EmPaT BeLaS

4.7K 303 20
                                    

Pagi itu keluarga Ali sarapan bersama dengan formasi lengkap;Ali,Papanya,Mamanya,Fero dan Prilly.

Prilly masih malu atas insiden semalam, bisa bisa nya dia terperangkap dalam jebakan Ali. Ingin rasanya Prilly menjitak kepala Ali sekarang juga.

Ali masih saja tertawa melihat Ekspresi Prilly, tergambar jelas kalau prilly begitu kesal dengan Ali.

"Ekheem ma, pa aku berangkat dulu" pamit Prilly.

"Loh kamu ga berangkat bareng Ali sayang? "Tanya Mama Riani.

"Ouuh.. -"

"Dengan senang hati ma.. Yaudah pa, ma Ali sama Prilly berangkat dulu" potong Ali cepat.

Hal itu semakin membuat Prilly kesal sekesal kesal nya pada Ali.

Pagi ini mereka naik Mobil yang biasa Ali gunakan untuk menjemput Prilly. Sekilas kenangan kenangan indah itu muncul di benak Prilly, ingin sekali mengulang setiap moment yang pernah ia lakukan bersama Ali di mobil itu. Namun waktu tetaplah waktu ia berjalan maju, tanpa mau bergerak memutar ke masa lalu.

Prilly pun masuk ke dalam mobil, hening sunyi beginilah keadaan nya sekarang, tidak seperti dulu dimana  Ali yang selalu saja menyambutnya dengan lelucon lelucon pasaran nya.

Ali melirik ke arah Prilly, memperhatikan setiap sisi menarik dari prilly.seperti ada yang kurang baginya, ia lupa Prilly bukanlah kekasih nya lagi.melainkan mantan kekasih. Yaa mantan.

"Udah? " tanya Ali datar.

"Hmm"

Mungkin sudah bisa di tebak oleh Ali mengapa gadis itu bersikap demikian, Prilly ingin melupakan Ali. Namun bukan Ali namanya jika dia membiarkan mantan nya semudah itu melupakan nya.

Tepat pukul 06:45 Prilly dan Ali sampai di sekolah. Ali sudah di sambut oleh  geng rusuh nya tentunya bersama Ciya.
Begitupun Prilly dia sudah di sambut hangat oleh Eni.

"Hay broo" sapa Ali kepada anak buah nya.

"Sayaaaang" Ciya berlari menghampiri Ali dan langsung memeluknya,seketika membuat Prilly terkejut.

Ali pun membalas pelukan Ciya dan melepaskan nya,kini tangan nya beralih menggandeng tangan Ciya. Di genggamnya erat erat, seolah tak mau kehilangan .

"Bro.. Gue kira lo berangkat bareng Ciya eh ternyata sama Mantan" Dimas terkekeh.

"Hahaaa yoi bro bokap gue yang nyuruh"

"Eh nyokap dah" kata Ali mengulangi.

"Nyokap dia.. Nyokap tiri gua" jelas Ali.

Prilly hanya menatap sinis ke arah Ali dkk.

"Prillyy.....! "teriak Eni menghampiri Prilly.

"Hey.. Enii " sambut prilly hangat.

"Kuy ke kelas udah mau bel, and btw today kita makan makan prill" jerit Eni seketika membuat Ali mengaduh karena suara nya yang waw.

"Aduuh kuping guaaa sakit"

Eni langsung mengalihkan pandangan ke arah Ali yang masih ber-akting kesakitan.

"Heeeh Ali baba lu kagak usah sok dah" toyor Eni.

"Wah wah berani banget lo noyar noyor pala orang" gertak Gusti.

"Heh.. Lopikir kalian tuh siapa haaa? Yang harus di takutin satu sekolah? Hellow ngaca ngaca ngaca pada bawa kaca kagaak?! Kalian bukan tuhan ataupun utusan nya jadi buat apa gue takut" Cerocos Eni panjang kali lebar kali tinggi.

My Posesif Playboy [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang