dari mereka berdua. Sementara Gusti tak henti mengucap sumpah serampah nya dalam hati.

"Heey udah udah lo berdua masuk dulu gih " Ali menengahi.

"Yeeey.. Makasih Ali.. Lo emang baik" Lagi lagi Eni mencubit Pipi Ali.

"Eh gue juga mau dong nyubit" Ciya ikut ikutan.

"Lo nyubit bayar" Ali memperingati.

"Aaamh.. Gajadi deh tiba tiba tangan gue gatel duuh.. " Ciya pun mengikuti Eni yang sudah masuk kedalam.

Malam itu malam yang membahagiakan bagi Ali, rindu nya kepada sahabat sahabat nya sudah terobati, meskipun rindu nya kepada Prilly belum juga diobati.

Saat ini rumah Ali benar benar ramai nyaris seperti reuni keluarga besar.
"Eh.. Kita main tebak tebak an yuk..! "ajak Irfan.

"Tebak tebak an apaan dah? " Ali menanggapi.

"Udah main aja dulu.. " ucap Dimas.

"Okee" jawab mereka serentak.

"Mulai ya.. Eheem.. Pensil di balik jadi? " tanya Dimas.

"Yaelah gini doang... Lisnep Lisnep" Gusti menjawab.

"Oke... Selanjutnya.. Bakso di balik ?"

"Oskab lah.. " seru Irfan.

"Salah... "

"Lah kok salah?bener pea! " Irfan bersikeras.

"Yaiyalah Bakso di balik ya tumpah bego lu" toyor Dimas.

"Oh iya juga yaa... Lagi lagi... " Irfan Antusias.

"Kenapa Jatuh selalu kebawah? " Kini Ali yang bertanya.

"Yaa karna jatuh lah... Sakit jadi kebawah" Gusti berpendapat.

"Salah... "

"Terus apaan? " tanya Dimas.

"Ya karna kalau ke atas namanya ga jatuh dong jadi terbang" Ali terbahak.

"Anjiir... " Komentar Irfan.

"Eh gue ada tebak tebakan nih buat kalian" Eni berteriak.

"Apaan? "jawab mereka serentak.

"Dengerin baik baik okee"

"Iyaa bawel" Gusti mendengus kesal.

"Kenapa cowok selalu salah dan cewek selalu benar? "

"Lah mana ada kegitu gak gak gak ada" Protes Gusti.

"Hiih jawab dulu" kesal Eni.

"Gak tauu" teriak Irfan.

"Karna cewek selalu merasa benar iya kan" Ali memastikan.

"Salah.. "

"Trus paan? "

"Ya karena di dunia ini tuh adanya  Mas-alah bukan Mba-salah" Eni terkekeh.

"Huuu dasar cewek lagian gue heran waktu pacaran tuh sama cewek ya.. katanya Pegang hati ku agar gak diambil yang lain ,Gimana mau megang hatinya kalau baru sampai dada aja udah di gampar" Dimas tertawa puas.

"Ahahah benar benar banget cuy katanya pacaran sehat masa minta susu nya ga boleeh dasar cewek aneh" Irfan ikut tertawa.

"Hooh dah katanya mau cowok nya maju ,jadi yang terbaik tapi giliran cowok nya berubah malah di komentarin ma dia, katanya'Kamu berubah,kamu ga kaya dulu'yaa iyalah kalau ga berubah gimana mau maju" Gusti menambahkan komentar nya.

"Aduuh dasar cewek makhluk tuhan paling aneh " Ali terkekeh.

"Katanya Aneh kok di  pacarin" Eni dan Ciya kompak berteriak.

"Katanya cowok setia ujung nya juga mendua, katanya aku cinta kamu, aku gamau kehilangan kamu halaah dasar buaya" Sindir Eni.

"Katanya cowok yang lembut, penyayang, tapi kok tega ngelukain hati cewek" Ciya ikut berkomentar.

"Itu ke hilaf an cowo" Ali bersuara.

"Hilaf ko beberapa kali" ketus Eni.

"Ya makan nya jadi cewek jangan baper lah" Gusti ikut bersuara.

"Heey makan nya jadi cowok jangan gampang caper" Balas Ciya.

"Cewek chat cowo hanya sebatas teman eh kalau cowok chat cewe, semua di panggil sayang" Timpal Eni.

Para cowok itu terlihat bingung kehabisan kata kata.

"Gausah am em am em bilang aja kehabisan kata kata lo semua " Gertak Eni.

"MAKAN NYA JANGAN SUKA NGERENDAHIN CEWEK! " Teriak Eni dan Ciya bersamaan.

Malam sudah semakin Larut ,Eni dan Ciya pun kembali menuju rumah nya.
Sekarang hanya tersisa cowok cowok rese itu.

"Eh, Gue rasa kita terlalu kasar sama icikiwir" Sesal Gusti.

"Apa perlu kita mengucap kata maaf? Dengan puisi yang indah?" Irfan mendadak berapi rapi.

"Ih najis banget lu fan! " komentar Ali.

"Sejak kapan lo puitis? " Ali merasa heran.

"Entahlah dirikupun terlupa" Jawab Irfan.

"Cuiih Najis"

#

Hari ini orang tua Fando memang pulang terlambat dari biasa nya, ada hal yang harus di bicarakan mengenai pekerjaan mereka berdua sebagai seorang Dokter.dan mereka sudah menyepakati nya.

"Fando... "Panggil  Ayahnya.

"Iya ayah kenapa ada apa? "

"Mulai besok Ayah dan Bunda pindah ke Jakarta "

"Jakarta? Terus rumah ini? "

"Rumah ini akan bunda kontrakkan sayang jadi kamu sama Tasya terpaksa pindah juga ke Jakarta " jelas Bunda.

"J-jakarta bun? " tanya Prilly.

"Iyaa sayang.. "

"Terus kuliah aku? " tanya Fando.

"Sudah Ayah urus di sana nanti" jelas Ayah.

Prilly termenung, seolah ingatan tentang kota itu perlahan kembali.

My Posesif Playboy [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang